"Jangan menutup hati hanya karena marah, kecewa atas kesalahan orang lain lakukan padamu yang membuatmu terluka, jangan merasa paling tersakiti karena bisa jadi kamu juga penyebab luka bagi orang lain."
Sehingga tatapan mata mereka bertemu, Fiqrie menyunggingkan senyumnya di bibir tipis nya.
"Manis."Melihat senyuman di bibir Fiqrie dengan spontan Dinda berucap.
"Hah, kamu ngomong apa?" Sementara Wulan yang tidak terlalu jelas mendengar ucapan Dinda, sehingga Wulan bertanya kepada Dinda.
"Aku tidak ngomong apa-apa."Dinda memalingkan wajahnya ke arah Wulan.
"Tadi aku mendengar kamu seperti sedang ngomong." Wulan menatap wajah Dinda.
"Salah dengar kamu tuh."Sanggah Dinda.
Melihat Dinda sudah tidak melihat ke arah nya lagi Fiqrie pun menoleh ke arah depan.
Suasana di dalam kelas terlihat hening seluruh siswa siswi sibuk menyalin tulisan yang berada di papan tulis kedalam buku tulis.
"Aduh."Lirih Wulan.
"Kenapa?"Tanya Dinda.
"Pegel tangan ku."Wulan berhenti menulis lalu dia meletakkan pena di atas buku tulisannya.
" Ya udah istirahat saja dulu."Dinda menyuruh Wulan untuk istirahat.
"Iya, nantik aku pinjam buku catatan mu."
"Iya aman itu." Dinda berbicara sambil menoleh ke arah papan tulis.
Jam istirahat........
Setelah ibuk guru meninggalkan kelas maka seluruh siswa siswi berhamburan keluar dari kelas. Dinda sedang mengemasi peralatan tulisan nya ke dalam tas.
"Din."Wulan sudah berdiri dari bangku.
"Apa Lan?"
"Aku mau ke toilet, apa kamu mau ikut?"
"Gak."
"Aku ke toilet dulu, nantik kamu tunggu aku di kantin."Wulan pergi meninggalkan Dinda.
"Iya Lan."Dinda melihat Wulan sudah berjalan melewati pintu kelas.
Setelah itu Dinda menoleh ke arah bangku yang berada di pojok.Dinda melihat sekeliling kelas, lalu mata nya tertuju pada sosok yang sedang duduk di bangku paling pojok dengan kepalanya di geletakan di atas meja.
Sedang apa dia di situ?
Bukan lah ini sudah jam istirahat
Kenapa dia masih berada di kelas?
Tiba-tiba saja terbesit sebuah ide di kepala Dinda. Dinda berdiri dari bangku lalu dia menghampiri sosok yang berada di bangku pojok.Dinda sudah berdiri di samping bangku sosok tersebut, tetapi si sosok itu tidak menyadari keberadaan Dinda yang sudah berada di samping nya.
Dinda melihat ke arah meja, dia mendapati wajah si sosok itu tergeletak di atas meja dengan kedua mata tertutup.
Sepertinya dia sedang tertidur
Kenapa dia bisa tertidur di kelas?
Ah sebaiknya aku coba membangunkan dia
"Fiqrie bangun." Dinda membangunkan Fiqrie dengan cara menggoyangkan lengan Fiqrie.
Sudah tiga kali Dinda membangunkan Fiqrie dari tidurnya tetapi Fiqrie belum juga terbangun.Perut Dinda berbunyi karena lapar.
"Ah sebaiknya aku ke kantin saja."Dinda melangkah pergi meninggalkan Fiqrie yang masih tertidur di dalam. kelasnya.
Dinda mempercepat langkahnya kakinya, selain itu Dinda juga teringat bahwa Wulan menyuruh Dinda untuk menunggu di kantin.Dinda sudah tiba di kantin sekolah. Dinda memandangi sekeliling kantin sekolah untuk menemukan keberadaan Wulan.
Tetapi Dinda tidak menemukan keberadaan Wulan di kantin sekolah.
Kemana Wulan?
Mungkin Dia masih di toilet
Sebaliknya aku cari bangku kosong
Dinda melihat sekeliling kantin untuk mencari bangku kosong.Di sebuah bangku panjang yang berada di kantin sekolah terduduk lah tiga orang siswi yang sekelas dengan Dinda.
"Hei, coba kalian lihat itu si gendut."Seorang siswi itu menyenggol kedua lengan temannya secara bergantian.
"Iya."Kedua melihat Dinda yang sedang berdiri.
"Dinda sini."Siswi yang tadi pagi menyuruh Dinda membawa tas nya memanggil Dinda.
"Kamu ngapain manggil dia buat kesini?"Si siswi yang pertama kalian melihat Dinda terkejut saat temannya menyuruh Dinda untuk menghampiri mereka.
"Sudahlah natik kalian juga tahu."Sambil tersenyum sinis.
"Aku."Merasa nama nya di panggil maka di menoleh ke arah tersebut. Dinda mendapati tiga perempuan yang sekelas dengan dirinya, tetapi Dinda belum berkenalan dengan ketiga perempuan itu.Dinda takut salah orang sehingga dia memastikan terlebih dahulu bahwa memang dia yang di panggil oleh salah satu dari mereka.
"Iya, kamu sini."Si Siswi itu mengerakan lengan nya memberikan kode kepada Dinda untuk menggampiri mereka."
"Baiklah." Dinda pun, menurut mereka dengan berjalan menghampiri mereka.
Dinda sudah berdiri di depan meja mereka.
"Din, sini duduk dengan kita."Siswi itu menyuruh Dinda duduk di bangku yang sama dengan mereka.
"Iya."Dinda pun seperti kerbau yang hidungnya telah di tusuk oleh si siswi tersebut sehingga dia hanya bisa menuruti si siswi tersebut.
"Btw, Din kita kan belum kenalan."
"Eh, iya kita belum kenalan."
"Nama ku Zia."Zia memperkenalkan dirinya kepada Dinda.
"Ternyata nama kamu Zia, namanya secantik orangnya."Puji Dinda.
"Jelas saja Zizi itu cantik, dia kan siswi tercantik di seantero sekolah ini."Ucapan si teman Zia.
"Nama kamu siapa?"Dinda melihat si teman Zizi.
"Kamu ingat baik-baik nama ku Lena."
"Iya Lena."
"Aku Rini."
"Dia gak nanya tuh."Cetus Zizi.
"Ah Zizi kok gitu sih."Rini berbicara dengan nada suara yang manja sambil menggoyangkan tubuh Zizi."
"Ya udah sudah aku tanya nama kamu siapa?"Tanya Dinda.
"Rini, nah dia nanya nama aku kan." Jawab Rini.
"Kamu udah pesan makanan?" tanya Zizi.
"Belum."
"Kalau begitu sekalian kamu pesankan makanan untuk kami."Ucapan Lea.
"Kalian mau aku pesankan apa?" tanya Dinda.
"Aku nasi goreng."Jawab Lena.
"Kalau aku bakso." Ucapan Rini.
"Kalau Zizi mau pesan apa?" tanya Dinda.
"Mie goreng."Jawab Zizi.
"Kalau gitu aku pesan dulu."Dinda berdiri dari tempat dulu, lalu dia berjalan pergi meninggalkan mereka.
Setelah Dinda memesan makanan dia kembali berjalan menuju meja yang tadi.Dinda sudah berdiri di depan bangku lalu Dinda hendak mendudukkan pantatnya di kursi itu.
"Dinda."Ucapan Lena.
"Iya Len."
"Tadi kita cuma pesan makanan belum pesan minum."Ucapan Lena.
"Iya benar." Ucapan Rini.
"Din sekarang kamu pesan lagi minum buat kita." Zia menyuruh Dinda memesan minuman.
"Kalian mau minum apa?" Dinda tidak jadi duduk. kembali di bangku itu,
"Aku jus avokad."Jawab Lena.
"Mangga." Ucapan Rini.
"Jeruk."Ucapan Zizi.
"Kalau begitu aku pesan dulu." Dinda melangkah pergi meninggalkan mereka.
Mereka sudah duduk di bangku panjang yang berada di kantin.Makanan dan Minuman yang mereka pesan juga sudah berada di meja.Dinda hendak menyuapi lontong sayur ke dalam mulutnya.
"Din, apa aku bisa minta tolong?" Rini berbicara sambil menatap wajah Dinda.
"Mau minta tolong apa?" Dinda tidak jadi menyuapi lontong sayur kedalam mulutnya.
"Ambilkan kecap, saos dan sambel."Jawaban Rini.
"Dimana?" tanya Dinda.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Caca
iklan buat kk ry😁
2025-01-01
0
Indah MB
🌹🌹 untuk Dinda....
Get Married with uncle Arkhan, mampir
2024-07-29
1
Noviyanti
bunga mendarat buat dinda yg suka makan
2024-05-31
1