"Hidup itu sebuah perjalanan buka perbandingan, maka jangan bandingkan prosesmu dengan orang lain, karena kita berdiri di bumi yang sama tapi dengan takdir yang berbeda."
Semoga saja siswi baru nya cantik
Biar tambah semangat aku sekolahnya
Habis bosan aku lihat siswi di kelas ini gak ada yang cantik
Siswi baru terus melangkah mendekati ibuk guru yang berdiri di depan papan tulis.Siswa siswi yang berada di dalam kelas terus melihat ke arah siswi baru tersebut.Mereka melihat penampilan Siswi baru itu dari ujung kaki sampai ujung rambut.
Siswi baru itu memakai seragam putih abu-abu dengan rok yang panjangnya di bawah lutut serta baju nya di masuk kedalam. Rambut siswi berwarna hitam legam itu di kuncir dua.Bentuk tubuh siswi baru itu pendek, gendut dan kulit nya putih.
Ah realita tak seindah ekspetasi
Aku berharap siswi barunya cantik dan langsing
Ini malah jelek dan gendut
Ah makin malas sekolah kalau kayak gini
Habis siswi baru ini merusak pemandangan mata ku saja
Seorang Siswa berbicara berbisik kepada teman yang berada di sebelah bangkunya.
"Silahkan perkenalkan diri kamu kepada teman-teman sekelas."Buk guru menyuruh siswi baru yang sudah berdiri di samping nya untuk memperkenalkan dirinya kepada teman-teman sekelasnya.
"Baiklah buk, selamat pagi teman-teman."
"Pagi."Hanya beberapa siswa siswi yang membalas sapaan siswi baru itu.
"Perkenalkan nama aku Dinda Safitri, biasa di panggil Dinda."Dinda memperkenalkan dirinya kepada mereka.
"Eh, tadi nama kamu Dinda apa?" tanya seorang Siswa.
"Dinda Safitri."Dinda menyebutkan kembali nama lengkap kepada mereka.
"Tapi lebih cocoknya nama kamu itu Dinda Sapi, soalnya badan kamu mirip sapi. Yang bunyi nya itu Momo momo."Setelah berbicara seperti itu Si Siswa itu menirukan suara sapi.
"Hahahaha."Mereka semua tertawa mendengar ucapan si Siswa tersebut terkecuali Fiqrie.
"Apa yang kalian tertawakan?"Buk guru menatap tajam ke arah mereka.
"Itu buk Si Afandi menirukan suara Sapi,mana suaranya sama persis kayak suara sapi benaran lagi buk maka nya kita semua tertawa."Jawab seorang Siswi.
"Buk."Seorang Siswa mengacungkan jari telunjuknya yang sebelah kanan ke atas.
"Ada Fiqrie."Buk guru melihat ke arah Siswa yang mengacungkan jari telunjuk.
"Apa saya boleh bertanya sama Dinda buk?"Fiqrie menurun jari telunjuk nya.
"Kamu nanya bertanya-tanya."Afandi berbicara sambil menirukan Dilan Kw.
"Hahahaha."Mereka semua tertawa mendengar Afandi yang berbicara seperti Dilan Kw, terkecuali Fiqrei menatap kesal ke arah Afandi.
Melihat Afandi yang sedang berbicara sambil menirukan Dilan Kw, membuat perut Dinda terasa di geliting sehingga ingin tertawa.Dinda berusaha menahan tawanya, agar tawanya tidak terlepas.Tetapi dia gagal menahan tawanya sehingga dia tertawa.
"Hehehe."Dinda tertawa.
Fiqrie kembali menoleh ke arah depan, dia melihat Dinda sedang tertawa.
"Cantik."Melihat tawa Dinda lepas membuat Fiqrie Terpesona.
"Sudah-sudah kalian jangan tertawa terus.Memang kamu tanya apa sama Dinda?"
Mendengar ucapan buk guru mereka pun berhenti tertawa. Mereka menoleh ke arah Fiqrie dengan rasa penasaran.
"Alamat rumah kamu dimana?"
"Buat apa kamu nanya alamat rumahku?" Dinda berbicara sambil menatap wajah Fiqrie.
"Biar bisa ngapelin kamu setiap malam minggu."
"Suwit suwit suwit."Sorak mereka kepada Fiqrie.
Dinda yang merasa malu lalu dia menundukkan kepalanya, wajah Dinda merona ini pertama kalinya ada cowok yang berniat mau ngapelin dia setiap malam minggu.
Ingat Dinda
Kamu jangan pede
Paling Dia itu cuma
Bercyandaa Bercyandaa Bercyandaa
Mana mungkin ada cowok yang suka sama cewek gendut kayak kamu
"Sudah-sudah kalian ke sekolah buat belajar menuntut ilmu bukan buat pacar-pacaran."
"Ya elah ibuk guru kayak gak pernah muda saja." Cibir Afandi.
"Saya pernah muda kamu yang belum pernah tua."
"Buk, Afandi itu udah tua lihat wajahnya udah kayak kakek." Ledek seorang siswa kepada Afandi.
"Tua dari mana wajahku seganteng Lee Min Ho gini."Afandi berbicara memegang wajahnya.
"Hahahaha."Mendengar ucapan Afandi membuat mereka semua tertawa bahkan buk guru pun ikut tertawa.
"Wajah kami memang terlihat seperti Leen Min Ho tapi kalau di lihat dari tower sambil pake sedotan."Cibir Siswi.
" Ya gak kelihatan dong."
"Sudah-sudah jangan ribut lagi, Dinda sekarang kamu duduk di bangku kosong yang berada di samping Wulan."Buk guru menujukan jarinya ke arah bangku kosong yang berada di baris kedua sebelah kanan.
"Baiklah buk." Dinda berjalan menuju ke arah bangku kosong.
Setibanya Dinda di samping bangku kosong itu, Dinda mendudukkan pantatnya di atas bangku lalu dia melepaskan tas ransel yang berada di punggung nya. Dia meletakkan tas ransel di atas meja.
"Kalian bukak buku mapel (mata pelajaran)."Buk guru sudah duduk di kursi guru, dia menyuruh mereka membuka buku mapel.
"Sudah, halaman berapa buk?"
"Halaman 103, kerjakan sekarang tanpa bersuara."
"Baiklah buk."
"Apa aku boleh melihat buku mapel punya kamu?"Dinda mengeluarkan buku tulis berserta pena dari dalam tasnya, lalu dia menoleh ke arah bangku di sebelahnya.
"Boleh, lihat saja."
"Oh, iya kita belum kenalan.Nama kamu siapa?"
"Wulandari."Wulan mengulurkan tangan kearah Dinda.
"Dinda."Dinda menjabat tangan Wulan, setelah itu mereka melepaskan jabatan tangan.
Setelah itu mereka fokus mengerjakan soal yang berada di buku mapel, tetapi Wulan mengalami kesulitan untuk mengerjakan soal tersebut.Sementara itu Dinda menulis jawab dari soal yang berada di buku mapel ke dalam buku tulis.
Wulan menoleh ke sampingnya, dia melihat Dinda sedang menulis di buku tulis dengan menggunakan pena.
"Dinda."
"Iya, apa?" Dinda berhenti menulis lalu dia menoleh ke arah Wulan.
"Apa kamu sudah selesai mengerjakan soalnya?"
"Belum sedikit lagi, kenapa?"
"Aku tidak mengerti dengan soal nomor satu, apa kamu bisa mengajarin aku?"
"Bisa, aku selesaikan dulu punyaku setelah itu baru aku ajarin kamu."Dinda melanjutkan mengerjakan soal yang tinggal sedikit lagi di jawab.
Dinda mengajari Wulan cara mengerjakan soal nomor satu.
"Apa kamu sudah paham?"
"Sudah."
"Coba kamu kerjakan soal nomor dua sendirian."
"Baiklah."Wulan mencoba mengerjakan soal nomor dua sendirian.
Tiga puluh menit berlalu........
Terdengar bunyi bel sekolah yang menandai pergantian jam pelajaran.
"Kalian kumpulkan buku latihan sekarang."Ibuk guru berdiri dari tempat duduk.
"Baiklah buk."Mereka menjawab serentak.
"Buk bukunya di kumpulin sama siapa?"
"Fiqrie."
"Buk buku diletakkan dimana?"
"Di meja ibuk yang berada di kantor."Setelah mengatakan itu ibuk guru berjalan pergi meninggalkan kelas.
Fiqrie berdiri dari tempat duduk lalu dia berjalan menghampiri Dinda.
"Hai, kita belum kenalan. Aku Fiqrie." Fiqrie sudah berdiri di depan meja Dinda, Fiqrie mengulurkan tangan ke arah Dinda.
...~ Bersambung ~...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 128 Episodes
Comments
Caca
mantul kk ry
2024-12-27
1
Dewi Anggya
jangankan yg fisiknya ndutt yg ganteng, badannya sedang aja dibully ... duniaaaa kejaam
2024-05-13
1
Syhr Syhr
Jangan gitulah. Berasa sempurna kalian/Frown/
2024-02-10
1