SATU BERKAS INGATAN FELICIA

            “Ayah bicara dengan siapa??”

            Ketika Tuan Gumilar menyelesaikan ceritanya, seseorang datang dengan suara dinginnya dan memandang Adrian dengan tatapan yang sedikit sengit. Meski hanya sekilas, Adrian tahu keberadaannya mungkin tidak disukai.

            “Ah, Eric!! Kemari, Nak!”

            Melihat secara langsung dan membandingkannya dengan foto, Eric terlihat jauh lebih tampan aslinya. Meski bukan anak kandung Tuan Gumilar, tapi jika mereka semua bersanding termasuk dengan Felicia, siapapun tak akan ada yang menyangka jika Eric bukanlah anak kandung Tuan Gumilar dan istrinya. Wajah Eric mirip dengan Felicia dan keduanya sama-sama punya aura mewah pertanda anak dari keluarga kaya.

            “Siapa ini, Ayah??” tanya Eric masih memandang dingin ke arah Adrian.

            Tuan Gumilar mengangkat tangan kanan Adrian yang terikat gelang merah pertanda pernikahannya dengan Felicia. “Ini Adrian. Suami Felicia dari pernikahan hantunya.”

            Erik mengerutkan alisnya dan Adrian tahu, kerutan alis itu bukanlah pertanda baik baginya.

            “Ayah benar-benar melakukannya?? Apa Ayah yakin, pria ini tidak menipu Ayah dan hanya mengincar uang Ayah saja??”

            Huft!! Adrian menghela napas lagi mendengar ucapan Eric yang cukup kasar padanya. Masalah yang lain!! Ya Tuhan, apa masalahku masih kurang banyak?? Kenapa kamu kirimkan masalah yang lain ketika segudang masalahku belum berakhir??

            “Adrian!!” Felicia yang merasakan perasaan Adrian ketika mendengar ucapan Eric yang terkesan menuduhnya buruk, membuat Felicia langsung mendatangi Adrian dengan menembus dinding. “Siapa pria tampan ini??”

            “Kakakmu.” Adrian menjawab dengan lirih.

            “Ehhhh?? Aku punya kakak setampan ini??” Felicia memandang ke arah Eric dengan mata berbinar.

            “Kamu lupa??”  tanya Adrian lirih.

            “Ya, aku tidak ingat.” Felicia menganggukkan kepalanya.

            “Dia bukan kakak kandungmu. Dia anak angkat yang diangkat ayahmu dan ibumu dua tahun sebelum kamu lahir, apa kamu juga nggak tahu itu??”

            Felicia memandang Adrian dengan wajah terkejut sebelum akhirnya memandang Eric lagi dengan tatapan yang aneh.

            “Ayah harus melakukannya, Eric!! Adikmu Felicia terus bergentayangan, ibumu juga jatuh sakit karena hal ini. Jadi agar ibumu bangun, Ayah harus melakukan ini untuk Felicia!!” Di saat Adrian sibuk bicara dengan Felicia, Tuan Gumilar berdebat dengan putra angkatnya-Eric.

            “Tapi, Yah!! Bagaimana Ayah bisa menjamin orang ini tidak menipu Ayah dan benar-benar menikah dengan Felicia yang bergentayangan??”

            “Gelang merah di tangannya itu, Ayah sendiri yang memasangkannya, Eric!!”

            Melihat bagaimana kerasnya Eric mengutarakan pendapatnya, Adrian dapat dengan jelas merasakan bahwa Eric tidak percaya akan hal-hal gaib seperti Tuan Gumilar. Tapi jika berada di posisi Tuan Gumilar, Adrian mungkin akan melakukan hal yang sama, mengingat istrinya jatuh koma karena tidak bisa menerima kematian putri satu-satunya.

            “Adrian??”

            Adrian yang sempat mengabaikan Felicia karena sibuk melihat perdebatan antara Tuan Gumilar dan anak angkatnya, terkejut mendapati Felicia jatuh di lantai dengan napas tersengla-sengal. “Feli??? Kenapa??”

            Adrian langsung mendekat ke tubuh Felicia dan membuat dua orang yang tadi berdebat karena dirinya langsung panik karena ucapan Adrian.

            “Eli, kenapa??” tanya Tuan Gumilar panik. “Kenapa dengannya?”

            “Feli beneran ada di sini??” tanya Eric yang kaget.

            “Feli!! Feli!!” Adrian mengabaikan dua orang di dekatnya dan sibuk memanggil nama Felicia yang kini mulai memejamkan matanya. Semakin dingin! Tubuhnya semakin dingin!! Merasakan tubuh Felicia yang semakin dingin, Adrian merasakan firasat buruk mengenai Felicia. “Paman, bisakah Paman memanggil paranormal yang membuatku menikah dengan Feli??”

            “Te-tentu, Nak.”            

            “Feli beneran ada di sini??” tanya Eric yang kini bingung karena tidak bisa melihat apapun selain Adrian yang sedang dalam posisi jongkok seolah sedang menahan tubuh seseorang.

            “Menurutmu??” balas Adrian dingin.

            *

            “Jadi kamu suami Felicia??”

            Paranormal yang jadi perantara pernikahan hantu antara Adrian dengan Felicia rupanya adalah seorang nenek tua yang berusia sekitar 70 tahunan. Meski kulit di wajah dan tubuhnya sudah mengerut karena faktor usia, paranormal bernama Nenek Dayu itu masih terlihat segar bugar.

            “Ya, Nek. Saya, Adrian.”

            “Berikan tanganmu, Nak!” Adrian memberikan tangan kanannya di mana gelang merah penghubung ikatan antara Adrian dengan Felicia terikat. Nenek Dayu pertama memeriksa gelang merah itu. “Gelang ini diikatkan sendiri oleh Tuan Gumilar. Gelangnya tidak bermasalah. Berikan tanganmu yang lain, Nak!”

            Adrian memberikan tangan kirinya dan Nenek Dayu melihat tangan kiri Adrian layaknya seorang peramal. “Apa yang terjadi dengan Feli, Nek?”

            “Kecocokan kalian berdua bagus. Satu-satunya alasan Nona Felicia mengalami serangan tadi mungkin karena pecahan ingatannya mulai kembali. Menjadi hantu gentayangan selama hampir satu tahun pasti membuat ingatannya sebagai manusia mulai menghilang. Beruntung sekali dua bulan sebelum setahun kematiannya, kami menemukanmu, Nak.”

            “Apa yang harus aku lakukan, Nek??” tanya Adrian.

            “Meski Felicia dinyatakan meninggal karena kecelakaan, sepertinya ada alasan lain kenapa arwahnya masih bergentayangan. Temukan itu sebelum satu tahun peringatan kematiannya dan setelah itu pernikahanmu akan berakhir. Felicia akan berenkarnasi dan kamu bisa kembali ke kehidupanmu, Nak. Maaf harus membuatmu menanggung ini, anak muda.”

            Adrian menatap Felicia yang masih terbaring di atas ranjangnya dalam keadaan tidak sadarkan diri. Dua bulan yah … aku hanya punya waktu dua bulan untuk menemukan alasan Feli gentayangan selama ini.

            “Baik, Nek. Akan saya lakukan.” Adrian menguatkan tekadnya. Adrian yang sudah menerima banyak hal dari keluarga Felicia, mau tidak mau harus membayarnya dengan membuat arwah Felicia tenang dan pergi dari dunia ini.

            “Anak muda!” Nenek Dayu  menggenggam tangan Adrian yang mengenakan gelang merah yang jadi penghubung antara dirinya dengan Felicia.

            “Ya, Nek.”

            “Gelang ini namntinya akan menghilang begitu alasan yang mengikat Felicia di dunia ini menghilang.”

            “Ya, Nek.” Adrian menganggukkan kepalanya. Tapi sesuatu tiba-tiba terpikirkan oleh Adrian. “Nek, bisa aku bertanya?”

            “Silakan, Nak.”

            “Kenapa aku??” tanya Adrian. “Kenapa aku yang bisa melihat amplop dengan tali merah ini??”

            “Apa kamu sudah bertemu dengan nyonya rumah ini?” Nenek Dayu tidak langsung menjawab pertanyaan Adrian.

            “Sudah, Nek. Kenapa dengan Ibu Felicia??” Adrian tidak paham.

            “Kamu sama seperti Ibu Felicia-punya sedikit kemampuan untuk berhubungan dengan makhluk-makhluk gaib. Kamu mungkin tidak menyadarinya karena kemampuan itu tidak begitu besar. Kadang kamu akan bisa melihat mereka, kadang juga tidak. Selain kelahiranmu yang cocok dengan Felicia, mungkin saja entah itu kapan … kamu pernah berpapasan dengan arwah Felicia dan itulah yang jadi alasan kenapa kamu orangnya, Nak.”

            “Jadi maksud Nenek-“

            “Ya, Nak. Kriteria calon suami Felicia adalah bisa melihat arwahnya dan kamu mungkin sudah tanpa sadar bertemu dengannya.”

            Adrian berusaha mengingat-ingat. Adrian bahkan menggali ingatannya untuk menemukan kapan tepatnya dirinya bertemu dengan arwah Felicia. Jangan-jangan … yang waktu itu?? sebuah ingatan muncul dalam benak Adrian. Meski Adrian tidak begitu yakin, tapi hanya ingatan itu yang bisa diingatnya.

            “Melihat wajahmu … sepertinya kamu ingat di mana kamu pernah bertemu dengan arwah Felicia, Nak.”

            “Aku tidak yakin, Nek. Tapi kurasa kami pernah bertemu di taman kota.” Adrian menjawab masih dengan sedikit perasaan ragu.

            “Satu lagi, Nak!”

            “Ya, Nek.”

            “Minta Felicia untuk menemukan arwah ibunya! Kalo arwah ibunya lepas dari tubuhnya terlalu lama, bisa-bisa nyawa ibunya juga tidak bisa diselamatkan, Nak.”

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!