UANG 10 JUTA

            “Maaf, Mas. Tapi kalo ada Ayahku datang kemari, bisa kabari aku dan katakan padanya kalo aku nggak kerja di sini??” Adrian sedang bicara kepada atasannya yang baru sekaligus teman lamanya lima tahun lalu yang dulunya seorang kurir kini jadi supervisor untuk perusahaan pengantaran barang.

            “Tenang aja, Adrian. Aku tahu apa yang harus aku lakukan kalo ayahmu berhasil melacakmu lagi.”

            Adrian melihat ke arah temannya: Agung yang kini sudah cukup mapan dengan kehidupannya dan memiliki keluarga yang cukup harmonis. “Sekali lagi makasih, Mas Agung. Aku benar-benar berterima kasih.”

            “Kamu ini!!” Agung menepuk bahu Adrian. “Jangan sungkan gitu!! Waktu itu … kamu yang selalu bantuin aku! Sekarang sudah waktunya gentian aku yang bantuin kamu!! Aku hanya berharap Ayahmu itu cepat sadar saja!”

            “Ya, Mas.” Adrian menganggukkan kepalanya meski dalam hatinya berkata bahwa mungkin ayahnya tak akan pernah sadar.

            Broom!

            “Paket!!”

            Seperti seminggu sebelumnya, Adrian mulai mengantarkan paket-paket ke alamat tujuan. Satu rumah, dua rumah, tiga rumah hingga lima puluh rumah. Kaak, kaak! Hari ini lebih terik dari sebelumnya. Panas matahari sangat menyengat hingga membuat kerongkongan terasa sangat kering hingga berapa banyak pun air yang Adrian minum tak akan mampu membuat kerongkongannya terasa segar.

            Hosh, hoshh!

            Tengah hari setelah mengantar setengah dari target pengirimannya, Adrian duduk minimarket setelah membeli minuman dingin dan bersiap untuk makan siang dengan bekalnya yang dibuatnya pagi tadi.

            Nyam, nyam. Adrian makan dengan lahap meski makan siangnya hari ini hanya nasi dengan tempe goreng yang dipenyet dengan sambal bawang. Adrian memakan makan siangnya dengan cepat dan berniat untuk segera menyelesaikan targetnya hari ini sembari mencari lowongan kerja yang lebih baik.

            Buk!

            Suara benda jatuh itu membuat Adrian yang tadi makan dengan lahapnya dan tak melihat keadaan sekitarnya, tertarik. Apa itu?? Adrian menyipitkan matanya melihat benda berwarna coklat yang berada tidak jauh dari tempatnya duduk. Apa itu amplop? Dan lagi ukurannya tebal sekali?? Apa isinya?

            Sreet. Adrian mendorong kursinya, bangkit dari duduknya dan berjalan mendekat ke arah amplop coklat dengan tali merah terikat di bagian  luarnya yang menarik perhatiannya. Apa ini uang??  Sebelum mengambil amplop tebal itu, Adrian menoleh ke kanan dan ke kiri memastikan jika pemiliknya mungkin akan menyadari kalo amplopnya mungkin telah jatuh.

            Tak ada yang kembali. Tapi setelah menoleh ke kanan dan ke kiri sebanyak dua kali, Adrian tak menemukan orang yang menghampirinya. Mungkin pemiliknya belum tahu jika amplopnya jatuh. Aku hanya akan melihat isinya dan mengembalikannya nanti.  Set. Adrian memutuskan mengambil amplop itu dan kembali ke tempat duduknya.

            Beneran uang!!  Adrian yang membuka amplop itu untuk memastikan isinya, benar-benar kaget mendapati isinya benar-benar adalah uang pecahan seratus ribu dalam jumlah yang banyak. Satu, dua, tiga … Adrian mulai menghitung satu demi satu lembar uang pecahan seratus ribu di dalamnya dan mendapati ada seratus lembar uang pecahan seratus ribu di dalamnya. Ini benar-benar jakpot!!

            Adrian merasa senang telah menemukan uang itu. Uang senilai sepuluh juta itu sama seperti gajinya dua bulan selama bekerja di perusahaan di mana dirinya bekerja sebelumnya. Apa Tuhan sengaja mengirim uang ini untukku?? Adrian menatap amplop itu dengan mata berbinar karena uang itu jatuh begitu saja tepat di depan matanya. Aku benar-benar beruntung hari ini!

            Menemukan segepok uang yang jadi gajinya selama dua bulan lamanya, Adrian yang tadinya merasa sangat lelah karena terik matahari yang menyengat kembali bersemangat. Nyam, nyam! Adrian melahap makan siangnya yang sederhana dengan semangat dan berharap segera bisa menyelesaikan pekerjaannya hari ini untuk bertemu dengan ibunya.

            Broom!!

            “Paket!!”

            Sore harinya.

            Begitu Adrian menyelesaikan pekerjaannya, Adrian langsung mengunjungi rumah sakit di mana ibunya dirawat. Sebelum menemui ibunya, Adrian mampir ke bagian Administrasi dan berniat untuk membayar lebih cepat tagihan untuk perawatan ibunya untuk bulan ini.

            “Mbak, saya ingin membayar tagihan untuk Ibu Asri.”

            “Sebentar ya, Mas.”

            Sembari menunggu pihak administrasi memeriksa tagihan untuk Ibu Adrian, Adrian memeriksa uang dari amplop yang siang tadi ditemukannya. Tapi begitu mengeluarkan uang itu dari amplopnya, Adrian menemukan kartu nama. Adrian mengambil kartu nama itu dan memeriksa nama dan alamat yang tertulis dalam kartu nama itu.

            “Felicia, jalan xx blok x kota Z.”

            Begitu melihat nama pemilik dari uang yang ditemukannya, tangan Adrian sedikit bergetar. Sial!! Kenapa aku tadi melihat kartu nama ini?

            “Mas, total tagihan untuk Ibu Asri bulan ini adalah dua juta lima ratus lima puluh ribu.  Mau dibayar tunai atau menggunakan kartu, Mas??”

            Apa aku harus menggunakan uang ini?? Mungkin saja … pemilik uang ini di luar sana sedang kesulitan sama seperiku. Bagaimana jika dia mengambil uang ini karena keperluan mendadak dan terjepit sama seperti aku??  

            “Mas??”

            “Maaf, Mbak. Saya akan membayarnya seperti jadwalnya saja.”

            Adrian mengurungkan niatnya untuk menggunakan uang yang ditemukannya itu. Karena benaknya yang masih berpikiran lurus di jaman seperti ini, Adrian sedikit merasa kesal dengan dirinya yang penuh dengan pertimbangan dan perasaan ketika semua orang pasti akan menggunakan uang yang ada di tangan Adrian saat ini.

            Sial!! Adrian mengumpat pada dirinya sendiri ketika melihat dirinya yang begitu lurus. Naluriku ini!! Kenapa kamu tak pernah berpikir untuk sekali saja mengambil jalan yang sedikit mudah untuk mendapatkan uang???

            *

            Keesokan harinya.

            Setelah semalaman tidak bisa tidur karena uang yang ditemukannya itu, Adrian akhirnya memutuskan untuk datang ke alamat yang tertulis dalam kartu nama itu dengan niat untuk mengembalikan uang itu. Tapi begitu tiba di alamat itu dan melihat bagaimana penampakan rumah itu, Adrian merasa sedikit menyesali keputusannya tidak menggunakan uang itu kemarin.

            Sial!! Rumahnya bak istana! Lihat saja gerbangnya!! Tingginya sekitar tiga meter sama seperti tinggi rumahku sekarang!! Adrian yang sudah sangat menyesali keputusannya itu, hanya bisa menelan ludahnya sembari memencet bel rumah itu dan menunggu gerbang besar di hadapannya terbuka.

            “Siapa?” Petugas keamanan yang berjaga tidak jauh dari gerbang, datang dan membuka gerbang kecil untuk Adrian.

            “Saya mencari Felicia. Kemarin saya menemukan uangnya jatuh di jalan.”

            “Nona Felicia??”

            “Ya, Pak.” Adrian membuka amplop coklat di tangannya dan mengeluarkan kartu nama yang membawanya ke alamat ini.

            “Tunggu sebentar!”

            Entah apa yang terjadi, tapi Adrian melihat petugas keamanan itu sepertinya sedang menghubungi pemilik rumah yang berada di dalam rumah. Adrian kira petugas keamanan itu akan membutuhkan waktu yang lama karena Adrian hanyalah orang asing yang tidak sengaja menemukan uang itu, tapi dugaan Adrian salah. Petugas keamanan itu kembali dengan cepat dan langsung mempersilakan Adrian untuk masuk.

            “Silakan masuk, Mas.” Adrian dipersilakan masuk. “Jalan masuk ke sana, Mas. Nanti Tuan akan menemui Mas di sana.”

            “Baik, Pak. Terima kasih banyak.”

            Glup. Adrian berjalan masuk ke dalam rumah megah yang terlihat seperti istana di matanya. Huft! Adrian menghela napas panjang melihat kemegahan ini melalui matanya. Benak Adrian berbicara kepada Adrian ketika melihat beberapa mobil mewah berjejer di samping rumah. Jika … aku punya uang sebanyak ini, mungkin aku tidak akan merasa selelah ini dengan hidupku! Jika aku punya uang sebanyak ini, mungkin aku tidak terlalu khawatir dengan ibuku.

           

 

 

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!