“Tu-tunggu sebentar!” Adrian masih berusaha untuk memproses informasi yang diterimanya dalam waktu singkat. Uang itu … kartu nama itu … Tuan Gumilar dan Felicia. Tunggu sebentar! Tunggu sebentar! Adrian teringat dengan wajah penjaga keamanan di rumah Tuan Gumilar ketika dirinya menyebutkan nama Felicia. Wajah penjaga keamanan itu … jangan-jangan … “Ka-kamu Felicia??”
“Kamu benar sekali, suamiku!!” Hantu wanita asing itu langsung mendekat ke arah Adrian dan berniar untuk memeluk Adrian lagi. tapi Adrian dengan cepat mengangkat tangannya dan menahan tubuh hantu wanita itu menjauh sebelum benar-benar memeluknya dengan erat.
“Ki-kita bicara dulu, bisa??”
“Mau bicara apa?? Bukannya dari tadi kita sudah bicara??” Hantu wanita memasang bibir cemberut di pipinya. “Aku kan cuma ingin memelukmu, suamiku. Kenapa susah sekali sih??”
“Sudah kubilang berhenti memanggilku suamiku, suamiku! Aku bukan suamimu!!” Bibir hantu wanita semakin cemberut, pertanda rasa kesalnya pada Adrian. Tes, tes. Tiba-tiba air mata mengalir di wajah hantu wanita. “Huaaa!!!”
“Kamu bisa menangis??” Adrian kaget.
“Ya bisalah!! Apa kamu nggak lihat air mataku ini??”
Melihat air mata itu … Adrian tiba-tiba merasa bersalah. Adrian mendekat ke arah hantu wanita dan berniat untuk menghiburnya. Tapi, set!! Hantu wanita itu bergerak dengan cepat di saat Adrian lengah dan langsung memeluk Adrian lagi.
“Hei, hantu mesum!! Lepaskan aku!!”
“Nggak mau!!” Hantu wanita mengeratkan pelukannya di tubuh Adrian. “Aku hanya ingin memelukmu! Beneran hanya ingin memelukmu saja!! Tubuhmu hangat sementara tubuhku selalu terasa dingin!! Mendengar denyut jantungmu membuatku merasa sedikit senang!! Kamu tahu kan aku nggak punya lagi denyut jantung??”
Huft!!! Adrian berusaha menahan rasa kesalnya karena tertipu dengan air mata buaya dari hantu wanita yang mengenalkan namanya sebagai Felicia. “Kalo kamu macam-macam, aku akan langsung menendangmu! Ingat itu!!”
“Ehm!!” Hantu wanita bernama Felicia menganggukkan kepalanya layaknya seorang anjing kecil.
“Oke.” Adrian membiarkan hantu wanita itu terus memeluknya. “Kita bicara sekarang.”
“Mau bicara apa??”
“Sejak kapan kamu meninggal??” tanya Adrian.
“Dua bulan lagi, tepat setahun kematianku.”
“Kamu meninggal kenapa??”
Felicia menggelengkan kepalanya. “Aku nggak ingat. Hanya saja melihat bagaimana orang tuaku mengurus kematianku, kayaknya aku mati kecelakaan.”
“Trus … apa hubungannya kamu dan pernikahan hantu ini? Kenapa aku orangnya??” Adrian mengajukan pertanyaan penting kepada Felicia-hantu wanita.
“Ku-kurasa mungkin karena impianku adalah menikah. Mengingat umurku, aku meninggal di usia yang masih sangat muda.” Felicia sedikit mengeratkan pelukannya di tubuh Adrian.
“Umur berapa??”
“20 tahun.”
“20 tahun ya … “ Adrian teringat akan dirinya sendiri di umur itu. Semua masalah yang menimpanya dimulai saat umurnya masih 20 tahun. Dari ayahnya yang bermain-main dengan wanita gila itu hingga ibunya yang jatuh sakit. “Impianmu di umur dua puluh tahun sungguh … “
“Sungguh apa??” tanya Felicia.
“Sederhana. Melihat mimpi dan rumahmu tadi siang, aku kira kamu hidup dengan cukup bahagia semasa hidupmu.”
“Mungkin. Aku tak bisa mengingatnya dengan jelas.”
Percakapan Adrian berhenti di situ. Malam yang semakin larut, Adrian membutuhkan tidur untuk beraktifitas di keesokan harinya. Tidak seperti Felicia, hidup Adrian benar-benar tidak mudah dan untuk menjalaninya, Adrian emmbutuhkan banyak tenaga dan istirahat di malam hari.
“Biarkan aku memelukmu. Aku janji tidak akan melakukan apapun saat kamu tidur!”
“Jaga janjimu itu!”
Adrian yang sudah terlalu lelah, akhirnya membiarkan hantu wanita bernama Felicia itu memeluknya sepanjang dirinya tertidur. Tepat sebelum matanya benar-benar tertidur, Adrian hanya bisa mengeluh tentang hidupnya. Hidupku ini sudah benar-benar tak mudah!! Kenapa aku masih harus mengurus hantu wanita mesum seperti dirinya?? Di kehidupan lampauku, dosa apa yang aku miliki sampai aku harus hidup seperti ini??
*
Broom, broom!!
Adrian mengendarai motornya menuju ke tempatnya kerjanya. Adrian beruntung setelah paginya yangt melelahkan, Adrian masih bisa berangkat kerja tepat waktu. Aku lelah!! Lelah sekali!! Belum mulai bekerja, Adrian sudah sangat merasa lelah karena ulah Felicia pagi tadi.
Begitu membuka mata, Adrian melihat bibir Felicia yang manyun dan berusaha untuk mencium Adrian.
“Mau apa kamu dengan bibirmu itu??”
“Memberikan kecupan selamat pagi. Bukankah suami istri biasa melakukan itu??”
Adrian langsung menyingkirkan wajah Felicia dengan jari telunjuknya. “Aku nggak butuh kecupan selamat pagi dan kecupan lain darimu!!”
Lalu ketika Adrian sedangt mandi, Adrian tiba-tiba merasa merinding. Untuk pertama kalinya dalam hidupnya, Adrian merasa benar-benar takut dengan hantu dan wanita.
“Kalo kamu berani mengintipku, aku akan mengusirmu!!”
“Ng-nggak kok. Aku nggak ngintip!!”
Meski Felicia bilang begitu, Adrian tahu Felicia sedang berusaha mengintipnya karena suara Felicia terdengar sangat jelas seolah Felicia sedang berdiri di balik pintu kamar mandinya.
Lalu ketika sarapan, Felicia sekali lagi mengganggu Adrian dengan mengajukan belasan pertanyaan.
“Kamu makan apa??”
“Kenapa makan begini??”
“Apa ini bisa dimakan?”
“Ini makanan yang nggak sehat??”
“Bagaimana kalo kamu sakit karena kurang gizi??”
Belasan pertanyaan itu tak bisa diingat dengan jelas oleh Adrian karena Felicia terlalu mengganggu dan terlalu banyak bicara. Sebagai hantu, Felicia benar-benar berisik bahkan lebih berisik dari anak kecil yang selalu ingin tahu. Adrian hanya bisa menggelengkan kepalanya membayangkan jika dirinya bertemu dengan Felicia saat dirinya masih hidup.
Dia … wanita yang merepotkan!! Hanya satu kalimat itu yang bisa Adrian ungkapkan untuk menggambarkan Felicia.
Ckittt! Setelah sepanjang jalan Adrian mengingat paginya yang merepotkan karena Felicia, Adrian akhirnya tiba di tempat kerjanya. Sebelum masuk ke tempat kerjanya, Adrian bicara dengan suara lirih kepada Felicia.
“Jangan ganggu aku saat aku kerja!! Aku juga mungkin tidak akan bisa menjawab pertanyaan darimu yang tak ada habisnya itu!”
“Aku paham.”
“Bagus.” Adrian merasa sedikit lega melihat Felicia cukup patuh padanya meski hati Adrian masih sedikit mengganjal karena dari pengalaman kecilnya Felicia bukanlah wanita yang patuh.
“Tapi … “
“Tapi apa?” Adrian mengerutkan alisnya dan menyesali pujian yang belum setengah menit keluar dari mulutnya.
“Kamu kerja jadi kurir, Adrian??” tanya Felicia.
“Ya. Kenapa memangnya??” Adrian menduga Felicia mungkin akan merasa pekerjaan Adrian itu benar-benar pekerjaan yang hina.
Tapi dugaan Adrian itu salah. Felicia justru tersenyum lebar kepada Adrian. “Bagus sekali. Dengan begitu … kita bisa jalan-jalan!”
Kaak, kaak!
Adrian terkejut dengan jawaban Felicia mengenai pekerjaannya. Sudut bibir Adrian membentuk simpul senyuman kecil. “Kamu, wanita yang aneh.”
“Kamu tersenyum??” Felicia kaget melihat senyum kecil dari Adrian.
“Ng-nggak kok.” Adrian menutup wajahnya dan berpaling menuju ke posnya untuk segera mengambil barang-barang pesanan untuk diantarkannya. “Ingat!! Jangan bicara padaku saat aku kerja!!”
“Tunggu!!” Felicia menarik tangan Adrian dan menghentikan langkah Adrian.
“Kenapa lagi??” Adrian bertanya tanpa menoleh ke arah Felicia, membiasakan dirinya seolah Felicia tidak ada karena hanya dirinya yang bisa melihat Felicia. Adrian takut orang-orang mungkin akan salah paham ketika melihat dirinya bicara sendiri.
“Kenapa kamu tidak memanggilku dengan namaku?? Aku paham kalo kamu tidak mau memanggilku dengan sebutan istri. Tapi kenapa kamu tidak mau memanggil namaku??”
“Namamu terlalu panjang. Aku nggak biasa.”
“Kalo gitu buat nama panggilan untukku.” Felicia berpindah dengan cepat ke depan Adrian dan menatap Adrian dengan mata berbinar layaknya anjing kecil yang sedang memohon kepada tuannya.
Melihat mata Felicia, Adrian memikirkan satu nama panggilan untuk Felicia. “Kalo gitu gimana dengan Feli?? Kamu mau aku panggil dengan nama itu?”
“Mau!” Felicia langsung setuju dengan kedua matanya yang semakin membulat seperti anjing kecil.
“Bagus, Feli.”
“Tapi kenapa Feli??” Felicia sekali lagi menghalangi jalan Adrian untuk segera ke posnya.
“Pernah dengar lagu ini: heli, guguguk! Kemari, guguguk!!??”
“Jangan bilang kamu memanggilku dengan Feli karena mirip dengan nama itu??” Bibir Felicia manyun lagi pertanda rasa kesalnya.
“Ya, memang karena itu.”
“Adrian, kamu!!”
Melihat Felicia yang merasa sangat kesal, Adrian hanya bisa tersenyum karena merasa senang telah berhasil membuat hantu wanita mesum itu kesal. Feli, guguguk! Kemari, guguguk!! Dalam hatinya, Adrian menyanyikan lagu itu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Rena senja
kebetulan banget nama Feli sama heli baru kepikiran
2023-11-17
1