Adrian berhenti di depan sebuah kamar ketika Tuan Gumilar juga menghentikan langkahnya.
“Ini adalah kamar istriku-Devi-Ibu Felicia.” Setelah mengatakan itu, Tuan Gumilar membuka pintu kamar dan membuat Adrian melihat wanita yang terbaring di atas ranjang dengan alat bantu pernapasan, alat denyut jantung dan saluran infus yang menancap di pergelangan tangannya. “Inilah keadaan istriku, Nak.”
“Ibu, Ibu!!” Felicia langsung melepaskan genggaman tangannya di tangan Adrian dan berlari ke samping ranjang ibunya sembari berteriak memanggil ibunya berulang kali. “Kenapa dengan Ibu?? Kenapa keadaan Ibu begini?? Apa yang terjadi pada Ibu??”
Mendengar pertanyaan Felicia, Adrian mengajukan pertanyaan yang sama kepada Tuan Gumilar. “Apa yang terjadi dengan Ibu Felicia, Paman??”
Tuan Gumilar mulai menceritakan apa yang terjadi pada istrinya setelah kematian Felicia. Devi-Ibu Felicia tadinya adalah wanita yang sehat. Tapi semenjak kematian Felicia, keadaan Devi mulai memburuk. Ditambah lagi Devi terus bermimpi tentang Felicia dan melihat Felicia seolah masih hidup berkeliaran di rumahnya. Karena terus menerus melihat Felicia baik di mimpinya maupun di rumahnya, Devi mulai meragukan penyelidikan polisi mengenai kematian Felicia. Devi yakin ada yang salah dengan kematian Felicia dan mulai menyelidikinya. Sayangnya suatu hari Devi ditemukan tertidur di ruang kerjanya dan tidak pernah kunjung bangun. Dokter yang memeriksa Devi mengatakan jika Devi jatuh dalam tidur panjang karena tidak bisa menerima kematian Felicia yang mendadak.
“Apa putriku di sini melihat ibunya??” Tuna Gumilar yang menyelesaikan ceritanya, bertanya kepada Adrian.
“Ya, Paman. Feli ada di sini di samping ranjang Tante.” Adrian menunjuk ke arah di mana Felicia duduk sembari menggenggam tangan ibunya.
“Tolong katakan pada Felicia, kalo dia menemukan ibunya yang mungkin berkeliaran di luar sana, tolong minta dia untuk kembali. Setelah kehilangan Felicia, hanya ibunya yang jadi alasan Paman bertahan hidup.”
Adrian melihat ke arah Felicia sembari bergumam, “Apa kamu mendengar permintaan ayahmu, Feli??”
Felicia menganggukkan kepalanya sembari menangis melihat ibu dan ayahnya yang kini dalam keadaan haneur setelah kematian dirinya. Felicia berlari memeluk Tuan Gumilar yang sempat dilupakannya karena terlalu lama jadi hantu gentayangan. “Aku pasti akan menemukan Ibu, Ayah! Aku pasti akan menemukannya dan membawanya pulang!!”
Setelah memperkenalkan dirinya kepada Ibu Felicia, Adrian yang ingin membiarkan Felicia menghabiskan waktunya dengan ibunya, memilih untuk pergi dari kamar rawat Devi. Adrian meminta kepada Tuan Gumilar untuk membawanya ke kamar Felicia, untuk menemukan petunjuk tentang kematian Felicia.
“Apa maksudnya dengan tidak ingat, Nak??” Tuan Gumilar bertanya dengan wajah tidak percaya ketika mendengar penjelasan mengenai keadaan Felicia yang hampir melupakan ingatannya ketika hidup sebagai manusia terutama saat-saat sebelum kematiannya.
“Itu yang Feli ceritakan pada saya, Paman. Jadi mumpung … saya berada di sini, bisa Paman ceritakan mengenai kehidupan Felicia pada saya, Paman?? Mungkin nanti saya bisa menemukan petunjuk mengenai apa yang terjadi pada Feli sebelum kecelakan itu.”
Tuan Gumilar menganggukkan kepalanya dan bersiap untuk menceritakan tentang kehidupan Felicia yang diketahuinya. Tapi sebelum mulutnya terbuka dan menceritakan semua hal tentang Felicia, Tuan Gumilar justru mengajukan pertanyaan pada Adrian. “Kenapa kamu memanggil Felicia dengan Feli, Nak??”
Eh?? Adrian kaget setengah mati dengan pertanyaan itu. Tidak mungkin kan aku bilang panggilan itu untuk menyindir Felicia yang selalu menggangguku?? Feli, guguguk! Adrian terkekeh sejenak sebelum memberikan jawaban pada Tuan Gumilar. “Memanggil putri Paman dengan Felicia, terlalu panjang menurutku. Jadi saya menyingkatnya dengan memanggilnya Feli. Apa Paman keberatan??”
“Ha ha ha ha!” Tuan Gumilar tertawa mendengar jawaban dari Adrian. “Kakak Felicia juga memanggilnya dengan nama itu. Sementara aku dan Ibunya biasa memanggil Felicia dengan Eli.”
Eh?? Apa kakaknya juga menganggap Felicia dengan lagu Heli, guguguk??? Adrian terkekeh melihat Tuan Gumilar yang merasa lucu akan panggilan Adrian pada Felicia.
Kamar Felicia bernuansa pink yang kebanyakan adalah nuansa kamar kebanyakan anak orang kaya. Desain kamar Felicia lebih mirip kamar barbie, hal itu mengingatkan Adrian dengan penampilan Felicia di mana dirinya pernah mengenakan pakaian serba pink hingga payung berwarna pink juga. Jadi … warna pink mungkin adalah warna kesukaan Feli, pikir Adrian.
Kamar Felicia terdiri dari ranjang size queen dengan seprai berwarna pink muda dengan selimut tebal berwarna pink tua. Di dekat ranjang ada meja rias dengan lemari pakaian yang besar dengan kaca di bagian pintunya. Dari kaca itu, Adrian dapat dengan jelas melihat banyaknya pakaian Felicia yang tergantung di sana. Di meja rias Felicia, terdapat banyak alat rias. Melihat dua hal itu … Adrian bisa membayangkan bagaimana penampilan Felicia semasa hidupnya: gadis glamor bahkan saat jadi hantu kebiasaan itu tak berubah.
Di sisi lain kamar itu, Adrian melihat meja kerja dengan sofa santai yang cukup untuk satu orang tidur di sana. Di dekat meja kerja itu ada beberapa rak yang berisi banyak buku dan beberapa barang yang mungkin adalah barang koleksi Felicia. Adrian melihat sekilas buku-buku yang ada di rak itu dan menemukan banyak buku fashion, buku desain dan buku tentang belajar menggambar.
“Apa Feli kuliah di jurusan desain, Paman?” tanya Adrian menebak.
“Ya, Felicia kuliah di jurusan desain khususnya desain pakaian.”
Adrian menganggukkan kepalanya membayangkan jika Felicia masih hidup, mungkin tidak lama lagi dia jadi desainer yang cukup terkenal.
Setelah melihat rak-rak buku milik Felicia, Adrian mulai melihat meja kerja Felicia di mana ada beberapa foto Felicia dengan keluarganya dan beberapa temannya.
“Ceritakan tentang Feli, Paman.” Adrian meminta Tuan Gumilar untuk menceritakan Felicia semasa hidupnya.
Tuan Gumilar dan istrinya-Devi belum memiliki anak setelah lima tahun menikah. Untuk memancing anak, Tuan Gumilar dan istrinya-Devi mengangkat anak angkat dari panti asuhan yang diberi nama Eric. Saat mengangkat jadi anaknya, Eric saat itu berusia 9 tahun dan tepat dua tahun setelah Eric diangkat, lahirlah Felicia. Dengan selisih sebelas tahun yang merupakan selisih yang cukup jauh, Eric sangat menjaga adiknya-Felicia. Eric dikenal sebagai kakak laki-laki yang sangat menyayangi Felicia sama seperti rasa cinta Tuan Gumilar dan Devi pada Felicia. Dan sebagai adik, Felicia juga sangat menyayangi kakaknya dan sering membanggakan kakaknya-Eric di depan teman-temannya.
Sejak SMP, Felicia punya teman dekat namanya adalah Ola. Dulunya … Ola adalah anak pindahan dari kota tetangga yang pindah ke sekolah Felicia. Hanya saja … Ola adalah anak dari orang tua yang berpisah jadi terkadang Ola sedikit kurang dirawat. Felicia yang punya sifat berbagi, kemudian berteman dekat dengan Ola. Sayangnya di tahun pertama SMA, OIa harus pindah dengan ibunya lagi karena ayahnya menikah lagi.
“Felicia memilih kuliah di luar kota karena ingin satu kampus dan satu asrama dengan Ola.”
Adrian menganggukkan kepalanya mendengar cerita Tuan Gumilar mengenai hidup Felicia. Secara garis besar … hidup Felicia harusnya bahagia. Hanya saja … hidup semulus itu harusnya tak pernah ada. Bagaimana pun … selalu ada sesuatu yang akan membuat hidup sedikit bermasalah. Adrian menatap foto Ola-teman Felicia. Adrian merasa sedikit tertarik dengan teman Felicia itu. Entah kenapa rasanya … wajahnya tidak asing.
“Paman??” panggil Adrian sembari mengeluarkan ponselnya.
“Boleh aku mengambil beberapa foto milik Felicia ini? Mungkin akan berguna untuk menemukan alasan di balik kecelakaan Felicia.”
“Tentu, Nak.”
Klik, klik. Adrian mengambil beberapa foto milik Felicia bersama dengan teman-temannya dan fotonya bersama dengan keluarganya. “Apa aku juga boleh meminjam ini, Paman?”
Setelah mengambil beberapa foto, Adrian mengambil beberapa buku kenangan milik Felicia yang dilihatnya di rak buku Felicia.
“Ya, kamu boleh juga mengambilnya, Nak. Apapun yang kamu butuhkan, silakan ambil saja. Paman hanya berharap Felicia tak lagi bergentayangan dan segera melepaskan alasannya terikat di dunia.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
lizulfa anjani
ini kisah nya seru banget semangat terus ka bikin karya karya seperti ini
2023-11-29
1