“Apa kamu nggak tahu, gelang merah itu tanda pernikahan loh??”
Adrian masih berjuang untuk melepaskan pelukan wanita asing yang muncul tiba-tiba di kamarnya. “A-aku nggak pernah berniat untuk menikah denganmu atau menikah dengan siapapun!!” Adrian yang berusaha melepaskan dirinya dari pelukan wanita itu kemudian mendapati jika kaki wanita yang memeluknya itu tidak menapak di lantai seolah sedang mengambang di udara. “Kakimu!! Kakimu!!! Kenapa kakimu-“
“Lohh kamu masih belum sadar juga?? Aku ini hantu.”
Wanita yang memeluk Adrian menyeringai dan membuat Adrian ketakutan setengah mati hingga tubuhnya lemas bersamaan dengan pandangan Adrian yang mulai berubah menjadi gelap.
Aku lelah.
Aku lelah dengan segalanya.
Aku lelah.
Aku lelah dengan hidupku.
Aku lelah.
Aku lelah dengan semua hal yang ada di hidupku. Ayahku. Ibuku. Kenapa tak satupun dari mereka mau mengerti?? Aku sudah berusaha bersabar dengan segalanya, tapi kenapa ayah tak pernah berhenti berjudi? Kenapa ibu terus memikirkan ayah bahkan setelah apa yang terjadi padanya karena ulah Ayah?
Kenapa?
Kenapa??
Aku benar-benar lelah. Sangat lelah sekali.
Tuk, tuk!! Adrian merasakan sensasi dingin di wajahnya tepatnya di bagian keningnya. Aku lelah. Benak Adrian terus mengatakan hal itu kepada diri Adrian. Hanya saja .. tuk, tuk!! Sentuhan dingin di kening Adrian terus terjadi dan membuat tidur Adriann terganggu.
“Kamu buka matamu sekarang juga atau aku akan mengambil ciuman kecil dari bibirmu ini!!”
Siapa yang bicara padaku?? Adrian yang masih enggan membuka matanya terus bicara dalam benaknya, memproses apa yang terjadi pada dirinya sebelum ini.
“Dalam hitungan ketiga, aku akan mencium bibirmu ini loh, Adrian suamiku!! Satu … ”
Hah??? Cium?? Siapa yang mencuri ciumanku?? Adrian yang tadi benar-benar tidak ingin membuka matanya, langsung membuka matanya dan menemukan seorang wanita berada di atasnya. Adrian melihat wanita itu dan menemukan jika wanita itu berada di atasnya bukan dalam posisi berjongkok ataupun duduk melainkan mengambang di udara.
“Akkkkhhhh!!!” Spontan Adrian berteriak karena melihat pemandangan yang tidak biasa di hadapannya. Tapi teriakan itu dalam sekejap teredam oleh bibir wanita itu yang turun dan langsung menempel di bibir Adrian.
Cup!
Kecupan kecil dengan sensasi dingin mendarat di bibir Adrian dan membuat Adrian membeku untuk beberapa detik. Dalam hitungan detik itu juga, bibir dengan sensasi dingin itu kemudian berubah menjadi tangan dingin dari wanita yang masih mengambang di udara di atas Adrian.
“Nggak baik buat keributan malam-malam, suamiku! Kalo kamu masih teriak lagi, aku akan memberikan ciuman panas padamu dan jika kamu masih membuat ulah lagi, aku akan bermain-main denganmu.” Wanita itu mengakhiri ucapannya sembari melirik tubuh Adrian dari atas dan berhenti pada titik tepat di bagian bawah perut Adrian. Wanita itu tersenyum licik melihat bagian tubuh Adrian yang masih mengenakan baju tidurnya. “Mau coba, suamiku?? Malam ini mungkin akan jadi malam paling panas dalam hidupmu.”
Adrian menggelengkan kepalanya membayangkan malam panas yang dimaksud oleh hantu di atasnya itu. Meski aku nggak bakal punya pacar sekalipun, aku nggak akan mau tidur dengan makhluk gaib seperti ini!!1
“Masih mau teriak?” tanya wanita itu lagi.
Adrian menggelengkan kepalanya lagi.
“Bagus.” Wanita itu melepaskan tangannya yang dingin dari mulut Adrian, masih dengan senyum di bibirnya. “Sayang sekali.”
Hosh, hosh!! Adrian mengatur napasnya yang terputus-putus karena rasa kejut yang diterimnya dalam waktu singkat dari hantu wanita yang kini mengubah posisinya menjadi duduk meski masih melayang di udara. “A-apanya yang sayang?”
“Biasanya laki-laki tidak akan menolak wanita cantik kayak aku meski aku sudah jadi hantu. Tapi kamu menolakku begitu saja. Apa kamu masih normal, suamiku??”
“Berhenti memanggilku dengan panggilan suamiku, suamiku!!” Adrian memijat kepalanya karena rasa pening yang muncul di kepalanya ketika otaknya bekerja keras memproses keadaannya saat ini. “Dan satu lagi … aku masih normal! Harap ingat itu!!”
“Ohhhh … masih normal. Beneran??” Hantu wanita itu kembali mendekat ke arah Adrian sembari emlihat bagian bawah tubuh Adrian dengan tatapan seperti harimau yang sedang melihat mangsanya.
“Berhenti melihat tubuhku itu!! Kamu mesum sekali!!” Adrian langsung melompat berdiri dan mengambil bantal untuk menutupi bagian bawah tubuhnya yang kini membuat hantu wanita itu tertarik.
“Heeh??? Kalo nggak diperiksa, aku nggak bakal tahu kamu beneran normal apa nggak!!!”
Sialan!! Adrian mengumpat dalam benaknya sembari melemparkan bantal lain ke arah hantu wanita itu. Buk!! Adrian tadinya mengira bantal yang dilemparkannya akan menimpuk hantu mesum di hadapannya. Tapi Adrian salah besar karena bantal itu lewat begitu saja menembus hantu wanita mesum itu seolah dia tak ada di sana.
“Nggak kena!!!” Hantu wanita itu menjulurkan lidahnya kepada Adrian untuk meledek Adrian. “Nggak kena!! Nggak kena!!”
Sial!! Adrian mengumpat lagi karena merasa kesal dengan ulah hantu wanita di hadapannya itu. “Kenapa hidupku sial sekali??”
“Jangan bilang gitu, Adrian!!” Hantu wanita itu mengubah raut wajahnya dan kembali mendekap Adrian. “Jangan bilang gitu!! Kamu beruntung karena kamu masih hidup, Adrian. Selama kamu masih hidup, kamu bisa mengubah segalanya. Tapi lain halnya kalo kamu sudah mati. Kalo kamu jadi aku-hantu gentayangan seperti ini, kamu baru akan menyesali pikiranmu sekarang ini.”
Adrian diam sejenak. Otaknya berusaha untuk menerjemahkan ucapan hantu wanita yang sedang memeluknya sekarang ini.
“Ma-makasih untuk semangatnya.” Adrian bicara dengan nada sedikit sungkan sembari berusaha melepaskan pelukan dari hantu wanita itu.
“Kalo begitu … bisa kamu kasih aku ciuman lagi sebagai ucapan terima kasihmu?? Kalo bisa ciuman panas yang bergairah.”
“Dasar gila!!!!” Adrian mendorong hantu wanita yang tadi melepaskan pelukannya pada Adrian dan hantu wanita itu benar-benar terdorong hingga setengah bagian tubuhnya menembus tembok.
“Adrian!! Kamu jahat sekali sama wanita!! Gini-gini meski aku hantu, aku kan tetep wanita!!” Hantu wanita itu bangun dari jatuhnya sembari membenarkan bagian tubuhnya dan mengeluh pada Adrian.
“A-aku nggak tahu kamu bakal kedorong kayak gitu. Bukannya tadi bantal itu menembusmu begitu saja??” Adrian melihat tangannya dengan wajah bingung. “Kenapa sekarang kamu bisa terpental begitu??”
Hantu wanita itu mendekat ke arah Adrian dan membuat Adrian melangkah mundur sedikit karena takut hantu wanita itu akan membalasnya. Tik!! Hantu wanita itu menjentikkan jarinya pada Adrian dan membuat Adrian semakin bingung.
“Kamu bisa merasakan jentikan itu kan, suamiku??”
Adrian menganggukkan kepalanya. “Bisa. Tapi kenapa??”
Hantu wanita itu mengulurkan tangan kanannya di mana gelang merah juga terikat di sana sama seperti milik Adrian. “Karena benda ini adalah penghubung antara kau dan aku, suamiku.”
“Jadi kalo aku lepas gelang merah ini, kamu akan pergi dari rumah ini dan hidupku??” Sebelum mendengar jawaban dari hantu wanita mesum yang memanggil Adrian dengan sebutan suamiku, Adrian berlari mengambil gunting dan berusaha untuk memotong gelang merah itu.
Tapi usaha itu gagal. Gelang merah itu sama sekali tidak putus bahkan tak terlihat rusak. Masih belum menyerah, Adrian berlari ke dapur dan mengambil pisaunya yang paling tajam. Dan sekali lagi … usaha Adrian gagal. Gelang merah itu tetap berada di tangannya dan tetap dalam keadaan baik-baik saja.
“Kenapa?? Kenapa sama sekali tidak rusak??”
“Kamu nggak bakal bisa melepasnya karena sudah menerima mahar dariku, suamiku.”
Mendengar kata mahar, Adrian teringat dengan uang sepuluh juta yang diterimanya siang tadi. “Jangan bilang kalo uang sepuluh juta itu-“
“Benar, suamiku tersayang. Uang itu adalah maharku untukmu, untuk pernikahan kita.”
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 46 Episodes
Comments
Rena senja
serasa berada di dunia terbalik cuy
2023-11-17
1