Halo teman-teman!
Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya cerita menarik untuk kalian baca. Yuk, kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊
...****************...
...Happy Reading! ✨️...
Arfan datang setelah menerima telepon dari ku. Arfan terlihat panik saat melihat ku menangis. Aku lalu memeluk Arfan tanpa mengatakan apa pun. Setelah tangisan ku mulai reda, aku melepaskan pelukan ku dari nya. Aku melihat kaos yang Arfan kenakan telah basah dan kotor karena air mata dan juga ingus ku. Aku meminta maaf pada nya. Namun, Arfan malah bertanya apakah aku sudah lebih tenang setelah menangis. Aku mengangguk. Arfan lalu mengantarkan ku pulang dan sesampai nya di rumah, dia meminta ku untuk segera istirahat. Arfan juga berkata akan menjemput ku besok pagi untuk mengantarkan ku ke sekolah.
Besok nya
Arfan datang dan bertemu dengan Ayah dan Ibu. Arfan kemudian berpamitan dengan kedua orang tua ku, begitu juga dengan ku.
Di perjalanan aku menanyakan kepadanya kenapa dia tidak bertanya alasan ku menangis.
"Terkadang seseorang itu hanya ingin mengeluarkan semua perasaan yang di alami nya tanpa harus berbicara. Aku nggak tahu kenapa kamu menangis, tetapi, semoga saja bukan karena aku," Jawab nya sembari menyetir.
Aku melihat Arfan lalu tersenyum padanya. Arfan yang menyadari kalau aku memperhatikan nya sejak tadi kemudian bertanya ada apa.
"Terima kasih, Pak," Ucap ku dengan senyuman manis.
Arfan yang melihat ku tersenyum kemudian memalingkan wajah nya. Dia pun tampak salah tingkah.
Aku meminta Arfan untuk menurunkan ku di pinggir jalan. Aku tidak mau ada murid-murid lain yang melihat ku bersama Arfan. Berita pertunangan nya saja sudah heboh di sekolah, bagaimana kalau ada yang tahu kalau aku adalah tunangan nya.
Arfan memberhentikan mobil nya di pinggir jalan. Aku kemudian turun dan berjalan kaki menuju sekolah.
Melody baru saja tiba di sekolah dan melihat ku berjalan kaki seketika langsung bertanya. Aku memberitahukan Melody kalau kemarin Daniel menjemput ku sepulang sekolah lalu mengajak ku ke suatu tempat. Melody menghentikan langkah nya ketika mendengar perkataan ku. Dia lalu kembali bertanya apakah Daniel ada melakukan sesuatu padaku atau mengatakan sesuatu.
Aku menjawab iya, Daniel ingin kembali lagi padaku. Dia meminta kesempatan lagi untuk memperbaiki kesalahan nya di masa lalu.
Melody lalu menanyakan jawaban ku. Aku menggelengkan kepala. Melody terlihat lega setelah tahu jawaban ku. Ayu dan Melody yang selalu ada menemani ku di saat aku tidak mendapatkan kabar Daniel berminggu-minggu. Mereka yang menghibur ku ketika Daniel memutuskan ku kala itu. Wajar saja jika mereka tidak ingin aku kembali pada Daniel.
Pelajaran hari ini di mulai dengan pelajaran matematika. Entah dia sedang ada masalah atau masih patah hati karena berita pertunangan nya Arfan, dia membuat suasana kelas menjadi mencekam. Tak ada satu murid pun yang berani protes ketika dia memberikan tugas sebanyak 20 soal.
Jam pulang sekolah tiba. Aku menuju parkiran lalu pergi ke pusat perbelanjaan. Sesampai nya di sana, aku melihat-lihat baju yang ada di setiap toko. Aku bingung harus membeli yang mana untuk mengganti kaos Arfan yang aku kotori kemarin.
Seseorang lalu berkata untuk pilih baju yang berada di sebelah kanan ku. Aku menoleh ke arah suara tersebut yang ternyata suara Adinda. Rupanya Adinda sedang berbelanja dan tidak sengaja melihat ku yang kebingungan memilih baju. Dia bertanya apakah baju tersebut untuk Arfan. Aku mengiyakan. Adinda lalu memberitahukan kalau kakak nya menyukai warna putih dan hampir semua baju di lemari nya berwarna putih. Aku kemudian membelikan Arfan kaos berwarna abu-abu supaya dia tahu kalau di dunia ini ada banyak warna selain warna putih.
Aku dan Adinda lalu pergi ke sebuah cafe. Adinda bertanya pada ku apakah aku senang bertunangan dengan kakak nya. Aku bingung mendengar pertanyaan Adinda yang begitu tiba-tiba. Aku mengatakan kalau sebenarnya saat pertama kali aku di beritahukan kalau aku di jodohkan, aku memang kesal. Ayah dan Ibu meyakinkan ku kalau orang yang di jodohkan dengan ku adalah orang yang baik. Setelah aku bertemu Arfan, sepertinya aku tahu kenapa Ayah dan Ibu begitu mempercayai nya menjadi tunangan ku.
Aku memang baru beberapa bulan ini mengenal nya. Aku tahu dia mempunyai sikap yang baik meskipun terkadang sisi menyebalkan nya itu kambuh.
Adinda kemudian bertanya tentang Daniel. Dia mengetahui hubungan ku dengan Daniel. Adinda berkata kalau Daniel sering membicarakan tentang mantan nya saat di Amerika. Adinda juga menambahkan, kalau Daniel menyesal telah menyakiti mantan nya dan ingin memperbaiki nya. Adinda baru mengetahui kalau mantan yang di maksud Daniel adalah aku ketika dia tidak sengaja bertemu Daniel di sekolah ku.
Sambil mengusap air mata ku, aku berkata kepada Adinda kalau aku tidak ingin di ganggu lagi oleh nya. Aku tidak ingin mengulang kembali rasa sakit yang pernah ku alami.
Adinda tampak paham dengan ucapan ku. Dia lalu menghiburku supaya aku tidak menangis lagi.
Di sisi lain, Arfan sedang bersama Daniel. Arfan mendengarkan cerita Daniel yang penuh kesedihan. Dia bercerita tentang niat nya untuk kembali lagi padaku, tetapi, aku menolak nya. Arfan tanpa sadar tersenyum ketika mendengar Daniel berkata bahwa aku menolaknya. Namun, dengan cepat dia merubah raut wajah nya seperti semula.
Arfan membuka chat dari ku. Dia lalu berpamitan dengan Daniel dan meninggalkan nya sendirian.
Sekitar lima belas menit kemudian, mobil Arfan sampai di rumah. Dia lalu turun dan melihat ku berdiri di depan rumah nya. Aku memberikan goodie bag yang ku pegang sedari tadi kepada nya. Dia mengambil goodie bag tersebut dan membuka nya. Arfan melihat kaos berwarna abu-abu.
"Itu untuk ganti baju bapak yang kemarin kotor karena aku nangis dan…. Ingus aku," Kata ku sembari melihat ke arah lain.
Arfan mengatakan kalau dia tidak menyukai warna abu-abu. Aku tidak perduli, aku memang sengaja membelikan nya warna itu. Aku kemudian berpamitan pada nya untuk pulang.
***
Aku menerima telepon dari Mama nya Arfan. Dia meminta ku untuk menemui nya di sebuah restaurant yang tak terlalu jauh dari sekolah. Aku kemudian pergi menemui nya mengendarai sepeda motor ku.
Sesampai nya di sana, aku melihat Mamanya Arfan sedang duduk bersama Adinda. Aku menghampiri mereka. Tak lama setelah itu, Arfan datang menghampiri kami dan duduk di sebelah ku. Mama nya Arfan bertanya pada kami mau memesan makanan apa. Arfan mengatakan apa saja dan aku pun sama mengikuti pesanan nya.
Arfan bertanya kepada Mama nya kenapa meminta nya datang, di tambah lagi ada aku juga di sini. Mama nya Arfan hanya ingin menghabiskan waktu bersama kami.
Selesai makan, Mama nya Arfan meminta Arfan untuk mengantarkan ku pulang. Namun, aku menolak permintaan itu karena aku membawa motor. Adinda bersama Mamanya lalu berpamitan untuk pulang duluan.
Aku dan Arfan keluar dari restaurant, tetapi, secara kebetulan kita bertemu dengan Daniel. Daniel terkejut melihat ku bersama Arfan. Arfan kemudian pergi meninggalkan ku dengan Daniel.
Daniel bertanya kenapa aku bisa bersama Arfan. Aku hanya menjawab itu bukan urusan Daniel. Aku lalu pergi, tetapi, Daniel mengejar ku. Dia memanggil ku kemudian memegang salah satu tangan ku. Daniel lalu kembali memohon pada ku untuk memberikan nya kesempatan sekali lagi. Namun, aku sudah mengatakan nya kemarin, dan jawaban ku akan tetap sama.
"Jangan memaksa nya kalau dia nggak mau," Ucap Arfan seraya memegang tangan Daniel.
Daniel kemudian melepaskan tangan nya dari ku. Arfan lalu menyuruh ku untuk pulang. Aku pergi meninggalkan Arfan dan Daniel. Daniel meminta Arfan untuk tidak ikut campur urusan nya dengan April.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments