Halo teman-teman!
Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya rekomendasi cerita horor untuk kalian. Judulnya The Record: Dibalik Kamera Dia Mengawasi. Yuk, kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊
...****************...
...Happy Reading! ✨️...
Aku masuk ke kamar lalu menaruh tas ku di atas kursi. Dia pikir dengan cara seperti itu dia bisa membuat ku berhenti bertanya. Lihat saja, aku akan terus menghubungi nya sampai dia menjawab pertanyaan ku.
Aku yakin dia marah karena ada hubungan nya dengan Daniel. Aku mengirimi nya banyak chat, meski tidak ada satu pun yang dia balas.
Kalau Bapak terus-terusan nggak membalas chat saya dan juga nggak menjawab pertanyaan saya, mulai besok saya akan mengabaikan bapak.
Tak lama kemudian setelah chat ku terkirim, ada chat masuk dari Arfan.
April, temui saya besok pagi di ruang guru.
Aku tersenyum membaca chat nya. Akhir nya dia membalas chat ku juga.
Besok nya
Aku sampai di parkiran sekolah lalu menuju ke ruang guru untuk menemui Arfan. Aku melihat satu per satu guru-guru mulai berdatangan. Aku melihat Arfan yang tengah duduk di kursi sembari memainkan handphone nya.
Arfan melihat kedatangan ku. Dia lalu meminta ku membawa sekitar 40 buku tulis ke kelas untuk di bagikan. Aku terkejut mendengar perkataan nya. Arfan lalu menunjuk buku-buku yang ada di meja nya untuk aku bawa, setelah itu dia lanjut kembali memainkan handphone nya. Aku membawa buku-buku tersebut ke kelas kemudian pergi tanpa berpamitan padanya.
Aku kira dia meminta ku untuk menemui nya karena ingin memberikan jawaban. Ternyata cuma ingin aku membawa buku-buku ini ke kelas. Kalau dia pikir aku cuma bercanda doang ketika berkata aku akan mengabaikan dia, dia salah besar. Nikmati saja, aku akan mengabaikan dia mulai sekarang.
Arfan memasuki kelas. Dia lalu meminta kami memasukkan semua buku-buku yang ada di atas meja ke dalam tas. Dia kemudian membagikan kertas soal satu per satu ke murid-murid di kelas.
Murid-murid yang mengetahui kalau Arfan memberikan ulangan dadakan langsung mengeluh. Berbanding terbalik dengan ku yang senang karena tidak harus melihat nya mengajar.
Aku mengerjakan soal ulangan yang Arfan berikan. Arfan mengawasi kami dari balik meja nya. Selama mengerjakan soal, pandangan Arfan terus tertuju padaku hingga dia akhirnya melihat ke arah murid-murid lain ketika bel berbunyi.
"Kumpul kan kertas nya di atas meja saya, selesai atau pun tidak selesai," Pinta Arfan kepada murid-murid di kelas.
Murid-murid maju ke depan untuk mengumpulkan kertas jawaban termasuk aku. Kami kemudian memberikan salam ke Arfan dan dia pergi setelah salam tersebut selesai.
"Pril, aku sama Ayu mau ke kantin. Kamu ikut nggak?" Tanya Melody padaku.
Aku menjawab tidak ke Melody. Ayu dan Melody kemudian pergi ke kantin dan meminta ku untuk duduk di luar kelas karena ingin mengobrol setelah dari kantin, serta akan membelikan ku minuman.
Mereka lalu pergi ke kantin dan aku pergi ke luar kelas untuk duduk seperti yang di minta oleh Melody.
Kak April, nanti pulang sekolah kita ke cafe yuk, kebetulan aku lagi ada urusan di dekat sekolah kakak.
Aku membalas chat Adinda setelah membacanya. Ayu datang bersama Melody membawakan ku minuman. Aku melihat es teh manis yang di berikan Melody padaku. Aku jadi teringat dengan peristiwa es teh manis di ruang guru beberapa minggu lalu dan aku nggak ingin meminum nya.
"Eh, itu Pak Arfan lagi merhatiin kita, ya?" Tanya Melody yang melihat Arfan dari depan ruang guru.
Ayu membenarkan perkataan Melody. Mereka pun balas melihat Arfan dengan tersenyum. Aku, tentu saja tidak ingin melihat nya seperti yang di lakukan Ayu dan Melody saat ini. Namun, Ayu menyadari kalau yang di perhatikan Arfan sejak tadi adalah aku. Arfan lalu berjalan ke arah kami dan berhenti di depan kelas. Murid-murid di kelas yang melihat Arfan berdiri di depan kelas bertanya ada apa. Arfan hanya menjawab ingin melihat situasi di kelas saja. Dia kemudian melihat ke arah ku yang tidak memperhatikan nya sama sekali. Arfan lalu tersenyum ke Ayu dan Melody yang duduk bersama ku setelah itu kembali ke ruang guru.
Jam pulang sekolah tiba. Ayu dan Melody berpamitan untuk pulang duluan, sementara aku harus menghapus tulisan-tulisan yang ada di papan tulis terlebih dahulu karena hari ini adalah jadwal piket ku. Setelah selesai, aku lalu berjalan keluar untuk pulang.
Aku melihat Daniel sedang berdiri di depan pintu gerbang saat aku sampai di parkiran untuk mengambil motor. Daniel tersenyum saat melihat ku. Aku lalu menghampiri Daniel. Dia ingin mengajak ku makan siang. Aku menolak ajakan Daniel.
"Kita sudah lama nggak makan siang bareng, Pril," Ucap Daniel saat mendengar aku menolak ajakan nya.
"Ajak saya saja. Kebetulan saya belum makan siang," Sahut seseorang yang membuat ku dan Daniel melihat ke arah sumber suara itu.
Itu adalah suara Arfan yang menghampiri ku dan Daniel di depan gerbang. Daniel yang tidak menduga kalau Arfan tiba-tiba menghampiri dan meminta untuk di ajak terlihat menolak Arfan dengan sopan. Aku melangkahkan kaki ku untuk kembali ke parkiran, tetapi, Daniel langsung memegang tangan ku untuk menahan ku pergi. Arfan melihat Daniel memegang tangan ku.
"Daniel?"
Terdengar suara seorang wanita menghampiri kami dan menyebut nama Daniel.
"Adinda" Ucap Daniel ketika melihat Adinda berdiri di sebelah nya.
Aku dan Arfan sontak melihat Adinda dengan raut wajah heran.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments