Chapter 7

Halo teman-teman!

Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya cerita menarik untuk kalian. Judulnya Menikah Dengan CEO Baik. Yuk, kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊

...****************...

...^^^Happy Reading! ✨️^^^...

"April!"

Aku menoleh ke arah Bu Sri, guru matematika yang menurut pengakuan Ayu, beliau naksir sama Arfan. Aku menghampiri nya dan bertanya ada apa. Bu Sri meminta ku untuk membelikan dua gelas es teh manis di kantin.

Dia memanggil ku cuma untuk menyuruh ku membeli es teh manis padahal jarak antara ruang guru dan kantin nggak terlalu jauh. Pantas saja banyak murid yang nggak menyukai nya. Selain karena galak, beliau juga sering memberikan tugas untuk di kerjakan di rumah. 

Aku membayarkan dua gelas es teh manis ke penjual di kantin lalu membawa nya ke ruang guru. Sesampai nya di ruang guru aku melihat guru matematika itu sedang mengobrol bersama Arfan. Bu Sri melihat kedatangan ku membawa dua gelas es teh manis. Beliau lalu mengambil es teh manis tersebut dan memberikan segelas  ke Arfan.

Arfan menolak nya, tetapi, Bu Sri tetap menaruh segelas es teh manis tersebut di meja Arfan. Beliau menyuruh ku membeli es teh manis di kantin cuma buat deketin Arfan? Biar beliau di bilang wanita perhatian sama Arfan, gitu? Arfan meminta ku untuk segera kembali ke kelas karena lima menit lagi dia akan mengajar. Aku pamit ke Bu Sri dan Arfan untuk kembali ke kelas.

"Modus kok pakai es teh manis lima ribuan, nggak modal banget," Ucapku setelah meninggalkan ruang guru.

Arfan memasuki kelas lalu memberikan tugas kelompok yang harus di kumpulkan dua hari lagi. Aku baru tahu efek es teh manis selain bikin diabetes bisa bikin sikap menyebalkan menjadi lebih parah.

Selain memberikan tugas kelompok, Arfan juga memberikan tugas untuk di kerjakan sampai bel pulang berbunyi. Arfan mengawasi ku dari tempat duduk nya. Aku menulis kalimat "guru menyebalkan" di secarik kertas lalu memperlihatkan kepada nya dari arah tempat duduk ku. Dia membaca nya kemudian membalas dengan senyuman yang terlihat angkuh.

Bel berbunyi. Kami lalu merapikan buku-buku yang ada di atas meja. Arfan meminta tugas yang tadi di kerjakan untuk di kumpul dan di taruh di ruang guru. Murid-murid lain menolak karena mereka belum selesai mengerjakan nya.

"April, bawakan buku-buku nya ke ruang guru," Perintah Arfan yang melihat ke arah ku. 

Dari sekian banyak murid ini kenapa selalu aku yang dia suruh. Aku mengambil buku-buku dari teman-teman sekelas lalu membawa nya ke ruang guru di temani Ayu dan Melody.

Aku menaruh buku-buku itu di meja Arfan. Arfan menghitung semua buku yang ku bawa. Memang nya dia kira aku nggak membawa semua buku tugas kali ya?

"OK! Jumlah nya pas, terima kasih. Kalian bisa pulang," Jawab nya sambil tersenyum.

Kami pergi meninggalkan ruang guru. Baru saja kami mau menuju parkiran, tiba-tiba terdengar suara rintikan di atap sekolah kemudian di susul dengan hujan deras membasahi halaman sekolah.

"Loh kok hujan? Kita gimana pergi ke cafe nya kalau hujan begini?" Tanya Ayu kepada ku dan Melody.

Hujan yang semakin deras membuat kami harus menunggu beberapa saat sambil berharap akan berhenti secepat nya. Melody lalu menelepon supirnya untuk menjemput nya di sekolah. 

Ayu lalu menyenggol lengan ku memberi isyarat kalau Arfan berjalan menuju parkiran. Aku melihat guru matematika yaitu Bu Sri sedang mengejar Arfan sambil memanggil nya. Arfan menghentikan langkah nya dan membalikan badan. 

Bu Sri lalu meminta untuk ikut di mobil nya Arfan karena driver langganan yang biasa dia telepon tidak bisa menjemput nya. Arfan melihat ke arah ku yang berada nggak jauh dari nya. Namun, aku langsung memalingkan wajah.

"Eh, itu supirku sudah datang," Sahut Melody kepada ku dan Ayu saat melihat mobil yang baru saja tiba di depan pintu gerbang.

Kami berlari menuju mobil Melody dan pergi menuju ke cafe. Ayu dan Melody membahas tentang kejadian Bu Sri dan Arfan tadi. Mereka nggak menyangka kalau Bu Sri semakin serius mendekati Arfan.

Di Cafe

Kami memesan beberapa minuman hangat dan makanan ringan. Kami mulai mengerjakan tugas kelompok Bahasa Inggris yang Arfan berikan. Di tengah mengerjakan tugas, fikiran ku teralihkan oleh Arfan dan Bu Sri. Aku menjadi nggak fokus untuk mengerjakan tugas. Kenapa guru matematika itu harus minta tumpangan di mobil nya Arfan sih? Kalau driver langganan nya nggak bisa menjemput kan bisa cari ojek online di aplikasi. 

Arfan mengirimi ku chat menanyakan keberadaan ku. Aku nggak membalas chat nya. Aku kembali berusaha untuk fokus mengerjakan tugas. Namun, Arfan kembali lagi mengirimi ku chat yang kali ini nggak ku baca.

Ayu mulai merasa kebingungan. Dia kemudian menyandarkan kepala nya di bahu Melody. Handphone ku berbunyi. Aku melihat nama penelepon di layar nya. Aku mengambil handphone ku lalu pergi agak jauh dari Ayu dan Melody untuk menjawab panggilan tersebut. 

"Kamu di mana? Kenapa mengabaikan chat dari saya?" Terdengar suara Arfan dengan nada yang agak tinggi.

"Lagi di cafe, mengerjakan tugas dari bapak. Sudah ya, pak, saya sibuk," Jawab ku seraya menutup telepon dari Arfan. Aku kemudian kembali ke tempat duduk ku.

Ayu dan Melody melihat wajah ku yang tampak kesal bertanya apakah aku sedang marah dengan orang tua ku. Aku menggelengkan kepala. Aku melanjutkan kembali tugas ku, tetapi ternyata sudah di selesaikan oleh Ayu dan Melody saat aku menerima telepon.

Aku meminta maaf kepada mereka karena harus menyelesaikan sisa tugas tanpa ku. Kami lalu membayar makanan dan minuman yang kami pesan. Namun, kasir tersebut berkata pesanan kami sudah di bayarkan. 

Kami bingung dan menanyakan siapa yang membayarkan pesanan kami. Kasir tersebut hanya bilang seorang pria yang memakai jaket berwarna hitam yang membayarkan nya. Kami saling menatap satu sama lain dan nggak tahu sama sekali siapa pria itu. 

Sesampai nya di rumah, Aku menerima chat dari Arfan. Aku hanya membaca chat tersebut tanpa membalas nya.

***

Aku bersiap untuk berangkat ke sekolah. Aku melihat Ayah sedang menghidupkan mobil nya, tetapi mobil tersebut tak kunjung menyala. Aku lalu meminta Ayah untuk membawa motor ku saja untuk berangkat kerja sekalian mengantarkan ku ke sekolah.

Aku sampai di sekolah, melihat murid-murid lain dengan ekspresi wajah yang senang, seperti nya ada berita yang tak ku ketahui. Melody menghampiri ku dan memberitahukan kalau hari ini kita pulang cepat karena guru-guru akan ke Dinas Pendidikan. Yah, tahu begitu aku tadi nggak usah berangkat sekolah saja.

Aku menelepon Ayah ku untuk memberitahu nya tidak usah menjemput ku karena aku akan pulang cepat. Aku menghabiskan waktu hingga menjelang siang di sekolah bersama Ayu dan Melody.

Dari kejauhan aku melihat Arfan berjalan menuju parkiran. Bukan nya guru-guru ke Dinas Pendidikan sejak tadi? Kenapa Arfan masih di sekolah.

Supir Melody sudah berada di depan gerbang sekolah. Kami lalu berjalan ke depan untuk pulang. Namun, tiba-tiba saja pandangan ku tertuju ke arah seseorang yang memanggil ku.

"Daniel?" Ucap ku secara spontan saat melihat kehadiran nya.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!