chapter 11

Halo teman-teman!

Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya rekomendasi cerita menarik buat kalian. Judulnya Garis Takdir. Yuk, kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊

...****************...

...Happy Reading! ✨️...

Aku masuk ke dalam lounge nya dan dari lounge ini terlihat jelas pemandangan laut yang terpantulkan cahaya berwarna oranye dari langit. Aku melihat ada cabin dan glamping juga untuk menginap atau stay cation disini.

Arfan lalu duduk menikmati pemandangan laut di sore hari. Aku kemudian mengajak nya untuk berfoto bersama. Dia tentu saja menolak nya, tetapi, aku memaksa nya untuk berfoto karena pemandangan seindah ini sayang banget untuk di lewatkan. Akhirnya Arfan dengan pasrah berfoto bersama ku. 

Aku melihat foto-foto di handphone ku yang ku ambil bersama Arfan tadi lalu mengirimkan nya ke Arfan. Arfan mengambil handphone nya yang berbunyi dari dalam saku celana nya kemudian melihat foto-foto yang ku kirimkan.

"Cantik juga," Ucap Arfan saat melihat foto-foto di handphone nya.

Aku dengan percaya diri mengatakan aku tahu kalau memang aku cantik.

"Pemandangan nya," Sahut Arfan sembari meletakkan handphone nya di atas meja.

Di tempat yang sebagus ini saja masih menyebalkan, apalagi di sekolah. Aku melihat kalung berwarna silver yang dia kenakan, aku menanyakan tentang orang yang memberikan kalung tersebut. Arfan menjawab kalau kalung itu dari Adinda.

Adinda memang punya selera yang bagus, aku mengakui itu. Arfan lalu berkata pada ku tidak usah bertanya kalung nya dari siapa kalau aku sendiri tidak memakai kalung pemberian orang lain.

Memang sih, kalung pemberian Arfan masih belum ku pakai. Aku juga tidak memakai cincin pertunangan, sedangkan Arfan memakai nya.

Makanan yang kita pesan sudah datang. Aku lalu menaruh handphone ku di atas meja dan mulai makan. Di sela-sela makan, handphone ku berbunyi menandakan ada notifikasi email baru dari Daniel. Arfan melirik handphone ku yang tepat berada di sebelah tangan nya. Namun, aku langsung mengambil handphone ku dan memindahkan nya ke dalam tas.

Aku melihat Arfan tak bereaksi apa pun dan tetap melanjutkan makan nya hingga selesai. Matahari telah terbenam di gantikan dengan suasana malam hari yang tak kalah bagus nya. 

Aku melirik Arfan yang sedang memandangi laut. Aku mengucapkan permintaan maaf kepada nya karena sudah marah-marah di rumah nya. Arfan melihat ku, dia bertanya tentang nasi goreng yang dia makan itu apakah sebagai permintaan maaf. Aku menganggukkan kepala.

"Aku nggak tahu kalau Bapak sedekat itu dengan Daniel,"

Arfan langsung memalingkan wajah nya saat aku menyebutkan nama Daniel. Dia lalu meminta ku untuk tidak membahas masalah itu. Arfan kemudian mengajak ku pulang.

Selama perjalanan Arfan tidak berbicara sama sekali. Bahkan, ketika aku sampai di rumah, Arfan hanya menyapa kedua orang tua ku. Lalu dia pergi tanpa mengatakan apa pun pada ku.

Besok nya

Aku keluar rumah setelah berpamitan pada Ibu. Aku melihat Ayah sedang mengobrol bersama Daniel di luar. Aku menghampiri mereka dan bertanya tujuan Daniel datang ke rumah. Daniel ingin mengantarkan ku ke sekolah, karena beberapa hari yang lalu aku meninggalkan motor ku di sekolah dan ikut mobil nya Adinda ke cafe.

Aku menolak ajakan Daniel. Aku bisa pergi di antar Ayah ke sekolah. Daniel tidak bisa memaksa jawaban ku untuk berubah. Dia lalu berpamitan pada ku dan juga Ayah. Tanpa ku ketahui, Arfan menyaksikan itu semua di mobil nya yang dia parkir tak jauh dari rumah ku. 

Di perjalanan menuju sekolah, Ayah bertanya pada ku apakah Daniel tahu kalau aku sudah bertunangan. Aku menggelengkan kepala ku. Ayah lalu meminta ku untuk berhenti bertemu dengan Daniel. Ayah tidak mau kalau nanti Arfan menjadi salah paham pada Daniel ketika tahu Daniel masih menemui ku. 

Aku tidak menjawab perkataan Ayah. Aku tahu, Ayah ingin menjaga hubungan yang baik dengan keluarga Arfan. Ayah juga ingin menjaga perasaan Arfan supaya tidak kecewa karena anak nya. 

Aku berpamitan pada Ayah kemudian turun dari mobil. Aku memasuki kelas dan melihat teman-teman di kelas sedang membicarakan sesuatu. Aku lalu bertanya kepada Ayu dan Melody, apakah terjadi sesuatu di sekolah. 

Ayu dan Melody memasang wajah yang sedih sambil berkata kalau guru Bahasa Inggris mereka, yakni Arfan sudah bertunangan karena ketua kelas melihat cincin yang melingkar di jari manis Arfan saat memberikan laporan ke ruang guru. 

Aku tidak tahu harus menanggapi nya seperti apa. Aku tidak tahu apakah harus bereaksi sedih atau bahagia karena aku tunangan yang mereka bicarakan. 

Aku lalu mengirimkan chat ke Arfan meminta nya untuk melepas cincin yang dia pakai. Aku nggak mau satu sekolah jadi tahu tentang pertunangan ini. Namun, Arfan membalas nya dengan mengatakan tidak ingin melepas nya dan akan terus memakai nya karena memang dia sudah bertunangan.

Tak lama setelah bel berbunyi, Arfan memasuki kelas. Semua murid perempuan di kelas, kecuali aku, fokus memperhatikan jari manis Arfan ketika Arfan memasuki kelas. Arfan merasa ada yang aneh lalu bertanya ke murid-murid di kelas. Mereka kemudian bertanya kepada Arfan apakah benar dia sudah bertunangan.

Arfan tersenyum mendengar pertanyaan dari mereka. Murid-murid lain semakin penasaran karena Arfan hanya tersenyum, tetapi tak memberikan jawaban. Arfan akhirnya bertanya ke mereka kenapa menanyakan hal seperti itu. Mereka melihat cincin yang melingkar di jari manis Arfan. Arfan kemudian membenarkan pertanyaan mereka.

Murid-murid di kelas langsung memasang wajah sedih ketika mendengar jawaban Arfan. Arfan kembali tersenyum melihat tingkah murid-murid di kelas. Dia lalu membagikan hasil ulangan minggu lalu. Tentu saja, ketika nama ku di panggil ke depan, Arfan memasang wajah datar seperti biasa nya.

Kabar pertunangan Arfan menyebar satu sekolah. Aku melihat murid-murid di kelas lain juga bereaksi yang sama seperti Ayu dan Melody. Bahkan, Bu Sri yang selama ini mendekati Arfan seketika tidak menegur nya lagi. 

Jam pulang sekolah tiba. Aku melihat Ayu dan Melody yang masih sedih dengan kabar pertunangan Arfan. Aku lalu mengajak mereka untuk pergi ke cafe untuk menghibur mereka. Namun, tiba-tiba Daniel sudah berada di luar menunggu ku.

Ayu dan Melody melihat kehadiran Daniel. Mereka ingin mendatangi Daniel, tetapi, aku menahan mereka. Ayu dan Melody tidak suka pada Daniel semenjak dia memutuskan ku. 

Aku menghampiri Daniel. Daniel ingin mengajak ku ke suatu tempat. Aku kembali menolak ajakan nya, tetapi, dia memohon untuk aku ikut dengan nya. Aku akhirnya menjawab iya. Aku melihat Ayu dan Melody yang sedang memperhatikan ku dari arah parkiran. Aku lalu melambaikan tangan ke mereka dan tersenyum supaya mereka tidak mengkhawatirkan ku. Setelah itu aku pergi bersama Daniel. 

Sesampai nya di sana. Aku melihat tempat yang sudah lama tidak aku kunjungi. Tempat yang menyimpan banyak memori indah dan juga buruk. Daniel kemudian mengajak ku untuk masuk. Dia lalu bertanya apakah aku masih mengingat tempat ini. Aku menjawab iya. Daniel kemudian menceritakan tentang kenangan-kenangan lama saat kita berada disini ketika masih berpacaran.

Aku meminta Daniel untuk langsung ke inti nya saja. Daniel lalu berkata ingin kembali padaku. Dia ingin memperbaiki kesalahan yang dia buat dan dia menyesali nya.

Aku berkata tidak pada nya. Daniel menanyakan alasan nya. Dia berjanji untuk memperbaiki kesalahan nya dan meminta kesempatan sekali lagi pada ku.

Aku nggak bisa menerima nya kembali setelah apa yang sudah dia lakukan dulu padaku. Dia meninggalkan ku begitu saja tanpa kabar setelah itu memutuskan ku.

Daniel memohon pada ku. Aku tetap berkata tidak pada nya.

"Kamu nggak tahu, kan? Betapa sakit nya aku menunggu mu berminggu-minggu tanpa kabar. Kamu menghilang begitu saja dan saat mengabari ku kamu malah meminta putus. Kamu nggak tahu bagaimana perasaan ku saat itu!" Jawab ku dengan nada tinggi dan tanpa ku sadari air mata ini telah membasahi pipi ku.

Aku kemudian meminta Daniel untuk tidak menemui ku lagi atau datang ke sekolah, maupun ke rumah. Aku juga meminta nya untuk berhenti mengirimkan email karena aku tidak akan pernah membaca nya. Sebelum aku pergi, aku mengucapkan terima kasih sudah membayarkan pesanan ku bersama teman-teman ku di cafe. Setelah itu aku pergi meninggalkan Daniel dengan air mata yang terus mengalir membasahi pipi ku.

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!