Halo teman-teman!
Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya rekomendasi cerita seru untuk kalian. Judulnya Pengantin Pengganti. Yuk, kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊
...****************...
...Happy Reading! ✨️...
Adinda mendatangi ku ketika aku menuju halaman untuk menghidupkan sepeda motor ku. Aku menanyakan tujuan nya datang ke rumah pagi-pagi sebelum aku berangkat ke sekolah. Adinda berkata kalau dia tahu aku tidak mau memaafkan nya. Dia hanya meminta ku untuk memahami situasi sulit yang di alami nya. Adinda lalu mengeluarkan sebuah surat dari dalam tas nya. Surat titipan dari Daniel.
Aku melangkahkan kaki ku begitu Adinda menyebutkan nama Daniel. Namun, langkah ku terhenti saat Adinda mengatakan kalau Daniel akan kembali ke Amerika.
"Ini terakhir kalinya aku membantu Daniel, dan terakhir kali juga kak April berurusan dengan Dengan dia," Ucap Adinda sembari memberikan surat tersebut kepada ku.
Aku membalikkan badan dan melihat surat yang Adinda pegang. Aku lalu mengambil surat itu dan Adinda pergi meninggalkan ku.
Sesampai nya di sekolah, aku melihat Ayu dan Melody yang sedang asyik mengobrol. Mereka mengajak ku untuk berbelanja sepulang sekolah karena besok adalah hari ulang tahun sekolah, jadi panitia osis akan melangsungkan pentas seni untuk merayakan nya.
Aku menganggukkan kepala mengiyakan permintaan mereka.
Bel berbunyi. Jam pelajaran di mulai dengan pelajaran bahasa inggris. Arfan memasuki kelas lalu mengabsen murid satu per satu.
"April Ananta"
"April Ananta," Arfan mengulang kembali memanggil nama ku.
Ayu menyenggol lengan ku kemudian aku tersadar dari lamunan ku. Aku lalu mengangkat tangan, sementara Arfan melihat ku dengan ekspresi yang sedikit kesal. Arfan kembali mengabsen murid-murid yang lain nya.
Gara-gara Adinda memberikan surat itu, aku jadi kepikiran Daniel. Selama pelajaran aku tidak fokus sama sekali. Ayu menuliskan sesuatu di secarik kertas dan meminta ku untuk membaca nya. Rupanya Arfan memperhatikan ku sejak tadi. Aku lalu berpura-pura untuk fokus belajar supaya dia tidak memarahi ku.
Arfan memanggil ku. Aku maju ke depan menghampiri nya. Arfan meminta ku untuk mengerjakan tugas dan mengumpulkan nya besok. Aku lalu bertanya kenapa dia memberikan ku tugas sedangkan murid yang lain nya tidak. Dengan nada santai Arfan menjawab karena hanya aku yang tidak fokus pada jam pelajaran. Aku kembali ke tempat duduk ku dengan perasaan kesal.
Arfan memberitahukan kalau besok ada pentas seni. Arfan mengimbau untuk berpakaian yang sopan karena orang luar yang sudah membeli tiket pentas seni akan datang untuk ikut menyaksikan.
Aku membaca surat yang Daniel titipkan ke Adinda saat jam istirahat. Isi surat tersebut membuat ku sedih karena kalimat-kalimat yang Daniel tulis menunjukkan kesedihan yang dia rasakan. Dia akan kembali ke Amerika besok pagi.
***
Jam pulang sekolah tiba, aku, Ayu, dan Melody pergi ke pusat perbelanjaan untuk berbelanja baju yang akan kami kenakan besok. Ayu dan Melody sedang sibuk memilih-milih baju. Sementara aku entah kenapa tidak bersemangat untuk memilih baju. Arfan menelepon ku, aku lalu pergi keluar toko untuk menjawab telepon dari nya.
Arfan menanyakan keberadaan ku. Aku bilang aku berada di sebuah pusat perbelanjaan bersama dengan Ayu dan Melody.
Arfan meminta ku untuk tidak membeli pakaian yang aneh-aneh dan fokus ketika berada di keramaian. Aku menjawab iya. Arfan juga kembali mengingatkan ku untuk mengumpulkan tugas besok. Aku kembali menjawab iya dengan nada malas.
Melody memanggil ku, aku kemudian menutup telepon dari Arfan lalu menghampiri nya. Aku melihat Melody dan Ayu membeli dress pendek selutut. Setelah itu kami memutuskan untuk pulang.
***
Aku sampai di sekolah, aku melihat keramaian di sana-sini. Di tambah dengan orang-orang dari luar sekolah yang berdatangan untuk ikut memeriahkan acara pentas seni.
Acara pentas seni tahun ini di meriahkan oleh band terkenal tanah air yang di undang oleh pihak osis mewakili sekolah.
Aku pergi mencari keberadaan Ayu dan Melody di kelas, tetapi, setiap aku melewati kelas-kelas lain, aku mendengar murid-murid lain menceritakan tentang Arfan. Mereka heboh karena pertama kalinya melihat Arfan memakai pakaian kasual yang menurut mereka menambah kegantengan nya. Aku ingin membalas perkataan mereka dengan mengatakan kalau dia tidak ganteng sama sekali.
Ketika aku sampai di kelas, aku melihat Ayu, Melody dan beberapa murid lain nya sedang mengobrol dengan Arfan. Arfan melihat ku datang memakai dress pendek dan riasan wajah yang berbeda seperti saat aku ke sekolah seketika terdiam sesaat.
Aku melewati Arfan dan melihat raut wajah nya yang berubah tidak menyenangkan. Dia lalu meminta ku untuk ikut dengan nya ke ruang guru.
Aku berjalan mengikuti Arfan. Melihat reaksi nya sudah pasti aku akan di marahi. Arfan duduk di kursi nya, sementara aku berdiri di sebelah nya. Dia meminta ku untuk mengumpulkan tugas yang dia berikan kemarin. Aku mengeluarkan tugas tersebut dari dalam tas ku dan memberikan nya. Arfan memeriksa tugas ku, tetapi, yang ku lihat dia hanya mencoret-coret nya dengan pena berwarna merah.
Arfan mengembalikan tugas yang dia periksa kepada ku dan meminta ku untuk mengerjakan ulang. Benar-benar menyebalkan.
Ketika ruang guru menjadi sepi, Arfan kemudian berdiri dari kursi nya. Dia bertanya kenapa aku memakai pakaian dan riasan wajah seperti ini. Aku mengatakan karena aku menyukai nya, jadi aku memakai dress ini dan riasan wajah yang seperti ini.
Arfan menghela napas panjang. Dia meminta ku untuk tidak berpakaian seperti ini lagi ketika tidak bersama dengan nya. Aku lalu menggoda nya dengan mengatakan kalau Arfan tidak ingin orang lain menggoda ku karena aku terlihat sangat cantik.
Arfan melihat ke arah lain saat mendengar jawabanku seolah tidak membenarkan perkataan ku. Aku pun balik bertanya kepada nya. Mengapa dia memakai kaos abu-abu yang ku berikan, padahal dia tidak menyukai warna itu.
Arfan memberikan alasan kalau ingin menghargai pemberian orang lain. Aku hanya tersenyum mendengar alasan yang dia buat. Aku lalu berpamitan pada nya karena guru-guru mulai memasuki ruangan.
Aku, Ayu, Melody beserta murid-murid lain berkumpul di lapangan untuk menyaksikan pentas seni. Bintang tamu yang di tunggu-tunggu akhir nya naik ke atas panggung. Mereka menyanyikan lagu-lagu andalan dari band nya. Aku melihat sang vocalist mengarahkan pandangan nya ke arah ku. Aku kemudian berbisik ke Ayu dan Melody. Ayu dan Melody rupanya juga menyadari hal itu. Aku melihat Arfan sedang memandangi ku dengan raut wajah kesal dari arah luar lapangan.
Aku menerima chat dari Arfan yang berisikan bahwa dia sedang ada urusan di luar. Dia meminta ku untuk segera pulang setelah acara pentas seni selesai. Aku membalas chat nya dengan mengatakan kalau aku akan pergi ke karaoke bersama Ayu dan Melody.
***
Kami bertiga asyik karaoke sampai lupa waktu. Aku melihat handphone ku, tetapi, tidak ada balasan dari Arfan. Tak terasa waktu sudah menunujukkan jam 7 malam. Kami lalu keluar dari tempat karaoke. Aku melambaikan tangan ke Melody yang sudah di jemput oleh supir nya. Begitu juga dengan Ayu yang pulang di jemput dengan pacar nya.
Aku berjalan menuju mini market terdekat untuk membeli minum. Setelah keluar dari mini market tersebut dan ingin meminum minuman yang ku beli, tiba-tiba sekelompok pemuda mendatangi ku dan menggodaku. Aku pergi meninggalkan mereka. Namun, mereka mengejar ku. Salah satu dari mereka menangkap ku. Aku berontak dan mencoba untuk melepaskan diri.
Brukk!! Seorang pria yang menangkap ku terjatuh akibat di pukul seseorang. Aku melihat Arfan masih mengepalkan tangan nya setelah memukul pria itu. Dia lalu menarik tangan ku dan meminta ku untuk menjauh.
Salah satu pria yang berada di kelompok itu meminta Arfan untuk tidak ikut campur. Namun, Arfan tidak mengizinkan sekelompok pria tersebut untuk mengganggu ku. Pria yang Arfan pukul membalas pukulan dari Arfan. Arfan menghindar dari pukulan itu lalu menendang nya.
"Aku peringatkan ke kalian, jangan ganggu tunangan ku!"
Sekelompok pria tersebut marah dan bergantianmemukul Arfan. Karena perbedaan jumlah yang signifikan, Arfan di keroyok oleh sekelompok pemuda itu. Aku melihat Arfan yang di keroyok lalu berteriak meminta pertolongan. Orang-orang yang mendengar teriakan ku segera menghampiri ku. Namun, sekelompok pemuda itu langsung melarikan diri.
Aku menghampiri Arfan yang sangat lemas dan penuh luka-luka di wajah nya. Orang-orang yang melihat kejadian itu lalu meminta ku untuk segera membawa Arfan ke rumah sakit. Aku lalu memesan mobil online di aplikasi.
Orang-orang membantu ku dengan memapah Arfan ke dalam mobil online yang sudah di pesan. Aku mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang sudah membantu kami.
Ketika supir tersebut bertanya untuk memastikan tujuan nya adalah rumah sakit, Arfan meminta untuk pulang ke rumah nya saja. Aku menolak permintaan nya dan meminta Arfan untuk di bawa ke rumah sakit. Namun, Arfan tetap ingin pulang. Dia ingin istirahat saja di rumah. Aku kemudian meminta supir tersebut untuk merubah arah tujuan nya.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments