Chapter 2

Halo teman-teman!

Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya rekomendasi cerita seru untuk kalian. Judulnya Kutukan Sang Mantan Kekasih. Yuk, buruan kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊

...****************...

...Happy Reading! ✨️...

Hari kedua aku sekolah di semester ini. Aku duduk di kursi memainkan handphone sembari menunggu Ayu dan Melody datang ke sekolah. 

"Loh, April, baru kamu yang datang?" Tanya ketua kelas saat melihatku sedang bermain handphone.

Aku hanya menganggukkan kepala kepadanya. 

"Kalau begitu kamu temenin aku ke ruang guru ya antar laporan"

Aku bangkit dari kursi lalu bersama ketua kelas menuju ke ruang guru. Di ruang guru ternyata ada Arfan yang sedang duduk. Kalau tahu kasih laporan nya ke dia mending aku tolak aja tadi tawaran ketua kelas untuk temenin dia ke ruang guru. 

Ketika ketua kelas sedang menuliskan tanda tangan nya di kertas laporan, Arfan melihat ke arahku. Aku yang terkejut seketika tersenyum kepadanya. Dengan tanpa ekspresi dia memalingkan wajahnya.

Aku di cuekin? Cuma senyum balik saja nggak bisa ya ini guru. Ketua kelas kemudian berpamitan dan kita pergi meninggalkan ruang guru. Aku kesal dengan sikapnya yang cuek. Aku nggak habis fikir, bukannya seorang guru seharusnya ramah ke semua murid. Semua siswi di sekolah ini sudah tertipu dengan tampangnya yang baik-baik.

Pelajaran pertama di mulai. Di mulai dengan pelajaran nya si guru cuek itu. Aku melihat Ayu dan Melody yang sangat senang menunggu si guru cuek itu masuk ke kelas. Aku mengeluarkan buku Bahasa Inggris dari dalam tas, tapi… kok nggak ada? Mampus! Jangan-jangan ketinggalan di rumah. 

"Yu, buku Bahasa Inggris nya di taruh di tengah saja ya? Buku ku ketinggalan" Kata ku sambil berbisik ke Ayu.

Ayu lalu menaruh buku nya di tengah. Arfan lalu menjelaskan materi yang ada di buku tersebut. Dia melihat kalender di atas meja guru lalu meminta siswa dengan nomor absen yang sama seperti tanggal hari ini untuk menjawab soal di papan tulis.

Siswa itu adalah aku. Dia sengaja ya memanggil aku ke depan, punya dendam apa sih ini guru. Aku maju ke papan tulis untuk mengerjakan soal tersebut. 

"Lain kali kalau ada mata pelajaran saya, buku nya di bawa ke sekolah!" Perintah Arfan saat aku selesai mengerjakan soal.

"Baik, Pak," Jawabku dengan di iringi langkah kaki ku menuju tempat duduk. 

Tahu saja sih ini guru kalau aku nggak bawa buku. Dia mengawasi aku atau gimana sih? 

Bel berbunyi menandakan waktu istirahat. Akhirnya selesai juga pelajaran si guru cuek ini. 

"Kamu, yang tadi nggak bawa buku. Tolong bawakan buku-buku tugas ini ke ruang guru" Pinta Arfan seraya mengangkat jari telunjuk nya ke arah ku. 

Hah? Aku lagi? Ini guru kenapa sih menyebalkan banget. Seharian ini cuma bikin aku kesal saja. Melody dan Ayu yang melihat ekspresi ku lalu membantu ku membawakan buku-buku itu ke ruang guru. 

Aku bersama Ayu dan Melody menaruh buku-buku itu di atas meja nya Arfan. Ya, seperti pagi tadi, dia hanya melihat Ayu dan Melody untuk mengucapkan terima kasih. Bahkan, dia tersenyum ke mereka. Ini fix, guru satu ini memang punya dendam sama aku. Kalau saja dia bukan guru sudah ku ajak ribut.

Ayu kemudian mengajak ku dan Melody untuk ke Cafe sepulang sekolah. Sepertinya Ayu tahu kalau aku cuma punya perasaan emosi hari ini. Berbanding terbalik dengan mereka yang masih saja terpesona dengan si guru cuek.

Di Cafe

Melody menemui ku dan Ayu setelah selesai memesan menu. Tak berselang lama, menu yang kita pesan datang. Setidaknya makanan dan minuman ini bisa membuat ku meredakan emosi yang menumpuk sejak pagi.

Selesai makan, Ayu akhirnya bertanya padaku tentang Arfan. Ya bagaimana nggak kesal, seharian ini ada saja kelakuan dia yang bikin emosi. Justru aku malah heran kenapa Ayu dan Melody suka sama guru itu. 

"Karena ganteng," Sahut Melody dengan penuh senyuman.

Bagi ku dia nggak ada ganteng nya sama sekali. Kalau menyebalkan, iya. Aku lalu pergi ke toilet yang berada di ujung. 

Ketika aku keluar dari toilet, aku bertemu Arfan yang sedang cuci tangan di wastafel sembari melihat ku yang baru saja keluar melalui pantulan kaca yang ada di depan nya. Aku terkejut melihatnya berada di cafe. Aku lalu bertanya kepadanya kenapa aku selalu bertemu dengan dia. Arfan hanya mengangkat kedua bahunya yang mana itu membuatku kesal.

Aku kembali bertanya kepadanya apakah dia punya dendam padaku. Arfan menjawab tidak. Jika dia tidak dendam, kenapa dia sangat cuek dan menyebalkan.

"Ada lagi yang ingin di tanyakan? Jika tidak ada saya mau pergi,"

Aku memberanikan diri untuk bertanya padanya apakah dia familiar dengan ku.

"Tentu saja, kamu salah satu murid di tempat saya mengajar. Sudah kan? Tidak ada lagi yang di tanyakan. I'm leaving," Arfan melangkahkan kaki meninggalkan aku yang berdiri di depan pintu toilet.

Aku senang karena guru itu nggak mengingat kalau pernah bertemu dengan ku di Bali. Aku kembali ke tempat duduk ku dan bersiap untuk pulang.

***

Aku membantu Ibu ku menaruh makanan di meja untuk makan malam. Tradisi di keluarga ku adalah selalu makan malam bersama di meja makan. 

"April, Ibu membelikan kamu baju. Nanti di coba ya selesai kamu makan," Ujar Ibu ku yang telah menghabiskan makan nya. 

Aku mengiyakan perkataan Ibu ku. Lalu saat selesai makan dan mencuci semua piring kotor, aku mengambil baju yg di maksud Ibu ku di dalam kamar nya. Aku mencoba baju itu dan bertanya pada Ibu ku untuk apa aku di belikan baju seperti ini. Seingat ku, aku nggak ada menerima undangan untuk menghadiri pernikahan dalam waktu dekat.

Ayah ku lalu menjelaskan bahwa baju itu untuk acara pertunangan ku. Aku terdiam sejenak saat mendengar nya. Semenjak ada guru baru di sekolah, tanpa sadar aku melupakan acara perjodohan ini. Bahkan, aku nggak tahu calon nya siapa dan seperti apa.

Bagaimana kalau ternyata calon nya bau ketek. Iyuh… Ayah dan Ibu ku tertawa mendengar perkataan ku.

"Tenang saja, dia ganteng kok. Kamu pasti suka sama dia kalau sudah bertemu nanti," Terang Ibu ku sembari mencubit pipi ku.

Percuma ganteng kalau bau ketek. Biarpun dia seganteng Brad Pitt kalau bau ketek Angelina Jolie juga menolak. Aku pergi ke kamar melihat jadwal besok. Yes, nggak ada PR, aku bisa menonton drama korea. Aku mengambil laptop dan menonton nya di atas tempat tidur. Aku menonton nya hingga dini hari sampai akhirnya–

"Jam setengah tujuh?," Dengan cepat aku mandi dan bersiap ke sekolah. Ibu ku telah berulang kali membangunkan ku, tetapi tidak ada jawaban. Aku bergegas berangkat ke sekolah tanpa menyantap sarapan yang Ibu ku buat.

Sesampai nya di sekolah aku melihat pintu gerbang sudah di tutup. Aku meminta pak satpam untuk membukakan pintu gerbang. Dia menolak membuka nya karena jam masuk sekolah sudah lewat dari tadi. Dengan wajah sedih aku memohon kepada pak satpam agar di bukakan pintu nya. Dia pun akhirnya luluh dan membukakan pintu gerbang. Aku masuk ke dalam area sekolah dan seketika berhenti saat mendengar seseorang memanggil namaku.

Aku membalikkan badan lalu menghela nafas sewaktu melihat seseorang yang memanggil ku. Dia lagi, dia lagi. Arfan meminta ku untuk menghampiri nya.

"Kemarin nggak bawa buku, sekarang telat, besok apa lagi?," Sindir Arfan saat melihat ku berdiri di hadapan nya.

Sejujur nya aku kesal karena bertemu dia lagi. Aku mengatur nada bicara ku lalu meminta maaf kepada nya. Arfan menghukum ku untuk menyapu di halaman depan ruang guru. Aku pergi meminjam sapu ke Pak Indra–penjaga sekolah– kemudian menyapu sesuai yang di perintahkan. 

Waktu pertama bertemu dia dingin banget kayak kulkas, setelah bertemu lagi malah sedingin freezer. Dia memang nggak mengingat aku, tetapi sikap nya tetap sama. Menyebalkan!

Terpopuler

Comments

Darellia

Darellia

Hai kak aku mampir, semangat berkarya jangan lupa mampir di novelku

2023-10-08

0

AkiraMay_

AkiraMay_

Wahhh!!

2023-10-05

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!