Halo teman-teman!
Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya rekomendasi cerita menarik yang bisa kalian baca. Judulnya Menantu yang tak Dianggap. Kepoin ceritanya ya... Dijamin kalian bakalan suka 😊
...****************...
...Happy Reading! ✨️...
Arfan memasuki kelas untuk mengajar. Dia melihat wajah ku yang tampak tidak senang dengan kehadiran nya di kelas. Di sekolah aku bertemu dia, di hidup ku juga bertemu dia.
"April, kalau mau bengong di luar saja,"
Aku terkejut mendengar Arfan yang menegur ku. Kayak nya aku mau melakukan apa saja selalu salah di mata dia. Bengong pun salah.
Bel tanda sekolah telah usai berbunyi. Nomor tak di kenal kembali muncul di layar handphone ku. Aku menjawab panggilan tersebut yang ternyata berasal dari Adinda. Dia mengajak ku jalan dan sekarang sudah berada di depan gerbang sekolah. Ini kakak-adik sepertinya sama kelakuan nya. Suka seenaknya sendiri.
Aku keluar gerbang sekolah dan melihat ada mobil berwarna merah terang terparkir di pinggir jalan. Aku mendatangi mobil itu. Adinda membuka kaca mobil dan menyuruh ku untuk masuk.
Aku nggak tahu dia mau membawa ku kemana. Kalau melihat dari pakaian yang di kenakan sih, seperti nya akan membawaku ke suatu tempat yang bagus. Sesampai nya di sana, Adinda langsung menuju sebuah butik langganan nya, sementara aku hanya mengikuti nya dari belakang.
"Kak April pilih saja yang kakak mau, gratis kok," Ucap Adinda sembari duduk di sofa yang ada di butik.
Aku terdiam mendengar ucapan Adinda. Ini gaun mahal-mahal banget, aku mau pakai kemana dengan gaun ini. Kan nggak mungkin aku ke cafe bareng Ayu dan Melody pakai gaun mewah seperti ini.
Adinda menghampiri ku yang terlihat diam saja sejak tadi. Dia meyakinkan ku untuk memilih gaun yang ku suka sebagai kado ulang tahun ku.
Ulang tahun? Aku mengambil handphone ku dan benar besok adalah tanggal ulang tahun ku. Aku berkeliling melihat gaun-gaun mewah yang di gantung. Aku bingung harus memilih yang mana. Terakhir pakai gaun bagus saat ulang tahun ku ke-6 tahun.
"Mbak lebih suka gaun yang model nya seperti apa?" Tanya salah satu staf yang bekerja.
"Apa saja deh, mbak. Saya nggak ngerti gaun-gaun seperti ini," Jawab ku kepada staf tersebut.
Adinda lalu memilihkan ku beberapa gaun untuk aku coba. Aku keluar dari ruang ganti memakai gaun pertama. Gaun berwarna merah muda bermotif bunga-bunga kecil berwarna putih. Adinda menggelengkan kepala nya lalu memintaku mencoba gaun yang kedua. Gaun berwarna cream dengan aksen manik-manik tidak memenuhi selera Adinda. Aku kembali mencoba gaun ketiga. Gaun berwarna hijau mint dengan hiasan kain tule juga tidak cocok bagi Adinda. Ini adalah gaun terakhir yang aku coba. Gaun polos berwarna biru muda nampaknya di sukai oleh Adinda. Dia lalu meminta staf untuk membukuskan gaun terakhir yang aku coba. Adinda terlihat puas dengan gaun pilihan nya.
Dia lalu mengantarkan ku pulang dan aku berterima kasih untuk kadonya yang mahal ini. Adinda tersenyum kemudian pergi setelah mengantarkan ku sampai di rumah.
Aku ralat ucapan ku tentang dia. Dia nggak seburuk itu ternyata. Dia jauh berbeda dengan kakaknya, antara langit dan bumi.
***
Aku keluar kamar dan melihat Ayah dan Ibu ku menyanyikan lagu Happy Birthday untuk ku. Aku memeluk mereka dengan perasaan senang. Yeay! I'm 18 years old now. Semoga hal-hal baik selalu datang kepada ku. Aku meminta izin kepada Ibu ku untuk merayakan ulang tahun ku sepulang sekolah nanti bersama Ayu dan Melody. Ibu ku mengizinkan asalkan nggak menginap. Karena besok orang tuanya Arfan mengajak kita untuk makan siang bersama.
Aku baru saja berdoa meminta hal-hal baik yang datang, tetapi, malah hal-hal yang di luar ekspektasi yang ku terima sebagai hadiah ulang tahun ku.
Di sekolah, Ayu dan Melody menyambut kedatangan ku. Mereka mengucapkan selamat ulang tahun dan memberikan ku kado. Aku tersenyum dengan perhatian yang mereka kasih untuk ku.
Arfan memasuki kelas untuk memulai pelajaran. Namun, dia nggak memanggil ku atau menegur ku seperti biasa meskipun melihat ku. Dia hanya duduk sambil menunggu bel berbunyi.
Guru matematika mendatangi ke kelas untuk memanggil Arfan dari luar. Arfan lalu keluar kelas menghampiri guru tersebut. Ayu berbisik padaku, kalau guru matematika itu naksir sama Arfan. Aku melihat mereka sedang mengobrol di luar kelas. Arfan kemudian masuk kembali ke kelas memberitahukan kalau hari ini pulang cepat di karenakan guru-guru akan rapat.
Semua murid di kelas berteriak kegirangan. Setelah merapikan buku dan memberikan salam, Arfan meninggalkan kelas menuju ruang guru. Aku, Ayu dan Melody pergi ke cafe untuk merayakan ulang tahun ku. Kita memesan cake beserta lilin dan tak lupa untuk berfoto bersama.
"Doa dari kita buat April Ananta yang hari ini berulang tahun ke-18 adalah semoga kita bertiga bisa lulus dan keterima di kampus favorit kita. Lalu, semoga April tahun ini segera punya pacar,"
Ayu dan Melody mengaminkan doa yang Ayu ucapkan lalu aku meniup lilin yang menyala. Aku tersenyum mendengar doa dari mereka. Seandainya mereka tahu kalau aku nggak bisa punya pacar karena sudah bertunangan.
Aku menerima chat dari Arfan yang menanyakan ku berada di mana. Aku membalas chat nya dan memberitahukan kalau sedang berada di cafe.
Aku menikmati ulang tahun ku bersama Ayu dan Melody. Sampai tiba-tiba seorang pria menghampiri ku dan menanyakan apakah benar aku April Ananta. Aku menjawab iya ke pria. Pria itu meminta ku untuk menunggu karena dia mau mengambilkan sesuatu dari dalam mobil nya. Pria itu keluar dari mobil dengan membawa sebuket besar berisi bunga mawar merah kepadaku.
Aku bertanya kepada pria itu siapa yang mengirimkan nya. Pria itu menunjukkan surat yang terdapat di antara bunga mawar. Lalu dia pun pergi. Ayu dan Melody yang melihat itu lantas penasaran dengan isi surat nya.
Happy Birthday, April Ananta. May your day be filled with love, laughter, and good memories! I hope I can make your special day as special as you are. No matter what, I will always be with you.
Love, A
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 61 Episodes
Comments
Bungatiem
iya bener nih kurang banyak dialog nya
2024-02-16
0