Chapter 3

Halo teman-teman!

Sebelum kalian membaca karya Author, Author punya rekomendasi cerita misteri yang seru banget untuk di baca. Judulnya Susuk Ibu (Setiap Perbuatan Ada Balasannya). Yuk, kepoin ceritanya. Dijamin kalian bakalan suka 😊

...****************...

...Happy Reading! ✨️...

Aku mengembalikan sapu yang ku pinjam dari Pak Indra. Aku menghampiri Arfan yang sedang duduk sendirian di ruang guru.

"Pak, saya sudah menyapu halaman depan,"

Arfan melihat ku. "Jangan di ulang lagi," Jawab nya lalu menyuruh ku pergi ke kelas. Aku berpamitan padanya setelah itu pergi. Ketika sampai di depan kelas, guru yang mengajar tidak mengizinkan aku masuk. Aku di minta untuk menunggu di luar sampai jam pelajaran selesai. Combo yang sangat luar biasa yg ku dapatkan pagi ini.

Aku memainkan handphone ku selagi menunggu jam pelajaran selesai. Dari kejauhan Arfan rupanya memperhatikan ku yang sedang duduk sendirian di luar kelas.

"April, kalau jam pulang sekolah sudah selesai, kamu langsung pulang ya"

Aku membaca chat dari Ibu ku lalu membalas nya "OK"

Jam pelajaran telah selesai, guru yang baru saja mengajar memperbolehkan aku masuk ke kelas. Melody dan Ayu terlihat senang dengan kedatangan ku. Ketua kelas meminta ku mengisi laporan keterlambatan dan menyerahkan nya ke Arfan. Nggak bisa ya, sehari saja nggak berurusan sama dia. Pak kepala sekolah kenapa mengizinkan dia menjadi wali kelas sih. Hidup ku menjadi rumit karena berurusan sama dia terus.

Ayu dan Melody menawarkan diri mereka untuk menemani ku mengantarkan laporan ke ruang guru. Mereka yang naksir tuh guru, malah aku yang selalu berurusan sama dia. 

Aku kemudian mengisi laporan dan membawanya ke ruang guru. Ayu dan Melody tentu saja menemani ku dengan senang hati, tetapi, Arfan meminta mereka menunggu di luar karena tidak ada kepentingan.

"Jangan terlalu sering telat, biasakan diri untuk disiplin waktu. Kamu sudah kelas tiga. Kalau berangkat ke sekolah saja masih suka telat, bagaimana nanti saat kamu sudah kuliah. Bisa-bisa nanti kamu diusir dosen," Tegur Arfan dengan suara pelan.

Aku selesai menandatangani laporan lalu berpamitan untuk meninggalkan ruang guru. Ayu dan Melody yang sedari tadi menunggu ku di luar langsung menarik tangan ku untuk menjauh dari ruang guru saat melihat ekspresi ku berubah menjadi marah.

Kalau ada nominasi untuk kategori guru paling menyebalkan di dunia, guru tercuek dan sedingin freezer, pasti dia pemenang nya. Aku kasihan sama pacar nya atau istri nya menghadapi dia setiap hari. Ya Tuhan, semoga saja jodoh ku nggak seperti dia. 

***

Aku baru saja sampai di rumah melihat Ayah ku sedang bersih-bersih. Aku pergi ke kamar untuk berganti pakaian di saat bersamaan Ibu memanggil ku. Aku memakai bajuku kemudian menemui Ibu yang berada di dapur. Terdapat banyak jajanan di piring-piring yang siap untuk di hidangkan. 

"Memang nya kita mau ada acara ya, bu?," Tanya ku penasaran sembari membantu Ibu ku memindahkan piring-piring tersebut ke atas meja makan.

"Ayah mu tadi pagi mendapatkan telefon dari calon tunangan mu. Dia dan keluarganya akan ke rumah kita nanti malam. Mereka ingin acara pertunangan nya di adakan lebih cepat,"

Apa? Dipercepat? Yang benar saja dong, kalau di perlambat aku setuju. Dia nggak mikir ya aku baru beberapa hari masuk sekolah sudah minta acara pertunangan di percepat. Kebelet nikah kayaknya tuh orang. Ibu yang melihat ku terdiam lalu menyuruh ku mandi dan bersiap.

Malam hari nya, Ayah, Ibu dan Aku menunggu keluarga calon tunangan ku di ruang tamu. Tentunya, memakai baju yang Ibu ku belikan. Aku nggak excited dengan acara ini karena sudah jelas ini bukan keinginan ku. Cita-cita ku menjadi seorang penyanyi di usia muda pupus sudah.

Sekitar lima belas menit kemudian rombongan yang di tunggu Ayah dan Ibu ku datang. Mereka satu per satu memasuki rumah dan bersalaman secara bergantian. Calon besan Ayah ku berkata kalau anak nya akan menyusul, karena harus menjemput adik nya dulu di bandara. Mendengar hal itu aku berharap semoga saja dia nggak jadi datang dan pertunangan nya di batalkan. 

Ibu meminta ku bangkit untuk menyiapkan jajanan yang tadi aku taruh di meja makan ke ruang tamu.

"April cantik banget ya, seperti yang anak saya bilang," Ucap seorang Ibu memakai dress berwarna dusty pink saat aku sedang menuangkan teh ke gelas-gelas kosong.

Aku hanya tersenyum mendengar ucapan nya sambil berfikir siapa anak dari Ibu itu, apakah aku mengenal anak nya? Kenapa anak nya bisa tahu aku? 

Tak lama kemudian terdengar suara mobil berhenti di depan rumah. Seperti nya itu mereka deh. Kok aku jadi deg-degan sih. Seorang wanita memasuki rumah terlebih dulu. Dengan senyum nya yang ramah dan wajah nya yang cantik seperti beauty vlogger, dia duduk di sebelahku. Kemudian di susul dengan pria yang berada di belakang nya. Pria itu duduk tepat di depan ku. Aku tak bisa berkata apa-apa saat melihat nya masuk. Tentu saja dia mengenal ku, karena dia adalah guru bahasa inggris ku, Pak Arfan. 

Terpopuler

Comments

Winda Utami

Winda Utami

Dari bab 1 smpe 3 ini aku baca kok banyakan narasinya ya daripada dialognya..pdhal.kan lebih seru klo byk dialog, jdi imaginasi kita sbg pmbaca lbih nyampe.. tpi semoga next chapter gk gini lg yaa soalnya aku bru baca smpe sini dan msih penasaran dg alur ceritanya..
good luck author.. 🤗🤗

2023-11-01

0

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!