"Papa ingin mengatakan apa sih, hatiku sangat tidak tenang rasanya." gumam Nadya sebelum turun.
"Lebih baik aku langsung turun saja, papa juga sudah sedari tadi menungguku." gumamnya lagi sambil beranjak turun kebawah menemui orang tuanya.
" Ehem, ada apa pa? tumben sekali mengajakku seperti ini?" tanyanya terlihat santai sambil merebahkan tubuhnya duduk di sofa menghadap papa dan mamanya.
"Begini sayang, Papa dan Mama mau mengatakan suatu hal yang penting ke kamu dan kami berharap kau tak mengecewakan kami dan sahabat kami dengan kau yang menolak permintaan kami." ujar papanya serius namun terkesan lembut.
"Maksudnya pa?" tanya bingung Nadya.
"Kami ingin menjodohkanmu dengan anak sahabat papa dan mama. Kami sebenarnya sudah menjodohkan mu sejak kau berusia 5 tahun sayang." jawab papanya menjelaskan dengan begitu hati hati.
"Apa!" pekik Nadya terkejut.
"Bagaimana bisa sih pa? ini itu sudah zaman canggih dan modern, kenapa masih ada perjodohan? tidak mungkin bukan aku menikah dengan pria yang tidak kucintai bahkan aku mengenalnya saja pun tidak!" ujar nya meluapkan kekesalannya. Hatinya yang tidak tenang tadi bertambah menjadi semakin tidak tenang.
"Ayolah sayang, demi papa dan mama, kami sangat berharap kepadamu." ujar Andi dengan muka memelas diikuti Maya. Sebenarnya mereka juga sedikit kasihan dengan reaksi putri mereka ini.
"Tapi...baiklah pa ma." ujarnya pasrah. Ia tak tega melihat wajah berharap papa dan mamanya. Selama ini papa dan mamanya tak pernah meminta apapun padanya. Hingga terkadang dia bingung, dia bekerja untuk kedua orang tuanya tapi mereka sama sekali tak pernah menuntut apapun padanya. Tapi karena ini kali pertama mereka meminta sesuatu, ia rasa nya tak sanggup untuk menolaknya.
"Terimakasih sayang, kau memang anak yang berbakti. Kami juga melakukan itu untuk kebaikanmu. Kami pasti ingin kau mendapatkan yang terbaik dan kami sudah pastikan, ini hal yang terbaik untukmu." ujar Andi sembari memeluk erat putrinya begitupun dengan Maya.
Sementara di kediaman Vino, dia tengah asyik mengerjakan tugas kantornya di ruang kerjanya, tepatnya dirumahnya.
"Vin?" panggil Melda mamanya sembari merebahkan tubuhnya duduk di sofa kerja milik Vino diikuti Luis papanya.
"Iya ma?" jawab vino sadar bahwa mama dan papanya sedang duduk melihati nya.
"Bolehkan sebentar kau menghentikan pekerjaanmu? Papa dan Mama ingin membicarakan sesuatu hal yang penting padamu." ujar Luis menatap penuh Vino.
"Baiklah pa. Sekarang bicaralah." jawab vino setelah menutup laptopnya.
"Begini nak, kami ingin menjodohkanmu dengan anak sahabat papa mama, tapi kami sangat berharap kau menerimanya nak. Kami sudah menjodohkanmu sejak kalian kecil." ujar Luis berhati hati. Mereka sudah tau bagaimana sifat putranya ini.
"Haa!"
"Maksud papa apa sih? aku harus menikahi wanita yang tak kucintai bahkan wanita yang belum juga kulihat?" tanyanya terkejut.
Bagaimana bisa? pikirnya.
"Percayalah nak, kami menikahkan mu dengan wanita pilihan kami itu untuk kebaikan dirimu. Kami melihat kau tak pernah mau memandang wanita semenjak kejadian itu, apakah kau tak memikirkan perasaan kami? kami sangat menginginkan seorang cucu vin." harap Luis dengan wajah berharap nya diikuti Melda.
"Tapi aku sudah menemu...?" ucapannya terpotong karena papanya Luis sudah lebih dulu memotong ucapannya.
"Demi kami nak." potong Luis dan Melda penuh harap.
"Huuh baiklah." jawabnya menghela nafas panjang.
1 Minggu kemudian
Setelah persetujuan dari Nadya dan vino, para orang tua mereka selalu berdiskusi untuk memikirkan tanggal pernikahan mereka dan lain sebagainya. Seperti sekarang, mereka merencanakan akan mempertemukan kedua insan itu untuk saling mengenal singkat sebelum akhirnya mereka akan menikah. Karena tak mau ada gangguan setelah pertemuan, mereka sudah memikirkan untuk dua hari selanjutnya mereka akan langsung menikah.
Mengapa terlalu cepat?
Orang tua mereka, sengaja mempercepat hari pernikahan mereka karena takut jika berlama lama mereka akan berubah pikiran bahkan mereka takut jika diantara mereka ada yang kabur dari perjodohan itu.
"Sayang apa kau sudah siap?" tanya Maya sedikit keras karena dia bertanya dari luar pintu kamar Nadya.
"Iya ma, Nadya sudah siap dan sebentar lagi akan langsung turun." jawabnya lagi dengan berteriak juga.
"Cepatlah sayang, calon keluargamu sudah datang dan menunggumu di bawah." sambung Maya.
"Baik ma."
"*H*uh....apakah ini kenyataannya? apakah aku akan benar benar menikah apalagi dengan pria tak kucintai?" batinnya.
Ketika kedua keluarga itu berbincang bincang sambil menunggu Nadya, mereka langsung menoleh ketika melihat Nadya turun dari tangga dengan penampilan yang sangat cantik. Dress merah selutut yang cocok dengan tubuhnya dan sepatu heels tinggi berwarna merah selaras dengan pakaiannya ditambah makeupnya yang terkesan tipis dan alami membuatnya sangat cantik bak Dewi.
Nadya turun dari tangga. Dia berjalan kearah keluarga itu dengan sedikit tertunduk. Dia sama sekali belum melihat calon suaminya. Sedangkan vino, dia tidak mau melihat wanita itu. Dia berpikir, bagaimanapun dia tetap saja akan dinikahi. Dia lebih memilih melihat jam mewahnya.
"Sayang sini duduk di samping mama." ujar Melda. Dia sangat kagum melihat paras calon menantu nya ini.
Nadya yang mendengarnya hanya mengikut saja dan langsung berjalan kearah Melda.
"Sayang, apakah kau sudah ikhlas menerima perjodohan ini dan bersedia menikahi putra mama?" tangga Melda dan hanya diangguki oleh Nadya.
"Apa kau tak ingin melihat calon suamimu?" tanya Melda lagi.
Nadya yang mendapat pertanyaan seperti itu langsung mengedarkan pandangan nya ke arah lelaki yang akan menjadi calon suaminya, sebaliknya Vino yang tadinya melihati jam mewahnya langsung menoleh juga ketika mendengar pertanyaan itu.
"Kau / kau?" ucap mereka berdua bersamaan sambil saling menunjuk.
"Apakah kalian sudah saling mengenal?" tanya Luis.
Jangan lupa tinggalkan jejak
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments