"Ah, senang sekali rasanya bisa pulang kembali." ujarnya senang
"Sudah sudah, sekarang beresin semua barang barang mu." ucap tuan Riko
"Baik pa." sahut nadya sambil melangkah pergi kembali ke kamarnya
"Tuan riko." ucap seseorang dari arah belakang yang tak lain adalah vino sendiri
"Ada apa tuan?" tanya tuan Riko
"Tidak ada hal serius tuan, saya cuma mau memastikan apakah tuan besok kembali pulang?" tanya vino
"Ia tuan, saya sebenarnya mau memberitahu tuan tentang hal ini nanti sore tetapi karena tuan sudah tau duluan jadi saya akan menerangkannya sekarang." ujar tuan riko
"Apa yang ingin tuan terangkan?" tanya vino
"Begini tuan, hotel itu sudah siap dan sudah resmi dibuka dan kita juga sudah mendapatkan keuntungan yang setara oleh sebab itu otomatis kerja sama kita pun sudah selesai dengan hormat." jawab panjang tuan Riko menjelaskan kepada vino
" Ya saya tau itu, kerjasama kita sudah selesai tetapi apakah bapak tidak mau berkeliling atau jalan jalan di kota ini?" ujarnya tanpa sadar
"Tidak tuan?" sambung tuan Riko
"Tapi mengapa?" tanya lagi vino
"Karna saya yakin nadya tidak akan mau dan lebih memilih pulang." jawab tuan Riko
"Hm, tapi yang saya tau setiap perempuan jika diajak jalan jalan pasti akan mau." ujarnya heran
"Memang benar pak, tapi untuk Nadya saya sudah mengenalnya sejak dulu dan saya dan istri saya sudah menganggapnya seperti anak kami sendiri jadi kami tau sifat nadya itu seperti apa." ujar tuan Riko
"Baiklah jika begitu, tuan Riko apakah saya boleh bertanya?" tanya vino tiba tiba
"Tentu tuan." jawab tuan Riko
"Apakah nadya sudah mempunyai kekasih? eum saya hanya penasaran saja." tanya vino dengan nada biasa agar tuan Riko tidak berpikir macam macam
"Setau saya, nadya belum mempunyai kekasih sampai sekarang walau banyak yang ingin bersamanya." jawab tuan riko
"Bolehkah saya tau alasan mengapa dia tidak ingin mempunyai kekasih?" tanya vino
"Seingat saya, dia pernah mengatakan bahwa dia tidak ingin mempunyai kekasih karena suatu kejadian yang membuat nya tidak bisa membuka hati kepada laki laki lain." ucap tuan riko dan vino hanya diam saja berusaha mencerna semua perkataan yang diucapkan tuan Riko tadi
"Tapi kalau boleh saya tau mengapa bapak bertanya seperti itu?" tanya tuan Riko
"Em, tidak tuan saya hanya ingin tau saja, ya sudah saya pergi dulu." pamit vino karena dia sedikit takut tuan riko bertanya lebih yang membuatnya tidak bisa menjawab pertanyaan tuan Riko nantinya
"Baik tuan, silahkan." ucap tuan Riko
Di kamar vino
"Rasanya lega sekali, tapi setelah kupikir pikir dia berbeda dengan wanita lain, diluar sana semua wanita pasti menginginkan kemewahan tetapi tidak dengan wanita itu, mengapa aku terus memikirkan nya? apa aku menyukainya? tidak mungkin, tidak mungkin aku bisa melupakan maya tapi perasaanku sangat aneh jika berada didekat nadya, perasaan yang aku rasakan dulu saat bersama maya aku rasakan kembali dengan nadia, apa mungkin yang dimaksud maya adalah nadia? ahh sudah lah mengapa aku berpikir seperti itu." gumam vino
"Sampai kapanpun aku tidak boleh menghianati maya walau walau dia telah tiada." ucap vino dengan mata yang sudah berkaca kaca mengingat semuanya
sementara di kamar Nadya, Nadya merasakan senang sekali, suasana hatinya sangat baik sekarang.
"Ah aku senang sekali!" teriak Nadya keras sangking semangat nya.
Tapi tak lama kemudian pintu kamar Nadya berbunyi pertanda ada orang yang mengetok pintu kamar nadya
"Mengganggu sekali." ucap nadya sambil melangkah pergi untuk membuka pintu kamarnya
ceklek
"Tuan, ada apa tuan?" tanya nadya dengan suara yang sedikit judes ke seseorang itu
"Suaramu begitu mengganggu sekali nona, bisakah dipelankan sedikit?!" ucap seseorang itu yang tak lain ialah vino dengan suara yang tak kalah judesnya
" Apakah suaraku sampai kekamar mu tuan?" tanya nadya
"Ya, suaramu sangat keras sekali. Kau berteriak dengan sangat keras." jawabnya
"Siapa yang berteriak, apakah salah jika aku merasakan senang walau sedikit saja?"
"Tidak, sama sekali tidak salah. Tapi jika sedang senang ya senang saja jangan berteriak mengganggu ketenangan orang lain." tekannya
"Terserah saya dong." tekannya balik
"Kalau begitu jika sedang senang dan ingin berteriak lebih baik kau melakukan itu dirumahmu sendiri jangan ditempat orang lain, paham!"
"Kau!" tunjuk Nadya meledak emosi
"Apa nona!" jawab vino santai
"Ah sudahlah. Berdebat denganmu tidak ada gunanya dan membuang waktuku yang berharga!" sinis Nadya lalu masuk kembali kembarnya dengan menutup pintu dengan keras
"Ekspresinya begitu terlihat lucu sekali." gumamnya vino tersenyum tipis
Keesokan harinya
"Nak, apakah kamu sudah siap?" tanya tuan Riko
"Sudah pa, mari pergi supir sudah menunggu kita untuk diantar ke bandara." ujar nadya
"Baiklah, ayo." jawab tuan riko
"Tunggu!" cegah vino
"Ada apa tuan, apa ada hal penting?" tanya tuan riko
"Bukan, bukan masalah itu. Saya cuman memberi tawaran tumpangan untuk kalian untuk menaiki pesawat pribadi saya karena saya juga ingin kembali ke kota." jawab vino
"Tidak perlu tuan karena lagian kami sudah memesan tiket kami." ujar tuan riko
"Tidak tuan, anggap saja ini pemberian terakhir saya dan kebersamaan kita ini biarlah menjadi kenangan, dan kalau masalah tiket itu biar saya yang akan mengganti uangnya." ucap vino
"Maaf lancang tuan, jika papa saya bilang tidak makanya hasilnya juga tidak, Jangan memaksa kami tuan." sambung nadya
"Jangan begitu nak, tuan vino bermaksud baik sebenarnya." ujar tuan riko
"Baiklah kalau begitu, ayo pa supir sudah lama menunggu." ujar nadya
"Yasudah kami pergi dulu, maaf atas ucapan Nadya tadi tuan." pamit tuan riko
"Tidak apa apa."
" Sudah pa, ayo!" ujar nadya
"Galak sekali." gumamnya vino setelah mobil yang ditumpangi Nadya dan tuan Riko tak terlihat lagi.
~jangan lupa tinggalkan jejak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments