"Tidak! kalian saja!" ujarnya menoleh sebentar lalu kembali fokus ke handphone nya.
"Baiklah." seru sista
"Vin, ikut tidak bersama kami semua?" tanya Andre menatap ke arah vino.
"Tidak, aku sedang sibuk, pergilah!" usirnya tak tanggung tanggung.
"Eum." sahut andre sambil melangkahkan kakinya ke tengah tengah kerumunan orang yg sedang bergoyang disana sini.
Tinggallah mereka berdua di tempat duduk itu, hingga akhirnya Vino yang bosan dengan handphonenya lalu mendongakkan kepalanya dan melihat Nadya yang sedang senyam-senyum sendiri menatap layar handphonenya.
Tiba tiba Vino punya ide gila untuk mengganggu Nadya dengan beberapa pertanyaan yg ia lontarkan dan itu berhasil membuat senyum yang ada di wajah Nadya berubah menjadi muka padam yang menahan kekesalan dan emosinya.
"Wanita seperti apa yang pergi ditengah malam seperti ini walaupun dia tau sebentar lagi dia akan pergi jauh dari negara ini." ujar vino sinis sambil tersenyum licik di wajah tampan nya itu tapi tidak kelihatan karena lampu yang remang remang.
"Kalo tuan tidak tau kejadiannya seperti apa, lebih baik diam saja tuan." tekan Nadya sambil menatap tajam Vino seperti ingin menerkam mangsanya.
"Tapi sepertinya apa yang kukatakan itu tidak salah karena memang benar sepertinya kau bukan wanita baik!" tekannya juga sambil menyesap kopi yang ada di atas mejanya.
"Saya itu kesini hanya sedang merayakan perpisahan saja dengan sahabat saya karena besok kita akan pergi, jadi apa kulakukan ini salah tuan?" ujarnya tak suka.
"Oh." sahutnya singkat.
"Tuan mengatakan wanita tidak baik yang pergi keluyuran ditengah malam begini lalu bagaimana dengan tuan sendiri hm?" tanya Nadya menatap vino sinis.
"Saya kesini hanya ingin memeriksa club' saya saja." jawabnya
"Oh." jawab Nadya santai.
Setelah mendengar jawaban singkat dari Nadya, vino hanya kesal sendiri mendengar jawabannya dan kemudian dia kembali fokus ke handphone nya.
Sementara di kerumunan orang banyak, terlihat sista yang sedang bergoyang bersama andre dan yang lain nya hanya melihat melihat mereka dengan tatapan yang tidak bisa diartikan.
"Re, Din ayo ikut bersama kami semua, jangan hanya diam, ayo kita bersenang-senang." ajak Sista dengan posisinya yg gerak sana gerak sini.
"Iya, ayolah Gerald, Nando." ujar Andre dengan gerakan sama seperti Sista.
Sementara mereka semua hanya terdiam memikirkan kenapa mereka begitu akrab padahal baru pertama kali bertemu.
Sedangkan Dinda, dia merasa gelisah karena dia merasa ada yang melihatnya sedari tadi. Ketika dia mendongakkan kepalanya, nampak mata mereka bertemu dengan Fernando, dan tak lama kemudian Fernando berjalan ke arah Dinda dan semakin lama semakin dekat yang membuat jantung Dinda berdegup kencang tidak seperti biasanya.
"Apa yang ingin dia lakukan?" batin Dinda.
Lalu setelahnya, Fernando sekarang tepat dihadapan Dinda. Dia membisikkan sesuatu di samping telinganya Dinda.
"Apakah kau mau berdansa denganku nona?" tanya Fernando tepat di telinga Dinda.
Setelah mendengar itu, wajah Dinda berubah seketika menjadi merah merona seperti kepiting goreng. Dan sebenarnya ketika Dinda melihat Fernando, dia sudah jatuh hati pada pandangan pertama dan sama sebaliknya, Fernando juga begitu karena merasakan jantung berdetak begitu kencang saat saling berdekatan.
Dan tanpa menunggu lama dinda hanya menganggukkan kepala tanda dia mau berdansa dengan Fernando.
Keempat orang itu hanya menatap satu sama lain, mereka sangat penasaran dengan bisikan yang Fernando katakan kepada Dinda, dan mereka semakin penasaran dan terkejut pula ketika melihat mereka mulai berdansa, mereka hanya bertanya dalam hati masing masing.
"Apa yang dibisikkannya kepada Dinda, mengapa tiba tiba mereka langsung berdansa?" tanya Sista dan mereka semua hanya menaikkan bahunya acuh tanda tidak tahu.
Setelah beberapa saat mereka kembali bergoyang kecil tetapi tidak dengan Retin dan Gerald, mereka hanya sama sama saling cuek.
Sampai akhirnya mereka merasa lelah dan akhirnya mereka kembali ke tempat duduk mereka.
"Vin, apa kau tak bosan duduk terus seperti itu?" tanya Fernando
"Tidak!"jawabnya dingin
"Benar, kau juga Nadya, apa kau tak bosan bermain handphone terus?" tanya Dinda
"Tidak." jawaban sama keluar lagi dari mulut Nadya yang membuat mereka heran karena mereka terus saja berbicara yang sama, tetapi tidak dengan dua orang itu, mereka tidak menyadari itu karena mereka terlalu fokus kepada handphone nya.
Setelahnya mereka kembali terduduk di kursi masing masing.
"Oh yah, kita belum berkenalan." ucap andre
"Benar juga, mari berkenalan." ucap sista
"Perkenalkan namaku Andreas biasa dipanggil Andre." ujar Andre
"Namaku Fernando." ujar Fernando.
"Gerald." singkat Gerald.
"Vino." ujar vino yang dipukul pelan oleh Andre karena belum menyadari acara perkenalan sekarang.
"Namaku Sista." senyum manis Sista.
"Floretin biasa dipanggil Retin." ujar Retin.
"Namaku Dinda." ujar Dinda.
"Nadya." ujar Nadya yang sudah tidak memainkan handphone nya lagi.
"Yasudah, sepertinya ini sudah larut malam sekali, kami pulang dulu ya." ujar Sista sembari bangkit berdiri dari posisi duduknya.
"Baiklah." ujar Andre sambil melambaikan tangan nya kepada mereka yang mulai menjauh.
Keesokan harinya
Terlihat Nadya sudah siap dengan persiapan nya untuk pergi ke london, dan tiba tiba terdengar suara klakson mobil tuan Riko dari luar apartemen nya.
"Sepertinya papa Riko sudah datang." gumamnya lalu beranjak keluar.
Setelahnya sampai di depan mobil tuan Riko, Nadya langsung masuk setelah menyimpan semua barangnya kedalam bagasi mobil.
"Sudah siap nak?" tanya tuan Riko.
"Sudah pa, mari berangkat." jawab Nadya sambil menampilkan senyum manisnya yang menampilkan deretan gigi putihnya yang rapi dan bersih.
Bandara
Setelah sampai di bandara, mereka langsung pergi menuju ruang tunggu bandara.
Vino berangkat menaiki jet pribadinya, sementara Nadya dan tuan Riko menaiki pesawat umum karena atas permintaan Nadya yang tidak mau merepotkan tuan Riko.
Di Apartemen (London)
"Selamat malam tuan nona, mari saya antarkan ke kamar tuan dan nona." ucap salah seorang pelayan di apartemen mewah itu dengan gaya bahasa Londonnya.
Ya, vino memang sudah memberitahu para pelayan itu untuk melayani mereka karena apartemen itu adalah apartemen milik Vino dan apartemen itu adalah salah satu apartemen termewah dan terbesar di london.
"Terima kasih." ucap Nadya dengan gaya bahasa Londonnya karena ia yang mengerti hampir semua gaya bahasa di dunia sambil tersenyum manis.
Di Kamar Nadya
Nadya terbaring di tempat tidur nyaman itu dan tak membutuhkan waktu lama, Nadya sudah berada di alam mimpi. Ya...berarti dia sudah tidur karena Nadya sangat lelah dengan perjalanan mereka yang jauh.
Jangan lupa tinggalkan jejak ya
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 93 Episodes
Comments
Sae Fudin
kalau bisa tdk ada kata nona atau tua
2021-06-12
1
Nink Aja
aku baru baca ini.. singkatan untuk jd unk biasanya kan utk..
2021-01-22
1
@✿€𝙈ᴀᴋ hiat dulu⦅🏚€ᵐᵃᵏ⦆🎯™
like2
2021-01-20
0