Ruang Eksekusi

Malam itu, menjadi malam yang panas bagi keduanya.

Sungguh pengalaman pertama yang takkan terlupakan oleh Lusi, terutama Asong yang seumur hidupnya tak pernah sekalipun menyentuh seorang wanita.

Untuk pertama kalinya mengenal Lusi, dan merasakan deburan cinta yang menggelora dalam jiwa, semuanya sulit untuk dihindari, Asong terjebak dalam pesonanya.

Asong tak bisa menolak hasrat dan gai-rah gadis muda yang masih ranum seperti Lusi, dan Lusi sangat menikmatinya karena Asong berhasil memainkan perannya dengan sangat baik.

Lusi mele-nguh ketika mencapai pelepasannya, tubuh mereka berdua sama-sama mengejang dan basah oleh cairan inti yang tercampur keringat usai permainan itu berakhir.

"Lusi, maafkan aku." Asong merasa menyesal atas semua yang terjadi, sungguh ia tak bermaksud merenggut kesucian yang di jaga dengan baik selama ini oleh pemiliknya.

Lusi tersenyum, ia tak menyesal sedikitpun karena ia merasa sudah melakukannya dengan pria yang tepat.

"Sudahlah, Kak, tak usah merasa bersalah dan minta maaf." Lusi memberikan pelukan, dan Asong membalasnya.

"Tapi aku rasa tak seharusnya ini semua terjadi," ungkap Asong, dengan cepat Lusi membekam mulut Asong dengan mulutnya.

"Lusi, apa kau tak menyesal?" tanya Asong ketika melepas pagutan di bibirnya, Lusi menggeleng dengan keteduhan di kedua matanya, hal itu membuat Asong merasa tentram dan nyaman berada di sisi Lusi saat ini.

"Kau begitu manis," puji Asong sambil membelai wajah Lusi dengan lembut membuat gadis itu kembali tersenyum, lalu meraih tangannya.

"Kakak, kau juga sangat tampan." Lusi terus menatap intens pada Asong, hingga rasa cinta tumbuh di hati keduanya, sampai mereka kembali berpelukan lalu tertidur.

Sementara di luar sana, semua anak buah Asong tengah menantikan kehadirannya.

"Ngomong-ngomong, Tuan sedang apa di dalam sana? Kok lama sekali, sih? Katanya ada obrolan penting!" Chen Lie terlihat keheranan.

"Ah, kau ini, jangan pura-pura bodoh, kalau dia membawa perempuan, itu artinya..." timpal Huang, dengan cepat, Lu Han langsung memukul kepalanya.

"Sut! kalian jangan bergosip yang tidak-tidak!" kata Lu Han memperingatkan, sampai akhirnya mereka paham tentang aktifitas yang sedang di lakukan Asong dan Lusi di dalam sana.

***

Tepat pada pagi hari, Asong terbangun, ia beranjak terlebih dulu meninggalkan Lusi yang masih terlelap dalam mimpi.

Ketika ia membuka selimut, sontak ia terperanjak saat melihat noda merah di atas tempat tidur.

"Astaga!" Asong yang mengerti semakin merasa bersalah, pandangannya kini tertuju pada gadis yang masih tertidur pulas di sisinya.

Wajah polosnya sungguh memikat hati, Asong mendekatkan wajahnya dengan wajah Lusi, lalu mengecup keningnya dengan penuh perasaan.

Asong meraih tangannya, dan mengecupnya juga.

"Aku akan mempertanggung jawabkan semua perbuatanku," bisiknya lirih, tetapi Lusi seperti enggan untuk segera membuka kedua matanya karena kelelahan sehabis pertempuran semalam.

Asong memutuskan bangkit, untuk mengawali aktifitasnya di pagi hari.

Setiap pagi, Asong rutin melatih otot-otot tubuhnya di ruangan gym pribadi, ia merasa perlu untuk menjaga tubuh dan pikirannya dalam kondisi prima sebelum melakukan aktifitas rutinnya.

Setelah setengah jam berlatih, ia langsung membersikan tubuh karena harus segera berangkat ke perusahaan.

Asong terlihat lebih gagah dan berwibawa saat mengenakan pakaian formal. Semenjak menjadi pemimpin di perusahaannya, ia sudah tak lagi merampok.

Kini fokusnya teralihkan.

Namun, Asong juga menjalankan tugas lain yang sangat penting.

Bersama anak buahnya, dia terus memata-matai dan mengintai aktivitas yang dilakukan para koruptor.

Asong tidak ragu untuk melakukan tindakan eksekusi sadis dan kejam ketika diperlukan untuk menjaga keadilan dan melindungi keamanan Negara dan kesejahteraan masyarakat.

Asong telah mencapai posisi penting sebagai pemimpin di perusahaan aplikasi terbesar yang dikenal dengan nama 'CyberSaga'.

Perusahaannya kini menjadi salah satu pemain utama di industri teknologi dan informasi, serta berperan sebagai pengambil keputusan yang kuat.

Dan, dibalik itu semua, Asong memiliki sisi gelap dan tetap aktif. Ia merangkap sebagai seorang hacker yang sangat terampil menggunakan kecerdasan otaknya, Asong menggunakan keterampilannya untuk memata-matai pesaing perusahaan dan juga mengungkap kecurangan di dalam industri tersebut.

Dengan topeng virtualnya, ia bisa menyusup ke dalam dunia maya untuk mendapatkan informasi penting dan menjalankan misi-misi rahasia.

Seusai menikmati sarapan pagi, Asong pergi di kawal ketat oleh beberapa anak buahnya.

Sementara itu, saat pertama kalinya bangun di tempat yang berbeda, awalnya Lusi merasa bingung, pada akhirnya ia menyadari apa yang sudah dilakukan semalam bersama Asong.

Gadis itu masih menutupi tubuhnya di balik selimut dalam keadaan polos, sesaat ia terdiam bergeming merenungi semua yang terjadi pada dirinya.

Ia teringat akan perbuatan Liu Kang karena tega menjualnya kepada Sam, sampai-sampai ia terisak dalam keheningan.

"Sekarang, aku merasa tak punya siapa-siapa lagi, Kakak sudah membuangku..." batin Lusi, ia kini merasa sendiri, sementara ia belum mengenal Asong lebih dekat.

Lusi beranjak dan kembali mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan mewah tersebut sambil membungkus tubuhnya dengan selimut, ia berjalan.

"Dia kemana, ya?" batin Lusi bertanya-tanya tentang keberadaan Asong saat ini, ia juga tampak canggung sendirian di kamar itu.

Ia melangkah ke pintu lain, kemudian membukanya, didapati kamar mandi mewah lengkap dengan jacuzzi dan fasilitas lain yang belum pernah ia temui sebelumnya.

Lusi melepas selimut yang sedari tadi menjadi pelindung tubuhnya yang sedang polos, kemudian Lusi memutuskan untuk merendam tubuhnya dalam jacuzzi untuk sementara waktu.

Air yang hangat dan berbusa mengelilingi tubuhnya, memberi sensasi rileks yang begitu menenangkan. Gadis itu mencoba untuk sementara melupakan semua yang telah terjadi termasuk mencari tahu keberandaan Asong.

...

Beberapa menit kemudian, Lusi mengakhiri ritual mandinya, kini tubuhnya sudah segar kembali.

Kaki jenjangnya melangkah keluar dari dalam kamar mandi dengan tubuh yang berbalut bathrobe, dan rambut basah yang terlilit handuk.

"Nona..." seru seorang pelayan wanita sambil mengetuk pintu.

Dengan cepat, Lusi membuka pintu tersebut, dan memberikan sedikit senyuman pada pelayan wanita itu.

"Selamat pagi, Nona," sapanya dengan ramah seraya membungkukan tubuh sebagai tanda penghormatan.

"Selamat pagi juga," balas Lusi yang tersenyum ceria.

"Saya hanya ingin memberi tahukan bahwa sarapan paginya sudah siap," ujar sang pelayan yang bernama Rui.

"Ngomong-ngomong, Kak Asong kemana?" tanya Lusi yang masih berdiri di hadapan pelayan Rui.

"Maaf Nona, Tuan baru saja pergi ke perusahaan, dan saya di tugaskan untuk melayani kebutuhan Nona," ujar Rui kembali membungkuk hormat. "permisi, Nona." Rui segera bergegas setelah menyampaikan pesan kepada Lusi.

Lusi mengangguk, ia kembali kedalam kamar dan menutup pintu.

Ia menatap pakaiannya yang sudah robek, lalu berdecak malas.

"Mana mungkin aku mengenakan kembali pakaian seperti ini." Lusi yang kebingungan melepas lilitan handuk di kepalanya, rambutnya yang panjang terlihat masih basah dan berantakan.

Lalu ia membuka seluruh lemari di tempat itu, ia mencari-cari pakaian yang sesuai.

"Eugh! semuanya hanya berisi pakaian-pakaian pria!" keluh Lusi, dan kini kedua matanya tertuju pada pintu lain yang belum sempat ia jamah.

Pintu tersebut bertuliskan 'walk-in-closet' sesaat kedua matanya langsung berbinar.

"Wah, pasti ruangan itu isinya pakaian yang sangat banyak," gumam Lusi, dengan cepat ia membuka pintu ruangan tersebut, tetapi ia harus kembali menelan kekecewaan, pasalnya semua pakaian yang ada disana khusus untuk pria.

Lusi mencari-cari pakaian yang sesuai untuk ia kenakan, hingga di akhir pencariannya, ia hanya menemukan kemeja putih.

"Hmm...tak ada pilihan lain!" batin Lusi yang merasa sudah frustasi karena tak menemukan pakaian wanita 1 pun.

Dengan perasaan canggung, Lusi mengenakan kemeja putih itu, yang jelas terlalu besar untuk ukuran tubuhnya. Ia menatap seluruh tubuhnya di cermin besar, lalu membenarkan lengan kemeja dan berusaha memadupadankan bagian bawahnya. Meskipun penampilannya jauh dari sempurna, dia merasa bahwa inilah satu-satunya pilihan yang ada.

"Hmm...ya sudah lah, dari pada aku tak pakai baju!" Lusi melangkah dari ruangan tersebut, dan keluar dari dalam kamar.

Saat berada di luar kamar, ia terpesona dengan kemegahan dan kemewahan ruangan, tetapi ia juga tampak bingung, pasalnya ruangan tersebut sangat besar dan banyak lorong, merasa seperti terjebak di dalamnya.

"Aduh, aku harus lewat mana untuk sampai di ruang makan?" batin Lusi, terlebih saat itu sepi tak ada orang, karena anak buah Asong sama-sama sedang pergi bertugas. Tidak ada yang menganggur di pagi hari semuanya sibuk dengan urusan masing-masing.

Sesaat hening, Lusi masih bergeming dalam kebingungan.

Lusi merasa seperti harus mencari sendiri jalan menuju ruang makan.

"Pelayan tadi kemana, ya?" Lusi berharap ia kembali bertemu dengan pelayan Rui. Namun, tetap ia tak menemukannya.

Ia semakin tersesat tak tentu arah.

Lusi menemukan sebuah ruangan semi outdoor, didalamnya terdapat beberapa kandang hewan, mulai dari reptil kecil hingga besar, sampai mamalia lucu hingga yang buas.

Awalnya Lusi merasa tertarik, karena ia seperti sedang berjalan-jalan di kebun binatang mini.

Ia melihat berbagai jenis ular di dalam kotak kaca, ular berwarna albino yang begitu cantik dengan kedua mata yang berwarna merah menyala, hewan melata itu menjulurkan lidahnya.

Di sisi lain, Lusi melihat seekor koala yang sedang bersantai di atas batang pohon di ruangan semi-outdoor itu. Wujudnya yang lucu membuat Lusi tersenyum dan merasa gemas. Tanpa ragu, dia mendekati koala itu dengan hati hangat dan mengangkatnya perlahan.

Koala itu merasa nyaman berada dalam pangkuan Lusi, ia asyik memanjakan dan memberi makan koala tersebut, tetapi ia juga merasa butuh asupan sarapan, sehingga kembali menaruh tubuh hewan mamalia lucu itu ke tempat semula.

"Nanti aku akan kembali," ujar Lusi berdialog dengan koala lucu itu.

Ia kembali beranjak ke tujuan semula yakni mencari ruang makan. Namun, lagi-lagi ia kembali tersesat.

Kali ini ia membuka sebuah ruangan rahasia yang tampak gelap, ia mencari sakelar lampu, dan menekannya.

"Hah???" Lusi terperanjak kaget luar biasa dengan kedua mata yang membelalak tajam, pasalnya ruangan tersebut merupakan ruang eksekusi, banyak peralatan-peralatan aneh, tajam dan menyeramkan.

Seperti kursi listrik, alat pe-menggal kepala, semua itu membuatnya ngeri.

Di saat yang bersamaan, ia mencium bau aspal yang menyengat.

Karena rasa penasaran, ia melangkah kearah sumber bau tersebut.

Dalam tungku raksasa, ia melihat lelehan aspal panas pekat, yang berfungsi untuk menghancurkan jasad korban.

Lusi semakin merasa terjebak dalam kengerian di dalam ruangan tersebut, ia merasa ada aura mistis yang menyelimutinya.

"Aku harus keluar dari sini!"

Dengan hati berdebar, Lusi berbalik dan berlari menuju pintu keluar, menghindari peralatan mengerikan di ruangan eksekusi itu.

"Ternyata, mereka ini adalah orang-orang jahat!" batin Lusi, kesalah pahaman ini semakin membuatnya bingung, karena ia belum mengenal sosok Asong yang sesungguhnya.

...

Bersambung...

Episodes
1 Bully
2 Kucing jalanan
3 Pesan terakhir Jay
4 Idola kampus
5 Pelindung Kaum Lemah
6 Bertemu Cinta Pertama
7 Perbuatan Sam
8 Transaksi haram
9 Amarah
10 Tepat pada waktunya
11 Ruang Eksekusi
12 Target eksekusi
13 Eksekutor handal
14 Pengantin sang Mafia
15 Bisnis ilegal
16 Pertarungan
17 Kung Fu & Karate
18 Ramalan Pak Tua
19 Sasana perguruan Bela Diri
20 Desa LiuYuan
21 Gerak-gerik mencurigakan
22 Pemecatan Pelayan Rui
23 Musuh dalam selimut
24 Geisha
25 Penculikan
26 Kejahatan Sam
27 Kekejaman Sam
28 Bundir
29 Terauma berat
30 Pensiun
31 Wanita penggoda
32 Tanda merah di leher
33 Serigala berbahaya
34 Sungai Yangtze
35 Hancur berkeping-keping
36 Cemburu membawa petaka
37 Karate VS Kung Fu
38 Pertarungan Sengit
39 Sam VS Asong
40 Serangan membabi buta
41 Berselimut Duka
42 Antara hidup dan mati
43 Snow
44 Snow 2
45 Sindikat kejahatan
46 Aksi di jalanan
47 Bersembunyi
48 Tertangkapnya Sam
49 Termakan bujuk rayu
50 Bermain brutal
51 Kaburnya tahanan
52 Jangan siksa aku!
53 Mengejar Lu Han
54 Tempat kebugaran
55 Menghibahkan harta
56 Kelahiran Lin Zhe Yan
57 Wang Tao & Miharu
58 Teriakan penuh kenikmatan
59 Kekacauan hari pernikahan
60 Bandara
61 Italia
62 Pertarungan di atas kapal
63 Penyelamatan
64 Dia Anak Sam!
65 Colosseum Italia
66 Menyelamatkan Gadis Vietnam
67 Cooking
68 Latihan Kung Fu
69 Vino da casa
70 Croissant
71 Penyerangan Markas Penjahat
72 Penemuan Mayat
73 Kematian Vincenzo
74 Macau
75 Pelan-pelan, Tuan!
76 Pengkhianat
77 Psikopath
78 Kembali pulang
79 Berduel
80 Kematian sang Penjahat (TAMAT)
Episodes

Updated 80 Episodes

1
Bully
2
Kucing jalanan
3
Pesan terakhir Jay
4
Idola kampus
5
Pelindung Kaum Lemah
6
Bertemu Cinta Pertama
7
Perbuatan Sam
8
Transaksi haram
9
Amarah
10
Tepat pada waktunya
11
Ruang Eksekusi
12
Target eksekusi
13
Eksekutor handal
14
Pengantin sang Mafia
15
Bisnis ilegal
16
Pertarungan
17
Kung Fu & Karate
18
Ramalan Pak Tua
19
Sasana perguruan Bela Diri
20
Desa LiuYuan
21
Gerak-gerik mencurigakan
22
Pemecatan Pelayan Rui
23
Musuh dalam selimut
24
Geisha
25
Penculikan
26
Kejahatan Sam
27
Kekejaman Sam
28
Bundir
29
Terauma berat
30
Pensiun
31
Wanita penggoda
32
Tanda merah di leher
33
Serigala berbahaya
34
Sungai Yangtze
35
Hancur berkeping-keping
36
Cemburu membawa petaka
37
Karate VS Kung Fu
38
Pertarungan Sengit
39
Sam VS Asong
40
Serangan membabi buta
41
Berselimut Duka
42
Antara hidup dan mati
43
Snow
44
Snow 2
45
Sindikat kejahatan
46
Aksi di jalanan
47
Bersembunyi
48
Tertangkapnya Sam
49
Termakan bujuk rayu
50
Bermain brutal
51
Kaburnya tahanan
52
Jangan siksa aku!
53
Mengejar Lu Han
54
Tempat kebugaran
55
Menghibahkan harta
56
Kelahiran Lin Zhe Yan
57
Wang Tao & Miharu
58
Teriakan penuh kenikmatan
59
Kekacauan hari pernikahan
60
Bandara
61
Italia
62
Pertarungan di atas kapal
63
Penyelamatan
64
Dia Anak Sam!
65
Colosseum Italia
66
Menyelamatkan Gadis Vietnam
67
Cooking
68
Latihan Kung Fu
69
Vino da casa
70
Croissant
71
Penyerangan Markas Penjahat
72
Penemuan Mayat
73
Kematian Vincenzo
74
Macau
75
Pelan-pelan, Tuan!
76
Pengkhianat
77
Psikopath
78
Kembali pulang
79
Berduel
80
Kematian sang Penjahat (TAMAT)

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!