Pagi harinya, sepulang jam kampus, Asong menjanjikan pertemuan dengan seorang Lawyer untuk mengurus semua dokumen-dokumen kepemilikan perusahaan yang memang seharusnya menjadi miliknya kembali.
Namun, berhubung usia Asong yang masih 19 tahun, sehingga terjadi kendala yang rumit, terlebih ia mengurusinya seorang diri.
"Tuan Hong yang terhormat, aku mohon, tolong bantu aku, berapapun biayanya aku sanggup untuk membayar." Asong memohon dengan sangat kepada Lawyer berusia 35 tahunan itu.
Yang Hong, bisa merasakan tekad dan keinginan kuat dari pemuda ini untuk mendapatkan kembali hak miliknya yang dirampas oleh sang Bibi. Namun, ia juga tahu bahwa proses hukum bisa sangat panjang dan rumit, terutama dalam kasus seperti ini.
Yang Hong kini mengangguk, "Baiklah, Lin Chun Song. Aku akan mencoba membantumu dalam masalah ini. Namun, Kau harus siap dan sabar menghadapi proses yang mungkin memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Hakmu untuk mengklaim kembali perusahaan keluarga memang masih berpeluang besar, tetapi kita harus memastikan semuanya berjalan sesuai hukum." ujar Yang Hong
Asong menghela napas panjang.
"Baiklah, yang terpenting aku bisa kembali mendapatkan hak sebagaimana mestinya meskipun harus memakan waktu bertahun-tahun, aku sanggup!" kata Asong dengan suara lantang.
"Ya, aku akan upayakan itu semua untukmu, Lin Chun Song." Yang Hong menyanggupi permintaan Asong.
"Aku anggap semua ini untuk investasi di masa depan." Asong merasa yakin jika perusahaan itu akan kembali ke tangannya melalui bantuan Lawyer Hong.
***
Pada saat itu Asong tak meminta pengawalan anak buahnya, ia merahasiakan tentang perusahaan besar miliknya dari mereka.
Hingga ia pulang setelah mengurusi urusannya, dan berkendara seorang diri, ia memacu motornya dengan kecepatan penuh.
Namun, ia merasa ada kendaraan roda empat yang mengikutinya dari belakang, membuatnya merasa tertantang.
Ia memelankan laju kendaraanya, membiarkan mobil hitam itu melaju terlebih dulu, tetapi kini mereka berdua saling berdampingan.
Asong, yang penuh keberanian memalang laju mobil tersebut, lalu turun dari motornya, dan berteriak, "Keluar kau!" emosi terpancar dari raut wajahnya.
Pemilik mobil tersebut keluar sambil tertawa membuat kedua mata pemuda 19 tahun itu terbelalak.
"Sam, kurang ajar!" hardik Asong dengan lantang dan tegas, Sam tersenyum menyeringai kearahnya dengan tatapan menantang.
"Hai bocah kemarin sore," sapa Sam dengan nada miring.
"Apa maksudmu?! hah! Kau mau coba-coba melawanku?!" Asong maju dengan berani. Kini kedua wajah itu saling berdekatan serta tatapan yang sama-sama buas dan tajam, sementara ke 5 jari Asong terkepal sempurna seakan siap untuk melayangkan bogem kearah Sam.
Sam mendorong tubuh Asong, tetapi pemuda itu tak tumbang sedikitpun.
Ia balas mencengkram kerah baju Sam, keduanya saling adu kekuatan di jalanan sepi.
Asong menunjukan kebolehannya dengan ilmu wing chun yang ia kuasai, begitu juga Sam yang juga mantan anak didik Jay, ia tak kalah hebat dar Asong, berbagai cara dan teknik melawan musuh sudah mereka kuasai satu sama lain.
Mereka hanya menunjukan tenaga siapa yang paling kuat.
Mereka saling berhadapan, memamerkan teknik-teknik yang memukau tanpa senjata.
Setiap gerakan mereka dijalankan dengan cepat dan presisi, menciptakan pertarungan yang sengit yang mendebarkan.
Tidak ada yang ingin mundur, dan keduanya sama-sama bertekad untuk menang.
Hingga akhirnya pertarungan berhasil di menangkan oleh Asong.
Sebagai pemuda yang baru saja beranjak dewasa, tentu tenaganya sangat kuat, di bandingkan Sam yang kini hampir menginjak kepala 3.
Sam mengakui kekalahannya, tetapi kedua matanya masih menyiratkan ancaman peringatan pada lawannya, Asong menyadari itu semua.
Namun, Asong merasa tak ada waktu banyak untuk meladeni Sam saat ini.
"Tunggu pembalasanku, Asong!" Sam menunjuk dengan ancaman, Asong terus mengedarkan pandangannya kearah wajah Sam yang sedikit babak belur ulah perbuatannya.
"Oke, siapa takut!" rahang Asong tampak menegas mendapat tantangan mengancam dari Sam.
Keduanya memacu kendaraan masing-masing ke arah yang berbeda.
Beberapa saat kemudian, Asong sampai di markasnya.
Seperti biasa, semua anak buahnya tertunduk hormat menyambut kedatangan ketua muda mereka.
"Apa kalian sudah siap?" tanya Asong, karena hari ini mereka akan melakukan aksi kemanusiaan.
"Sudah, Tuan," balas semuanya secara serentak.
mereka akan menyebarkan bahan-bahan pangan kepada masyarakat yang membutuhkan, seperti kaum miskin, lansia yang tidak mampu bekerja, dan orang-orang yang hidup dalam kondisi sulit.
Mereka mengenakan topeng dan pakaian badut agar identitas mereka tak di ketahui.
Asong dan anggotanya mulai beraksi, kali ini mereka pergi menggunakan sepeda roda satu seperti badut atraksi sambil menyandang masing-masing karung berisi beberapa bahan pangan yang sudah di packing.
Mereka menyusuri kawasan pinggiran dengan menyebar beberapa anggota.
Di setiap tempat yang di kunjungi, mereka menemui lansia yang bersyukur menerima bantuan.
"Ini ambilah!" Asong membagi bungkusan pangan kepada mereka satu-per satu.
"Terimakasih Pak Badut," ucap sang Nenek yang sudah renta itu, Asong tersenyum dan tersentuh melihat senyum di bibirnya.
Begitu juga dengan keluarga miskin yang senang dengan tambahan makanan, dan anak-anak yang tersenyum bahagia mendapatkan permen dan makanan lainnya dari para pria badut ini.
"Terimakasih paman Badut," kata anak-anak kecil yang berasal dari kalangan tak mampu itu, mereka menerima hadiah dari Asong dkk dengan sangat antusias.
Asong dan anggotanya tersenyum senang. Dalam perjalanan yang di telusuri, mereka juga menyaksikan kondisi sosial yang amat sangat memprihatinkan.
Terdapat rentetan bangunan kumuh, jalanan yang buruk, dan orang-orang yang hidup dalam kemiskinan.
Hal ini semakin memantapkan dan memperteguh tekad mereka untuk terus memberikan bantuan dan melawan ketidakadilan.
Jalanan rusak yang seharusnya mendapat penanganan dari pemerintah. Namun, suara mereka tak pernah di dengar, sehingga tiap harinya mereka harus berjuang melewati jalanan membahayakan ini hanya untuk menghubungkan akses mereka mencari nafkah dan pendidikan anak-anak.
Asong melihat kesedihan di wajah mereka, hal itu sangat menyentuh hatinya.
Asong berupaya untuk turun tangan ia memiliki banyak harta dari hasil merampok, ia dan kawan-kawan berniat untuk merencanakan proyek perbaikan jalan yang memakan dana yang tak sedikit.
"Kalian tenang saja!" tutur Asong dengan bijak dan penuh dedikasi.
Tiba-tiba seorang gadis berusia 9 tahun mendekat kearahnya.
"Paman badut," seru gadis kecil itu sambil memegangi perutnya.
Wajahnya tampak kusut, dengan pakaian yang tak layak, padahal ia gadis yang manis.
Asong menoleh kearahnya sambil tersenyum melihat keadaan gadis malang tersebut.
"Apakah masih ada jatah untukku? perutku sangat lapar, paman," tanya gadis kecil itu dengan suara parau.
Asong merasa tak tega, ia terdiam dan berjongkok seraya menyeimbangkan posisinya dengan gadis malang itu.
"Hai, siapa namamu gadis kecil?" Asong mengulurkan tangannya, gadis itu menyambutnya dengan hangat, lalu Asong mencubit gemas pipinya.
"Namaku Lusi," jawabnya dengan senyum manis.
"Lusi, berapa usiamu?" tanya Asong kembali.
"Sembilan tahun," jawabnya, Asong cukup puas dengan jawabannya, lalu ia memberikan bingkisan makanan untuk gadis tersebut.
"Ini untukmu!"
"Terimakasih, paman badut." Lusi merasa amat bersyukur atas kebaikan Asong.
Asong tertarik padanya, tetapi hanya sebatas kagum.
"Sepertinya dia anak yang baik dan pintar," batin Asong, dengan cepat mengalihkan pandangannya, gadis kecil itu sudah menghilang dari hadapannya, padahal Asong masih ingin mempertanyakan tentang pendidikannya.
"Kemana bocah tadi?" batin Asong, pandangannya mengedar kesegala arah. Namun, ia sudah kehilangan sosoknya.
"Hah, cepat sekali menghilangnya. Seperti hantu saja!"
Setelah cukup puas menjalankan aksi kemanusiaan, Asong dan anggotanya segera kembali ke markas.
Asong, menghitung dana untuk proyek perbaikan jalan yang sudah ia janjikan kepada mereka.
"Sepertinya ini cukup!" batin Asong.
Kini mereka berunding untuk langkah kedepannya.
Asong dan kelompoknya semakin geram ketika melihat berita tentang para koruptor yang semakin merajalela.
Mereka merasa bahwa ketidak adilan di Negri ini semakin menjadi-jadi dan harus segera dihentikan.
Mereka memutuskan untuk mengambil tindakan lebih lanjut untuk melawan korupsi.
"Kenapa mereka hanya diam saja?!" batin Asong yang geram terhadap upaya pemerintahan yang tak melakukan sesuatu.
Lu Han tertegun dan turut berkomentar dalam hati, "Kemana aparat penegak hukum?"
"Kacau!" pekik Chen Lie yang merasa gerah dengan ketidak adilan ini.
Asong kembali mencuit, "Mereka berbicara seperti orang paling benar, tapi kenyataanya? Jeritan rakyat kecil tak mereka dengar, seakan semuanya tuli, dan buta karena uang!" ia menggelengkan kepala saat menyaksikan apa yang terjadi.
Hal itu tentu membuat Asong dan anggotanya semakin emosi dengan kebuntuan yang mereka hadapi.
Mereka merasa bahwa pemerintah dan aparat penegak hukum hanya berpura-pura peduli pada keadilan, tapi kenyataanya mereka juga ikut terlibat dalam tindakan tak patut yang sangat merugikan.
Namun, mereka tidak berencana menyerah begitu saja. Asong memutuskan untuk melakukan aksi lebih drastis.
Mereka berencana untuk mengorganisir demonstrasi besar-besaran di ibu kota sebagai bentuk protes terhadap korupsi yang semakin merajalela.
"Ingin rasanya aku turun tangan untuk melenyapkan nyawa mereka!" batin Asong dengan amarah karena geram terhadap tindak tanduk para tikus berdasi, sedangkan peran penegak hukum tak berpengaruh sama sekali untuk memberantas skandal yang di lakukan oleh para petinggi yang haus akan kekuasaan.
***
Hari demi hari, bulan demi bulan, hingga tahun berganti mengantar Asong menjadi sosok yang jauh lebih dewasa dari sebelumnya. Kini Lin Chun Song sudah berusia 29 tahun.
Ia tumbuh menjadi sosok yang tangguh dan tak tertandingi.
Semakin banyak pengalaman dalam hidupnya sebagai Ketua Mafia Singa Emas.
Asong semakin di takuti dan di segani oleh orang-orang, meski image jahat melekat dalam dirinya, tetapi memiliki kelembutan di hatinya.
Ia tak akan berbuat kasar terhadap orang lemah, itu adalah prinsipnya.
...
Sementara, lain halnya dengan Sam.
Pria bernama lengkap 'Sam Hideo Wong' yang merupakan pria keturunan Jepang, ia dan kelompoknya kerap menjalankan kerja sama dengan para penguasa rakus.
Ia sebagai anggota yang ingkar dari Singa Emas, pada akhirnya berhasil mempengaruhi mereka yang ingin menggunakan jasanya untuk meraup keuntungan yang lebih besar.
Hal itu santer terdengar oleh Asong, sehingga Asong dan kelompoknya gencar melakukan pembantaian terhadap pengusaha-pengusaha yang memiliki tabiat buruk di atas kendali Sam, aktifitas mereka dapat merugikan sumber daya Negara.
Asong tak segan-segan untuk menangkap dan menghabisi para tikus-tikus berdasi tanpa pengampunan.
Ia merasa hukum tumpul ke atas, tajam ke bawah.
Asong geram terhadap aturan pemerintah yang tak tegas, sehingga ia terpaksa harus turun tangan.
Dalam aksi kejahatannya, Sam mendapat bekingan dari para oknum yang ikut terlibat dalam penyelundupan barang-barang terlarang dan ilegal dalam jumlah yang sangat besar, dan keuntungannya jelas tidak main-main.
Penghasilan dari jalan sesat tersebut tak ubahnya seperti surga bagi penikmatnya, tanpa memikirkan dampak yang merugikan bagi masyarakat luas dan masa depan Negara.
Ia kerap melakukan kerja sama dengan para tikus berdasi untuk kepentingan diri mereka sendiri.
Di hadapan masyarakat, mereka seolah menjadi orang yang paling peduli, mengobral janji, dengan kalimat-kalimat indah yang menjanjikan.
Namun, di dalamnya mereka tak pernah sedikitpun memikirkan dan mementingkan itu semua.
Justru mereka menari-nari diatas derita rakyat kecil jika sudah mencapai apa yang mereka inginkan.
Beberapa dari mereka juga jor-joran terhadap wanita-wanita yang di jadikan simpanan, mereka tak ragu untuk memfasilitasinya dengan uang rakyat.
Wanita yang mereka kencani beragam, mulai dari kalangan artis, model, hingga orang biasa yang tentunya punya fisik menjual.
Tetapi semua itu tentu saja menjadi rahasia. Namun, ada juga yang sampai bocor hingga banyak menuai kecamanan dari berbagai elemen masyarakat akan skandal yang telah mereka perbuat.
...
Bersambung...
Jangan lupa like dan komen ya...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments
Erlin M
semangat Thor update nya
2023-10-26
0