Esok paginya, Sam mengerahkan beberapa anak buahnya untuk menjalankan perintahnya.
Mereka bekerja sama dengan para mucikari untuk mengumpulkan beberapa wanita muda, dan imbalannya tentu tak main-main.
Orang-orang yang terlibat kerap mencuri para gadis untuk di serahkan, dan akan di seleksi nantinya, hingga berita tersebut sampai ke telinga Liu Kang.
Liu Kang yang silau dengan harta dan uang tentu saja ia tak akan menyia-nyiakan kesempatan tersebut, dan hendak menumbalkan adik yang merupakan keluarga satu-satunya, yaitu, Lusi.
Saat itu Lusi sedang duduk sambil menghitung uang pemberian Asong, ia masih tak habis pikir, dan bertanya-tanya tentang siapa itu Asong dan kenapa bisa celaka.
"Seharusnya dia tak usah memberiku uang sebanyak ini," batin Lusi, ia kembali menyimpan uang tersebut di tempat yang aman, tempat yang jauh dari jangkauan Liu Kang yang sering menghambur-hamburkan uang.
Dan benar saja, Lusi mendengar suara Liu Kang memanggil.
"Lusi, adikku yang cantik, kemarilah!!!" teriaknya merayu.
Karena takut, Lusi langsung menghampirinya, lalu tertunduk lemah.
"Ada apa kakak memanggilku?" tanya Lusi, ia merasa tak biasanya Liu Kang bersikap manis seperti ini.
Lusi melihat sang kakak membawa bingkisan, lalu memberikan bingkisan itu padanya.
"Ambilah!"
"Apa ini?" tanya Lusi, Luo Kang terkekeh sambil meneguk minuman dari dalam botolnya.
"Pakailah baju itu, dan berdandan yang cantik nanti malam!" perintah Liu Kang, Lusi yang tak paham terlihat kebingungan.
"Memangnya Kakak mau mengajakku kemana?" Lusi kembali bertanya, Liu Kang merasa terusik dan risih. Namun, demi uang ia rela bersikap manis untuk kali ini.
"Kita akan menghadiri pesta ulang tahun temanku, kau tahu kan aku ini tak punya pasangan, maka dari itu aku mengajakmu, paham?!" papar Liu Kang mencoba mengelabuhi Lusi, padahal ia memiliki niat untuk menjualnya.
"Eh, ehmm...iya Kak, baiklah," balas Lusi, ia kembali ke dalam rumah, dan menaruh bingkisan yang berisi pakaian seksi itu di atas tempat tidur.
Hingga saatnya tiba, Malam itu, Lusi mengenakan pakaian yang diberikan oleh Liu Kang. Gadis itu terlihat cantik, tetapi di saat yang bersamaan ia merasa tidak nyaman dengan pakaian itu, karena terlalu rendah di bagian dadanya, dan ukurannya sangat minim serta ketat.
"Apa Kakak tak salah memberiku pakaian seperti ini?" batin Lusi saat menatap dirinya sendiri di depan cermin sambil memulas make-up di wajahnya.
Tetapi, ia tak ada pikiran buruk pada Kakaknya, ia menyangka semua itu bentuk perhatian dan perubahan Liu Kang terhadapnya.
Lusi tersenyum dan bersyukur, karena selama ini sang kakak tak pernah sebaik ini.
Seusainya, ia langsung keluar dari kamar dan langsung menemui Liu Kang yang sedang menantikannya.
"Kakak, aku sudah siap!" Lusi memutar tubuhnya, Liu Kang terpana melihat penampilan adiknya, karena ia berpikir pembeli Lusi akan memberikan harga yang tinggi.
"Kau cantik sekali, Lusi," pujinya sambil tersenyum miring membuat kedua pipi gadis cantik itu memerah.
"Ayo!" ajak Liu Kang, Lusi langsung mengikutinya dari belakang.
"Kakak, mobil siapa itu?" tanya Lusi heran, pasalnya Liu Kang tak pernah memiliki mobil ataupun kendaraan lainnya.
"Kau tak usah banyak bertanya!" balas Liu Kang, Lusi mengangguk lalu mengikuti semua intruksi yang di berikan Liu Kang untuknya.
"Masuk!" titah Liu Kang, Lusi naik kedalam mobil dengan sedikit keragu-raguan, tetapi ia mencoba untuk tetap tenang dan berpikir positif.
Mobil melaju ke suatu tempat yang asing bagi Lusi. Mereka berjalan cukup jauh dari desa dan akhirnya berhenti di sebuah lokasi dengan keramaian dan gemerlap lampu jalanan menghiasi perkotaan yang terlihat ramai oleh aktifitas orang-orang pada malam itu . Lusi merasa semakin tidak nyaman dan gemetar, keringat dingin menitik di keningnya.
"Kak, kita berada dimana?" tanyanya dengan rasa tegang dan tak nyaman.
Liu Kang meliriknya dengan senyum jahat, "Kau akan tahu sebentar lagi, sayang."
"Maksud Kakak?" tanya Lusi kembali, ia semakin merasa tak aman berada bersama kakaknya sendiri, kini ia baru menyadari jika ada yang tak beres.
"Sudahlah, kau tak usah banyak bertanya!!!" Liu Kang kembali pada tabiat asalnya, ia menyentak Lusi dengan keras, membuat gadis itu terintimindasi dengan logat kasarnya.
...
Singkat cerita, mereka sudah berada di tempat tujuan, yang merupakan club besar yang selalu di datangi oleh para konglomerat dan kalangan kelas atas.
"Kak, kenapa kita berhenti disini? ini kan tempat hiburan malam!" Lusi mengedarkan pandangannya ke sekitar, Liu Kang membuka seatbelt, ia langsung memerintahnya lagi dengan lantang dan kasar.
"Ayo cepat!" titah Liu Kang, Lusi menelan salivanya dengan susah payah ketika ia melepas sabuk pengamannya, lalu keluar dari dalam pintu mobil tersebut.
Lusi diam mematung mengawasi sekitar, Liu Kang dengan cepat menarik lengannya.
"Ayo! kau jangan diam mematung seperti itu!" bentak Liu Kang, Lusi kembali tersentak dan gemetar.
"Aku tidak mau ikut kedalam sana, kak!" tolak Lusi, tetapi Liu Kang terus menariknya hingga Lusi yang merintih itu tak dapat menolak ajakan sang Kakak.
Mereka berdua masuk ke dalam klub malam yang super mewah itu, dan suasana di dalamnya sangat berbeda dengan kehidupan Lusi sehari-harinya.
Mereka melihat orang-orang riuh di tengah lantai dansa dengan alunan musik DJ yang memekakan telinga, beberapa para pelayan mengenakan pakaian mewah lengkap dengan dasi kupu-kupu, bergerak dengan lincah dan gesit mengantar minuman ke meja para tamu.
Mereka menyajikan berbagai jenis minuman, dari sampanye mahal hingga koktail eksotis. Lusi merasa seakan telah terdampar di dunia yang sama sekali berbeda.
"Kak, aku takut berada disini, sebaiknya kita pulang saja!" ajak Lusi, ia mendapat tatapan tajam dari para pria yang berpapasan dengannya, beberapa dari mereka berani mencolek tubuhnya.
"Hentikan!!!" teriak Lusi mencoba menghadang jemari-jemari nakal itu, lalu berlindung di balik tubuh Liu Kang, tetapi pemuda itu seakan tak peduli dengan ketidak nyamanan Lusi saat ini.
"Kak, kenapa kau hanya diam saja? kenapa kau tak lawan mereka?!" Lusi terisak dengan nada marah dan emosi terhadap Liu Kang, ia mencoba untuk kabur, tetapi dengan cepat, Liu Kang berhasil menahannya.
"Mau pergi kemana kau, hah?!" Liu Kang mencengkram pergelangan tangan Lusi dengan erat, gadis itu terus terisak.
"Diam, tak usah menangis! Kau ini hanya bikin malu!" bentak Liu Kang. "Kau jangan bertingkah kampungan seperti ini!" bisiknya, Lusi hanya bisa terdiam dan terpaksa mengikuti kembali intruksi sang kakak yang menyesatkan itu.
Tampaknya Liu Kang tengah menunggu seseorang, Lusi masih berdiri dengan ketidak berdayaan, ia terus tertunduk lemah dan gemetar.
Tibalah seorang pria yang mengenakan banyak emas di lehernya, ia berjalan kearah Liu Kang dan Lusi berdiri saat itu.
"Hai, selamat malam!" sapa pria yang sering di sapa Tuan Fan, ia terkenal dengan kepala pelontosnya yang mengkilap.
Liu Kang langsung berjabatan dengannya, begitu juga dengan Lusi yang terpaksa karena tak ingin di anggap tak sopan.
Fan menatap Lusi dari ujung kepala hingga ujung kakinya, membuat Lusi kembali gemetar dan berlindung di balik tubuh Liu Kang.
"Kak, kenapa dia memandangiku seperti itu?" bisik Lusi bertanya.
"Sudah, kau diam saja!" jawab Liu Kang, ia kembali fokus melanjutkan pembicaraan serius dengan Fan.
"Kau membawa barang mahal ke tempat ini," ujar Fan sambil terus menyoroti Lusi tanpa henti dengan tatapan penuh kekaguman.
"Apa kau berani pasang harga tinggi? Kau tenang saja, adikku ini masih pera-wan," papar Liu Kang berbisik, ia tak ingin percakapannya di dengar oleh Lusi.
"Oke, aku sanggup memasang tarif tinggi, tetapi kau jangan pernah mengecewakan Tuan Sam, karena aku akan mempersembahkan adikmu untuknya!" terang Fan, Liu Kang mengangguk mantap, setelah itu Fan menyerahkan secarik cek kepada Liu Kang.
Kedua mata Liu Kang langsung terbelalak, dengan senyuman lebar yang mengembang di bibirnya, ia seperti mendapat harta karun pada malam itu.
"Terimakasih banyak, Tuan Fan, semoga kau puas!" Liu Kang menyerahkan Lusi pada Fan, ia langsung saja pergi meninggalkan sang adik di tempat itu.
"Kakak!!!" teriak Lusi, tetapi dengan cepat Fan langsung menggusurnya membawa Lusi ke suatu ruangan khusus.
"Lepaskan aku!" Lusi berusaha membebaskan diri...
...
Bersambung...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 80 Episodes
Comments