Pagi-pagi sekali Leon sudah bersiap menuju ke rumah keluarga Griffin. Ia memperhatikan penampilannya di depan cermin dan kali ini ia berdandan ala remaja yang baru jatuh cinta. Ia bersiul berjalan ke arah pintu kemudian ia menghentikan langkahnya dan dengan cepat kembali ke depan meja riasnya.
"What? Kenapa aku ... kenapa aku jadi kayak gini?" pekik Leon kemudian ia mengacak-acak rambutnya dan kembali mengubah penampilannya.
Ada yang salah dengan pagi Leon, ia terbangun dengan semangat — biasanya tidak semangat, ia berpikir akan membuat Eleanor kembali terkesan padanya setelah kejadian kemarin gadis itu menyatakan diri tidak lagi menyukainya. Leon begitu bersemangat meluluhkan hati Lea lagi dan kembali dikejar-kejar oleh gadis itu.
"Oh shit! I must have got up on the wrong side of bed. Mimpi apa aku semalam sampai tahu-tahu ketika bangun eh sudah berpikir seperti ini. Eleanor!! Awas saja kamu, semua ini karenamu dan tunggu saja, kamu pasti akan bertekuk lutut kembali di hadapanku. Aku ini Leonardo Shan, pasti bisa menaklukkan hati wanita apalagi seorang gadis kecil sepertimu," ucap Leon bertekad.
"Tapi kamu tidak bisa menaklukkan hati Aluna pada masa itu, Bro!"
Bisikan sisi kiri Leon membuatnya tersedak ludahnya sendiri. Mengapa akhir-akhir ini ia sering mendengar bisikan dan seakan melihat wujud mereka. Sungguh sial bagi Leon ketika ia kembali diingatkan bagaimana dulu ia tidak bisa menaklukkan Aluna, semua itu juga karena jodoh Aluna tinggal bersamanya, sekeras apapun ia berusaha mana mungkin bisa jika calon jodohnya pada masa itu selalu berada di sisinya.
Mengabaikan bisikan hatinya, Leon kembali mencari pakaian untuk ia kenakan. Penampilannya akan terlihat aneh jika ia berdandan seperti ini. Frey akan menanyainya dan mungkin akan mengira dirinya aneh sedangkan Aluna pasti akan mengejeknya sedang mengalami puber kedua.
"Ini baru cocok!" ucap Leon kemudian ia bergegas keluar dari kamarnya karena ia sudah hampir terlambat untuk sampai ke rumah Frey.
Di kediaman keluarga Griffin, mereka sedang menikmati sarapan pagi dengan penuh ketenangan. Hanya ada alat makan yang terdengar saling berdentingan di atas piring hingga makanan dan minuman mereka habis.
Aluna dibantu oleh Lea mengemasi peralatan makan dan juga sisa makanan di atas meja. Si kembar sudah kembali ke kamarnya karena mereka akan mengambil tas berisi pakaian mereka yang akan dibawa ke Kalimantan, sedangkan Frey dan Kriss berada di ruang nonton menunggu anggota keluarga berkumpul.
Deru mobil yang berhenti di depan rumah keluarga Griffin langsung dikenali oleh Frey. Ia berpamitan pada papinya untuk menyambut kedatangan tamu yang bukan tamu lagi itu.
Leon keluar dari mobil dengan wajahnya yang sengaja dipasang tampang se-cool mungkin agar Frey tidak melihatnya bagai orang aneh jika ia senyam-senyum tak jelas saat berhadapan dengan calon mertuanya ini. Eh ... ralat, sejak kapan pikiran tidak sopan itu menghampiri benak Leon? Ia merasa geli dengan dirinya sendiri.
"Ada hal penting?" tanya Frey yang sudah berdiri di depan pintu.
Leon mengernyit sambil berjalan menghampiri Frey, ia lalu duduk di kursi teras diikuti oleh pemilik rumah.
"Bukankah aku bekerja di tempatmu, menjadi sopir sekaligus bodyguard putri mahkotamu itu?" sindir Leon.
Frey meletakkan punggung tangannya di dahi Leon dan dengan cepat Leon menepisnya. Ia kesal karena merasa Frey sedang menanyakan kesehatan dan kewarasannya hanya dengan gerakan tangan saja.
"Kamu sehat, 'kan? Ini tanggal merah, anak-anak tidak sekolah. Apakah putus dari Briella membuatmu melupakan segala hal? How mengenaskan engkau!" ejek Frey dan Leon langsung terdiam, ia bahkan berdecak dalam hati karena ia yang begitu semangat menemui Eleanor justru datang mempermalukan dirinya sendiri.
'Bukan Frey, bukan Briella yang sudah membuatku lupa segalanya, tetapi putrimu yang dadanya baru bertumbuh dengan bibir manis yang membuatku menggila semalaman!'
Setelah berteriak dalam hati, Leon kembali tersadar apa yang baru saja ia ucapkan. Ia sempat berpikir jika saja Frey bisa membaca pikiran, detik ini juga ia akan habis di tangan Frey karena sudah berani berpikir seperti itu terhadap putrinya.
"Ouh, aku lupa. Mungkin karena terlalu banyak beban pikiran dan aku juga terus saja memikirkan tentang anak itu. Dia seperti memiliki sisi berbeda yang tidak diketahui. Sangat mencurigakan!" ucap Leon mengalihkan pembicaraan.
Frey mengangguk, ia paham kemana arah pembicaraan Leon. Kini wajahnya langsung menegang, mengingat akan semua hal itu ia menjadi geram, hanya saja ia belum boleh menunjukkannya pada Leon. Harus Leon, Frey entah mengapa meyakini di kemudian hari akan ada timbal balik dari usaha Leon kali ini. Rencana ini bukan tentang pertukaran misi melainkan Frey merasa ini adalah hal yang harus Leon lakukan karena ia merasa kelak ia akan membayar mahal untuk usaha Leon.
Namun, bukan sepenuhnya seperti itu. Frey bisa saja mengatasi semua ini, ia bahkan menempatkan banyak penjagaan untuk Lea, hanya saja hal ini juga berhubungan dengan Leon, apalagi ada hal yang sudah Frey ketahui tetapi ia belum ingin membahasnya dengan Leon, ia menunggu pria ini yang berbicara secara langsung padanya.
Demi Tuhan, rasanya Frey ingin menghajar pria sok keren di hadapannya ini.
"Berhubung hari ini tidak ada antar-jemput ke sekolah, sebaiknya aku pergi untuk menyelidiki anak itu. Waktunya tinggal 12 hari lagi, bukan? Lalu bagaimana denganmu?" Leon bertanya kepada Frey namun tatapan Leon langsung tertuju pada pintu di mana anak-anak dan istri Frey keluar sambil membawa tas mereka.
"Frey kamu mengusir anak-istrimu?" pekik Leon terkejut.
Plaakk ...
Leon meringis sambil mengusap belakang kepalanya setelah di geplak oleh Frey. Bisa-bisanya tuduhan tidak manusiawi itu keluar dari mulut Leon. Frey tentu tidak terima, sampai mati pun ia tidak akan pernah membiarkan Aluna pergi dari sisinya.
Aluna tertawa di ambang pintu, senang sekali melihat Leon tertindas seperti itu, mengingatkan saja pada masa ia mengandung Eleanor, Leon pasti selalu jadi pihak tersangka.
Belum sempat Leon mengajukan protes, ia kembali tersihir oleh gadis yang berdiri di belakang Aluna. Gadis itu mengenakan celana panjang jeans, hoody dan rambutnya diikat cukup tinggi hingga menampilkan leher jenjang, putih nan mulusnya.
'Kalau digigit gimana rasanya ya? Pingin banget nyetak kissmark di sana ....' Leon langsung menepis pikiran mesumnya itu.
Melihat gadis itu saja sudah membuatnya sering traveling — pikirannya. Briella saja, wanita dewasa dan sudah pernah bergulat dengannya di atas ranjang namun jarang sekali langsung membuatnya tegang dan berotak mesum, lantas bagaimana bisa gadis remaja ini selalu saja membuat kepalanya sakit karena menahan hasrat?
Frey menatap ke arah Leon yang sedang menatap tak berkedip entah pada anaknya atau pada istrinya. Kesal, tentu saja. Frey tidak suka tatapan Leon yang sama persis ketika ia menatap Aluna saat ingin mengambil jatah.
"Apa yang kamu lihat dan pikirkan Leonardo Shan?!" sentak Frey.
"Kissmark eh bukan ...."
"What? Kurang ajar! Pikiran mesummu itu kamu tujukan pada siapa? Pukulan kiri kalau itu putriku dan pukulan kanan kalau itu istriku. Cepat jawab atau tendanganku yang akan melayang!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
wiemay
hahahahhaha
kasian bnget bang leon...
2023-10-20
0
ari sachio
😂😂😂😂😂 kasihan amat km bang dr lea di perut ampe udh bs jd tmn hdp ,km msh aj teraniaya klo berhubgn dgny,sarapan istimewany slalu buah simalakama🤣🤣🤣🤣🤣🤣
2023-10-19
1
@jam
haha...galak banget bapak mertua😬
2023-10-19
0