"Lea, kamu benar sakit Nak?" tanya Frey yang langsung berdiri dan berjalan menghampiri Aluna dan Lea.
Leon yang melihat drama keluarga bahagia ini dibuat berdecak. "Sakit? Anak kalian itu tidak sakit. Dia itu membolos dan ikut tawuran di jalan di dekat sekolah kita dulu."
Lea tersentak saat mendengar suara yang seperti pernah ia dengar dan yang paling penting orang itu baru saja membocorkan rahasianya. Lea pun mengalihkan pandangannya dan ia tak bisa tidak terkejut melihat siapa yang baru saja membongkar rahasianya itu.
"Om tampan ...!" pekik lirih Lea saat tahu orang yang tadi hampir menabraknya itu ada di rumah ini.
'Ayo Lea, cepat pura-pura pingsan,' gumam Lea dalam hati namun tetap saja ia tidak berhasil melakukan niatnya.
Frey menatap Leon tak percaya dengan apa yang baru saja ia katakan dan Aluna sendiri heran karena Lea mengenal Leon dan apa tadi katanya, 'Om tampan', Aluna jadi semakin bingung apa yang sudah terjadi antara Lea dan Leon.
"Apa maksudmu Leon?" tanya Frey yang kini menatap tajam pada sahabatnya itu.
'Oh jadi namanya Leon. Om Leon tampan, ini Lea. Nama kita samaan ya, jodoh mungkin. Hehehe ...."
Leon menghela napas, ia kemudian menatap Lea dengan tatapan mengejek dan tak lupa ia tersenyum sinis pada Lea sebelum ia menceritakan semua yang terjadi tadi. Leon mengatakan tentang ia yang hampir saja di tabrak Lea, bukan ia yang hampir menabrak Lea. Sebab, Lea yang datang tiba-tiba di hadapannya dan untung saja ia tidak sedang menyetir motornya dengan kecepatan tinggi.
Tak lupa Leon meminta Aluna untuk memeriksa siku Lea sebagai bukti bahwa ucapannya barusan adalah benar. Aluna pun segera meminta Lea untuk membuka jaketnya, begitu pun Frey yang harap-harap cemas menanti.
Lea menatap Leon dengan tatapan tak suka, dari tatapannya itu seolah menyiratkan kata bahwa ia tidak senang pada Leon yang mengadu kepada kedua orang tuanya, padahal ia sudah menyukai Leon sebab ia sangat tampan. Namun Leon justru semakin menatap penuh ejek padanya sehingga Lea mengepalkan kedua tangannya.
Frey memperhatikan interaksi lewat tatapan mata Lea dan Leon, sepertinya keduanya sedang berbicara lewat telepati. Yang satu mengejek dan yang satu kesal bukan main.
"Shhh ... sakit Mi," ringis Lea begitu Aluna mendapati lukanya saat ia tidak sadar sudah membuka jaket milik Radit karena sangat serius beradu tatapan mata dengan Om tampan.
"Frey lihat ini, anak kamu ternyata benar terluka. Oh jadi benar kamu terlibat tawuran? Sejak kapan kelakuan nakal itu merasuki dirimu Eleanor Prayoga Griffin? Mami dan Papi dulunya tidak pernah senakal ini!"
"Aww sakit Mi, ampun Mi ...," rintih Lea saat Aluna menjewer telinganya dengan kuat dan Frey tidak bisa apa-apa saat putrinya mencoba meminta tolong padanya lewat isyarat mata. "Lea nggak tawuran Mi, cuma melihat-lihat daja. Mami boleh tanya sama tiga cecunguk itu kok. Lea tidak bohong! Om tampan itu saja yang mengarang cerita, orang dia yang hampir nabrak Lea sampai Lea jatuh di aspal dan akhirnya siku Lea luka," lanjut Lea yang tidak mau kalah dari Leon.
Frey dan Aluna menatap horor pada Leon yang kini tengah kesulitan menelan salivanya. Lea sendiri tertawa dalam hati karena berhasil membalikkan keadaan. Ia bukanlah orang yang ingin kalah apalagi mengalah kecuali pada kedua adik kembarnya dan juga pada orang tuanya serta tetua di keluarga besarnya.
Leon mengangkat tangannya, ia tidak ingin memperpanjang masalah dan dalam hati ia bertekad akan membalas kejadian hari ini suatu saat nanti pada Lea.
Sudah sangat lama Leon tidak mendapat tatapan penuh intimidasi dari Frey dan setelah sepuluh tahun ia meninggalkan negara ini demi merintis kariernya di negara orang, eh tahu-tahu begitu ia pulang malah mendapat sambutan tidak menyenangkan dan langsung terlibat masalah secara tidak langsung dengan Frey.
"Benar begitu Leon?" tanya Frey dengan suara yang terdengar dingin.
Dengan cepat Leon menggelengkan kepalanya. "Aku tidak mungkin melakukan itu, coba tanyakan yang sesungguhnya pada putrimu dan mintalah dia berkata jujur. Aku baru datang lho ya hari ini, tidak mau cari masalah. Aku lagi banyak masalah dan tidak mau menambah lagi," jawab Leon yang teringat akan masalahnya dengan Briella.
Frey mengangguk, ia tahu jika Leon pasti tidak akan melakukan itu semua dan sebenarnya Frey tahu seperti apa kelakuan putrinya itu selama ini. Ia hanya bisa mengelus dada karena mungkin ini akibat dari selama Aluna mengandung Lea, istrinya itu selalu suka melihat perkelahian dan suka berkelahi. Lea saja yang tidak sadar jika selama ini ia diawasi oleh beberapa bodyguard yang sengaja Frey pekerjakan untuk menjaga putrinya dari jarak yang tidak terlalu dekat.
Frey juga meminta Aluna untuk membawa Lea masuk ke dalam kamarnya dan mengobati luka itu. Frey khawatir jika papi Kriss dan mendapati cucu kesayangannya itu terluka, ia pasti akan mendengarkan khutbah selama berjam-jam.
Kini tinggallah Frey dan Leon di ruang tamu. Keduanya sudah memasang mode serius dan Leon mulai menceritakan duduk permasalahan yang terjadi pada perusahaan ayahnya serta musibah yang menimpa Lexi.
Frey menjadi geram, walau bagaimanapun Jihan tetap merupakan anak angkat dari keluarga Prayoga yang artinya Jihan juga merupakan kakaknya dan Lexi adalah kakak iparnya. Frey tidak akan membiarkan hal ini sampai terjadi, ia akan membantu mencari tahu semuanya.
"Aku bakalan bantuin kamu, tapi kamu harus penuhi syarat dariku dan aku pastikan musuh keluarga Shan dan uang itu bakalan kembali dalam waktu kurang dari dua minggu," ucap Frey dengan wajahnya yang terlihat sangat serius, hingga Leon merasa takjub dalam hati dengan kepercayaan diri Frey yang tidak pernah luntur sejak masih remaja.
"Tapi kok pakai syarat segala sih? Aku sahabatmu dan Jihan itu juga keluargamu," protes Leon yang ia yakin sekali Frey akan memberikan syarat yang tidak masuk di mungkin Leon.
Frey menyeringai dan mendadak saja Leon langsung merasa merinding. Ia yakin akan ada sesuatu yang tidak beres di pikiran Frey. Namun, ia sudah tidak bisa mundur lagi karena ia pun ingin masalah ini cepat selesai agar ia bisa kembali ke negara tempat ia membangun bisnisnya sesegera mungkin.
"Kamu mau tidak? Kalau tidak ya sudah, aku tetap bantuin tapi ya itu, aku tidak bisa secepatnya karena pekerjaanku banyak," ucap Frey dengan menaikturunkan kedua alisnya yang membuat Leon hanya bisa pasrah.
"Ya sudah iya, iya. Apa syaratnya Tuan Griffin?"
Frey tersenyum menyeringai. "Kamu tahu 'kan putriku itu agak aneh dan hobinya agak nyeleneh. Nah, tugas kamu selama di sini dan selama aku mengusut masalah ini adalah harus jadi bodyguard anakku, pastikan dia menghilangkan hobi anehnya itu dan kembali bersikap normal layaknya seorang anak gadis. Bagaimana, deal?"
"What? Kamu sudah gila ya?!" pekik Leon.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
Kaila NaililUzma
mampir lagi cerita alvaro dah selesai.. sekarang cerita cu2nya..bikin penasaran..semoga ceritanya enak bin sedap🤭🤭🤭🤭
2023-10-09
0
Lia Widia Astuti Irawan
lanjuttttt
2023-10-02
0
Herman Lim
ahhh dari mulai di kandungan dah jadi tumbal ini Leon tambah lagi dah gadis makin jadi tumbal 🤣🤣
2023-10-02
2