Umpatan hanya bisa Leon telan dalam hatinya. Ia tidak bisa lagi menghindar, lebih baik mengaku daripada mendapatkan masalah baru.
"Oke, aku mengaku kalau tadi aku melamun sambil nyetir mobil dan hampir bikin kami mengalami kecelakaan. Kalau Lea nggak teriak, aku nggak bakalan sadar kalau dari arah berlawanan ada mobil yang melaju kencang dan sudah menerobos jalur," ucapnya kemudian ia menghela napas pasrah.
Mata Frey dan Aluna membulat sempurna. Rasanya Frey ingin mencekik leher Leon atau mencongkel matanya yang tidak ia gunakan sebaik mungkin saat berkendara hingga hampir membuat putrinya dalam bahaya. Namun Frey sadar, saat ini Leon memang dalam masalah besar. Sangat wajar jika dia terlalu terbebani dengan pikirannya.
"Lain kali hati-hati," ucap Frey yang justru membuat Aluna terheran-heran.
"Frey ...." Tadinya Aluna hendak protes tetapi melihat gelengan kepala dari Frey, ia pun hanya bisa menahannya dalam hati.
Leon pasrah saja, namun ia bisa melihat Frey tidak ingin memperpanjang masalah. Dalam hati ia merasa lega karena Frey masih memiliki sisi manusianya. Ia tahu Frey orang baik hanya terlalu waspada dan tidak ingin direndahkan.
"Sayang, kamu kembali ke kamar dan persiapkan dirimu. Aku masih memiliki urusan yang harus aku bicarakan dengan Leon," ucap Frey sembari tersenyum manis, Aluna pun langsung menurut dan tak lupa ia memberikan kecupan di pipi Frey, hal yang membuat Leon mencebikkan bibirnya.
Walaupun belum menikah, ia tentu tahu apa yang akan dilakukan Frey dan Aluna di dalam kamar. Mengingat tentang pernikahan, Leon langsung tersenyum kecut. Harusnya ia dan Gabriella sudah sibuk mengurus pernikahan mereka, namun justru yang terjadi wanita itu berselingkuh tepat saat Leon hendak melamarnya.
Lalu pikiran Leon ditarik menuju ke kejadian hari ini di mana Lea melamarnya. Entah bocah itu serius atau tidak tetapi tingkahnya sedikit banyak sudah membuat Leon merasa tenang dan melupakan masalahnya untuk sesaat. Kehadiran Lea lebih membuat hidup Leon seakan berwarna walau lebih banyak ia merasa sakit kepala.
"Apa yang sedang kamu pikirin? Eleanor atau mantan kekasihmu yang selingkuh?" terka Frey saat Aluna sudah menutup pintu dari luar.
Wajah Leon terkejut mendengar ucapan Frey tersebut. Ia ingin menanyakan darimana Frey bisa mengetahui tentang Briella tetapi Leon malas membahasnya. Terlalu sakit untuk dikenang.
"Saran dari aku, jangan kamu pikiran keduanya. Mengapa demikian, karena yang pertama kamu bakalan sakit hati karena terus teringat akan wanita ja-lang itu dan yang kedua aku nggak mengizinkan untuk mikirin anaku," lanjut Frey yang mengerti dengan air muka Leon.
"Siapa juga yang mikirin anakmu," elak Leon, padahal ia sedang melakukan hal yang tidak diizinkan itu.
"Aku benar-benar minta maaf karena tadi gue melamun. Jujur saja masalah di keluargaku ini bikin aku pusing, tahu nggak? Tiba-tiba saja kakak iparku masuk rumah sakit dan koma. Aku udah jengukin tadi sore dan kondisinya memang mengenaskan. Lalu tiba-tiba perusahaan keluarga Shan bangkrut, semuanya membuatku pusing, Frey. Mana ditambah masalah pribadiku. Semua seakan datang bertubi-tubi buat menghancurkanku!" lanjut Leon.
Frey mengangguk, ia mengerti apa yang tengah terjadi pada Leon. Sangat tidak mudah saat Leon baru saja mendapati kekasihnya berselingkuh lalu di detik berikutnya ia mendapatkan kabar tidak baik dari keluarganya.
"Aku sudah mulai cari tahu dan mulai ada gambaran sedikit demi sedikit. Aku tahu aku, 'kan? Aku bekerja cepat dan aku akan pastikan siapapun yang sudah membuat Lexi celaka dan membuat keluargamu dalam keadaan terpuruk kayak gini bakalan habis di tanganku. Bunda yang dengar masalah ini bahkan sampai jatuh pingsan saat tahu menantu lelakinya koma di rumah sakit. Kamu tahu 'kan bunda Nurul itu sangat sayang pada kita semua, dan aku nggak suka bundaku sampai tersakiti!"
Leon menganggukkan kepalanya, ia tahu walaupun Jihan hanyalah anak angkat di keluarga Prayoga, tetapi mereka memperlakukannya sama walaupun Jihan lebih banyak bersama dengan tuan Cakrawala Shan yang tidak lain adalah ayah Leon, tetapi mereka tetap menjalin hubungan dengan baik.
"Dalangnya bukan orang lain. Kamu juga pasti bakalan tahu sendiri," ucap Frey lagi dan itu membuat Leon semakin penasaran.
"Keenan?" tebak Leon.
Frey berdecih. "Dia sudah bahagia bersama istri dan anak-anaknya. Usahanya sukses dan nggak akan macam-macam. Kamu bakalan tahu nanti," ujar Frey dan mau tidak mau Leon pun hanya menanti saja. "Oh ya, bagaimana anakku di sekolah?"
Leon mengernyit. "Bukannya tadi udah aku ceritain?"
Frey mendengus, sepertinya Leon gagal paham dengan syarat yang ia ajukan sebelum setuju membantu keluarga Shan. Padahal tanpa syarat itu pun Frey akan tetap membantu hanya saja ia memang membutuhkan seseorang yang menjaga anaknya di sekolah. Frey memiliki banyak anak buah tetapi Lea pasti akan menolak karena merasa terlalu dikekang dengan adanya bodyguard di sekitarnya.
Berbeda dengan Leon, Frey tahu anaknya itu lebih suka melihat kehadiran Leon dibandingkan orang suruhannya.
"Jangan bilang kalau kamu cuma ngadem di dalam mobil dan nungguin dia pulang ya," terka Frey dengan tatapannya yang begitu tajam.
"Lah iya, emang kamu maunya gimana lagi?" ujar Leon sewot.
Frey menepuk jidatnya. "Maksud aku, ya kamu awasin dia di dalam sekolah. Kamu bakalan tahu kenapa aku menyuruh kamu ngelakuin ini dan kenapa bisa syaratnya harus seperti ini. Ngerti nggak sih?"
"Sekalian aja kamu nyuruh aku duduk di bangku Lea biar nggak kehilangan informasi sedikitpun tentang anakmu ...," lirih Leon yang tidak bisa didengar oleh Frey.
Frey pun kembali menjelaskan apa saja yang harus dilakukan Leon selama menjadi bodyguard Lea. Ada banyak hal yang didebat olehnya tetapi Frey tidak ingin mendengarkan bantahan sehingga Leon hanya bisa pasrah.
"Waktunya tinggal 13 hari lagi, Leon. Kamu bakalan balik ke Australia dan masalah keluargamu kelar. Aku juga mau saat semua itu selesai, kamu juga berhasil menyelesaikan misi yang aku berikan. Nggak susah, 'kan?"
Leon hanya bisa pasrah, ia juga membenarkan ucapan Frey tersebut. Dalam waktu 13 hari lagi ia akan kembali dan semuanya akan baik-baik saja. Ada rasa syukur di hati Leon jika memang masalahnya bisa segera selesai dan ia kembali ke rutinitasnya.
Berbeda dengan gadis kecil yang tak sengaja menguping di balik pintu ruang kerja papinya. Tadinya ia berniat mencari Leon tetapi ia justru mendengar hal yang membuatnya kembali resah.
"Jadi Om Leon bakalan balik dalam waktu 13 hari? Tapi gue nggak mau dia pergi. Gue udah terlanjur tertawan hati sama pesona Om tampan itu. Gue harus cari cara buat cegah kepergiannya dan gue harus bisa bikin dia takluk sama gue. Hmm, sepertinya mulai besok gue harus menerapkan kiat-kiat yang tadi gue baca di internet. Mulai besok Om Leon bakalan gue buat jatuh cinta dan nggak bakalan pergi dari sini!"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 107 Episodes
Comments
ari sachio
paling tu cici ma ankny....scr cici kan punya penyakit hati yg blm sembuh...pasti ngarang2 cerita ke ankny biar ankny bantuin membalas skit hatiny krn merasa doa sdr yg menderita
2023-10-08
1
wiemay
lea gigih banget
2023-10-08
0
Lia Widia Astuti Irawan
lanjutttt
2023-10-07
0