Dua Penjahat

Leon kesulitan menelan salivanya, bagaimana bisa ia kecoplosan mengatakan apa yang sedang ia pikirkan. Ia harus mencari jawaban yang tepat agar Frey tidak murka padanya. Saat ini napas Frey memburu, ia kesal pada pria berpikiran mesum ini, saat mereka sedang membahas hal lain mendadak Leon menceletukkan kata yang membuat Frey naik darah.

"Jawab brengsek!" umpat Frey kesal.

"Frey santai, jangan bicara keras-keras oke. Nanti kamu sendiri yang malu," ucap Leon yang sudah mendapatkan penyelamat hidupnya.

Frey mengangkat sebelah alisnya kemudian ia berusaha untuk menenangkan dirinya. Lagi pula apa maksud Leon berkata demikian. Belum lagi saat ini Leon sudah mendekat ke arahnya hingga Frey refleks memundurkan kepalanya.

"Itu di leher Aluna ada bekas kissmark yang gagal disembunyikan. Gila, Anda terlalu buas Tuan Frey," bisik Leon.

Frey kemudian menatap ke arah istrinya lalu ia meminta Aluna untuk mendekat. Aluna sendiri bingung mengapa mereka yang tadinya hampir adu jotos mendadak saling bisik-bisik lalu dirinya dimasukkan pula dalam urusan mereka.

"Apa ada sayang?" tanya Aluna.

Frey menggeleng kemudian ia mengamati dengan benar leher istrinya, ternyata memang benar bekas kissmark yang ia buat semalam ada yang nampak saat Aluna mengangkat rambutnya. Mungkin Aluna sengaja tidak menyamarkan di bagian belakang lehernya sebab tertutup rambut, namun Leon yang tak sengaja melihat Aluna memperbaiki rambutnya tadi tentu bak didatangi Dewi Fortuna.

"Nggak ada apa-apa, aku pikir tadi ada yang salah dengan rambut kamu. Ternyata aku salah lihat, kamu selalu saja cantik dan membuatku jatuh cinta," ucap Frey kemudian ia mencium pipi Aluna di hadapan Leon dan anak-anak.

Leon mencebikkan bibirnya melihat tingkah Frey yang terlewat mesum. Memang hanya sebuah kecupan di pipi dan itu lumrah untuk pasangan suami istri, tetapi Leon 'kan jadi ingin memiliki kekasih halal seperti Frey.

Tatapan mata Leon tertuju pada Lea, ia merasa ada yang kurang dalam hidupnya saat gadis yang biasanya begitu semangat menyambutnya justru saat ini bahkan tidak menyapanya sama sekali. Leon merindu sikap agresif Lea terhadapnya.

'Apakah memang benar kita akan merindukan sesuatu yang pernah kita sia-siakan keberadaannya?' tanya Leon dalam hatinya.

Tatapan keduanya sempat bertemu, namun baru saja Leon akan melempar senyuman, Lea langsung memalingkan wajahnya.

'Wah bocah ini ingin main-main dengan Leonard Shan rupanya. Baiklah adik kecil, sebentar lagi kamu akan kembali bertekuk lutut padaku seperti hari kemarin. Ta-tapi mengapa justru aku yang menjadi agresif dan sangat menginginkan Lea? Apa aku memang benar-benar sudah tidak waras seperti ucapan Frey tadi?'

Leon tidak terima, bagaimana bisa Sang Maha Membolak-balikkan hati manusia secepat ini memberikan karmanya. Belum cukup 24 jam mereka berciuman kemarin di mobil, belum pula sehari berlalu setelah Lea mengatakan tidak lagi mengejarnya dan kini justru ia yang berambisi dan berharap serta bertekad untuk disukai gadis itu lagi.

Sungguh, Leon sangat tidak terima dan merasa ini tidak adil.

"Semua adil dalam cinta dan perang, Leonardo Shan!"

Leon memejamkan matanya, ia tidak suka ketika suara-suara hatinya mulai bersahut-sahutan. Apalagi, saat ini ia sedang berada di rumah Frey, ia bisa dianggap gila jika berbicara sendiri.

'Semenjak mengenal Eleanor, kenapa suara-suara hati dan juga bisikan aneh itu selalu menghantuiku? Sialan!' umpat Leon dalam hati.

Kini Leon mencoba mengabaikan semuanya termasuk mengabaikan Eleanor yang mencoba menjauhinya. Ia harus fokus di hadapan Frey agar tidak terkena amukan. Sejak remaja Frey sudah begitu protektif dan galak terhadap siapa saja yang mendekat pada Aluna, terlebih lagi pada putrinya. Akan sangat sulit tentu dan sangat penuh drama mendapatkan restu Ayah mertua seperti Frey ini.

"Ya sudah Leon, karena aku harus mengantar anak dan istriku pergi, sebaiknya kamu mulai melakukan tugasmu sekarang," ucap Frey.

Leon mengernyit. Oh iya, dia belum sempat menanyakan mengapa istri dan anak-anak Frey membawa tas dan kini mereka sudah akan pergi. Belum lagi ia tidak sempat berbicara pada Lea. Leon mencari sosok itu tetapi ia tidak menemukannya, ia tidak tahu kalau Lea sedang memperhatikannya dari dalam mobil.

"Apakah Om Leon mencariku? Ah apa iya? Sudahlah Lea, berhenti mengharapkannya dan jika memang setelah pancingan kemarin dengan meluapkan emosi itu bisa bikin Om Leon menunjukkan tanda-tanda dia mulai suka, maka lanjutkan lagi dramanya," monolog Lea sambil menatap Leon yang sepertinya sedang mencari sesuatu.

Lea membiarkan perasaannya untuk saat ini, menurut grandma Evelyn, ia harus menantu dulu reaksi dari target cintanya, jika cara kemarin itu berhasil maka ia akan melakukan langkah selanjutnya.

"Kalian mau kemana?" tanya Leon yang akhirnya tidak bisa menyembunyikan rasa penasarannya.

Frey yang sudah merangkul Aluna berjalan menuju ke mobil langsung menghentikan langkahnya dan meminta Aluna untuk masuk ke mobil lebih dulu. Ia berbalik badan dan menatap Leon.

"Mereka akan pergi ke Kalimantan," jawab Frey singkat padat dan jelas.

"Kalimantan? Ngapain?" tanya Leon mulai gusar.

Frey melihat gelagat Leon, ia mengumpat dalam hati sebab merasa sangat kesal dengan ekspresi wajah Leon.

"Mencarikan Lea sekolah baru. Bukankah kamu tahu di sekolah itu sangat tidak baik untuknya. Tadinya hanya ada satu penjahat, tetapi aku baru sadar kalau sekarang sudah menjadi dua. Putriku dalam bahaya sekarang," ucap Frey sambil menatap sinis kepada Leon kemudian ia berbalik badan dan membuka pintu mobil. "Sebaiknya selesaikan misimu dan misiku juga akan segera diselesaikan!" imbuh Frey kemudian ia masuk ke dalam mobil.

Leon hanya bisa menatap dengan nanar kepergian keluarga tersebut. Ia bahkan tidak sempat melihat senyuman Lea, mendengar suaranya yang selalu berisik, juga ia tidak bisa merasakan sensasi berciuman yang sejak semalam membuatnya tidak bisa tidur karena ingin dan ingin lagi mengulangnya.

Mau tidak mau Leon pergi dan memenuhi tugasnya untuk menyelesaikan misi. Pertama-tama ia harus tahu di mana anak tinggal dan siapa orang tuanya. Sejujurnya sejak pertama kali ia melihat Mahen, Leon seperti mengenalnya hanya saja ia tidak tahu mengapa sampai merasa demikian.

"Oh jadi dia tinggal di alamat ini," gumam Leon setelah ia mendapatkan alamat tersebut dari seseorang yang ia meminta mengikuti Mahen kemarin saat pulang sekolah.

Saat tengah fokus menyetir mobil, ponsel Leon berdering dan itu panggilan dari nomor tak dikenal.

"Halo ...," sapa Leon, ia sengaja hanya mengatakan kata itu sebab id pemanggil berasal dari luar negeri dan itu adalah kode dari negara tempat ia membangun kerajaan bisnisnya.

"Halo Tuan Leonardo, apakah Anda mengenal suara ini?"

Leon mencoba mendengar suara seseorang yang berteriak histeris dan sepetinya ia sangat ketakutan serta berada di bawah tekanan.

'Briella ...,' tebak Leon dalam hati.

"Anda sudah mendengarnya, bukan? Jadi jika Anda ingin kekasih Anda selamat, maka datanglah dan berikan uang tebusan—"

Belum selesai orang tersebut berbicara, Leon langsung menyela.

"Entah dia hidup atau mati, itu bukan urusanku lagi!" ucap Leon sarkas kemudian ia mengakhiri panggilan tersebut.

Leon memijat pelipisnya, ia tidak bermaksud tega pada Briella, jika kata tega itu harus mereka pakai dan nobatkan, maka Briella lah yang paling pantas untuk mendapatkannya.

Leon segera menghidupkan mesin mobilnya lalu ia kembali fokus menyetir. Ia tahu cara terbaik untuk melupakan masalah Briella adalah dengan mengingat Eleanor Prayoga Griffin.

Mendadak Leon tersentak saat teringat ucapan Frey tadi. "Dua penjahat? Bagaimana Frey bisa tahu kalau sekarang ada dua penjahat? Aku bahkan belum mengetahuinya dan siapa lagi penjahat itu, berani sekali mengganggu Lea!"

Terpopuler

Comments

Febriani Soemantri

Febriani Soemantri

penjahatnya loe Leon, apakah mahen anaknya Cilla ama Kievan eh bener nggak sih

2024-01-19

0

Nur Adam

Nur Adam

lnjut

2023-10-23

0

Indra Syallwa

Indra Syallwa

penjahatnya yaa kue dewe leon 😂😂😂😂

2023-10-22

2

lihat semua
Episodes
1 Enough is enough
2 Mendadak Pingsan
3 Syarat
4 Meresahkan
5 Will You Marry Me??
6 Bercanda Lu Lucu
7 Yes I Will
8 Dibayar Tunai
9 13 Hari
10 Bagaimana Rasanya Om?
11 Rasa Permen Karet
12 Di Perpustakaan
13 Terima kasih
14 Meluapkan Emosi
15 Pria Mustahil
16 Sudah Move On kah?
17 Membuatnya Menjadi Besar
18 Kissmark
19 Dua Penjahat
20 Sebuket Bunga di Tangan Mahen
21 Nyonya Linda
22 Kakak Ipar Rahasia
23 Sesuatu Yang Tertinggal
24 Out of the Blue
25 Episode 24
26 Episode 25
27 Episode 26
28 Episode 27
29 Episode 28
30 Episode 29
31 Episode 30
32 Episode 31
33 Episode 32
34 Episode 33
35 Episode 34
36 Episode 35
37 Episode 36
38 Episode 37
39 Episode 38
40 Episode 39
41 Episode 40
42 Episode 41
43 Episode 42
44 Episode 43
45 Episode 44
46 Episode 45
47 Episode 46
48 Episode 47
49 Episode 48
50 Episode 49
51 Episode 50
52 Episode 51
53 Episode 52
54 Episode 53
55 Episode 54
56 Episode 55
57 Episode 56
58 Episode 57
59 Episode 58
60 Episode 59
61 Episode 60
62 Episode 61
63 Episode 62
64 Episode 63
65 Episode 64
66 Episode 65
67 Episode 66
68 Episode 67
69 Episode 68
70 Episode 69
71 Episode 70
72 Episode 71
73 Episode 72
74 Episode 73
75 Episode 74
76 Episode 75
77 Episode 76
78 Episode 77
79 Episode 78
80 Episode 79
81 Episode 80
82 Episode 81
83 Episode 82
84 Episode 83
85 Episode 84
86 Episode 85
87 Episode 86
88 Episode 87
89 Episode 88
90 Episode 89
91 Episode 90
92 Episode 91
93 Episode 92
94 Episode 93
95 Episode 94
96 Episode 95
97 Episode 96
98 Episode 97
99 Episode 98
100 Episode 99
101 Episode 100
102 Episode 101
103 Episode 102
104 Episode 103
105 Last
106 Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
107 Pengumuman
Episodes

Updated 107 Episodes

1
Enough is enough
2
Mendadak Pingsan
3
Syarat
4
Meresahkan
5
Will You Marry Me??
6
Bercanda Lu Lucu
7
Yes I Will
8
Dibayar Tunai
9
13 Hari
10
Bagaimana Rasanya Om?
11
Rasa Permen Karet
12
Di Perpustakaan
13
Terima kasih
14
Meluapkan Emosi
15
Pria Mustahil
16
Sudah Move On kah?
17
Membuatnya Menjadi Besar
18
Kissmark
19
Dua Penjahat
20
Sebuket Bunga di Tangan Mahen
21
Nyonya Linda
22
Kakak Ipar Rahasia
23
Sesuatu Yang Tertinggal
24
Out of the Blue
25
Episode 24
26
Episode 25
27
Episode 26
28
Episode 27
29
Episode 28
30
Episode 29
31
Episode 30
32
Episode 31
33
Episode 32
34
Episode 33
35
Episode 34
36
Episode 35
37
Episode 36
38
Episode 37
39
Episode 38
40
Episode 39
41
Episode 40
42
Episode 41
43
Episode 42
44
Episode 43
45
Episode 44
46
Episode 45
47
Episode 46
48
Episode 47
49
Episode 48
50
Episode 49
51
Episode 50
52
Episode 51
53
Episode 52
54
Episode 53
55
Episode 54
56
Episode 55
57
Episode 56
58
Episode 57
59
Episode 58
60
Episode 59
61
Episode 60
62
Episode 61
63
Episode 62
64
Episode 63
65
Episode 64
66
Episode 65
67
Episode 66
68
Episode 67
69
Episode 68
70
Episode 69
71
Episode 70
72
Episode 71
73
Episode 72
74
Episode 73
75
Episode 74
76
Episode 75
77
Episode 76
78
Episode 77
79
Episode 78
80
Episode 79
81
Episode 80
82
Episode 81
83
Episode 82
84
Episode 83
85
Episode 84
86
Episode 85
87
Episode 86
88
Episode 87
89
Episode 88
90
Episode 89
91
Episode 90
92
Episode 91
93
Episode 92
94
Episode 93
95
Episode 94
96
Episode 95
97
Episode 96
98
Episode 97
99
Episode 98
100
Episode 99
101
Episode 100
102
Episode 101
103
Episode 102
104
Episode 103
105
Last
106
Menikah Dulu, Jatuh Cintanya Nanti
107
Pengumuman

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!