Leon menghentikan mobil tepat di depan gerbang sekolah Lea. Bahkan sampai di sekolah pun Leon tidak membuka suara hingga membuat Lea mati gaya di dalam mobil tadi. Sampai turun dari mobil saja, Leon tidak mengatakan sepatah kata pun dan itu membuatnya Lea merasa kesal.
Di parkiran sudah ada tiga sahabat Lea yang menunggunya. Lea menatap sekilas kemudian ia berjalan lurus tanpa bicara pada mereka, biasanya empat sekawan itu akan membuat sekolah menjadi heboh, tetapi ketua mereka terlihat murung di pagi ini sehingga tidak ada apapun yang bisa dibahas.
Sampai di kelas pun Lea langsung duduk di kursinya dan diam melamun. Hal tersebut tentu mengundang tanya tiga cecunguk — mengutip panggilan Lea untuk mereka. Ketiganya pun mendekati Lea dan Radit yang selalu se-frekuensi dengan Lea yang lebih dulu membuka suara.
"Oii kompor meleduk, tumben kamu diam saja. Lagi sakit gigi?" tanya Radit yang diangguki oleh Junot dan Sultan.
Lea menatap sekilas kemudian ia menggeleng. Dengan kode dari tangannya, Lea meminta ketiga sahabatnya itu untuk duduk di dekatnya.
"Aku lagi bingung, gimana caranya ya buat menaklukkan hati cowok dingin?" tanya Lea kemudian ia menjatuhkan dagunya di meja dengan perlahan.
Tiga cecunguk itu langsung mendekat dan mereka dibuat kaget karena untuk pertama kalinya Lea bertanya seputar hati lelaki. Hal yang tentu menggemparkan mereka.
Jika ada kata-kata yang mengatakan bahwa tidak ada yang murni dalam persahabatan antara pria dan wanita, maka untuk mereka berempat, tidak ada satu pun yang memendam perasaan karena sebenarnya tiga cowok tampan sahabat Lea itu sudah memiliki kekasih, tetapi mereka menutupinya sebab tidak ingin Lea merasa tidak diperhatikan. Begitupun dengan Radit, ia dikenal playboy tapi ia menyimpan satu gadis di dalam hatinya.
"Jadi ... akhirnya kamu jatuh cinta sama Mahen? Sejak kapan?" celetuk Sultan yang langsung digeplak kepalanya oleh Lea.
"Ya bukan lah. Aku tidak suka cowok sok cool kayak dia. Dia masih bocah, bukan selera aku," ucap Lea sedikit ketus.
"Eh Juleha ... Memangnya kamu apa? Nenek-nenek? Si Mahen itu seusia kita juga kali. Mending kamu jadian deh sama dia, kalian serasi banget tahu nggak!" sungut Junot.
Lea menggeleng keras. Ia bingung saja mengapa tiga sahabatnya itu selalu menjodohkannya dengan cowok yang bernama Mahen alias si ketua OSIS. Ia tidak tahu saja ketiga sahabatnya itu memang menunggunya memiliki pacar agar mereka bebas mendeklarasikan pacar mereka masing-masing.
"Mahen itu terlalu sad boy. Nanti dia pura-pura lupa lagi sama aku. Terus nyimpan luka dalam rindu. Dan ujung-ujungnya dia hanya datang untuk pergi," ujar Lea yang langsung digeplak kepalanya oleh Radit.
"Itu judul lagu si Mahen penyanyi, Nyet! Kamu mah, kita serius loh jodohin kamu sama Mahen si ketos. Nih ya kalau kalian jadian, beuh satu sekolah bakalan iri ..."
Panjang lebar ucapan Radit dan Lea hanya menanggapi dengan bibirnya yang berkomat-kamit mengikuti gaya bicara Radit. Lea benar-benar tidak tertarik pada Mahen, ia untuk pertama kalinya jatuh cinta pada seorang pria dewasa seumuran papinya dan itu membuat Lea kembali tersenyum teringat dirinya yang tadi tak sengaja mencium pipi Leon.
Melihat Lea yang senyam-senyum sendiri membuat ketiganya mengernyit. Mereka berpikir bahwa benar Lea sedang jatuh cinta tapi entah dengan siapa. Ingin bertanya tetapi mata pelajaran pertama telah dimulai dan mereka langsung duduk di kursi masing-masing. Lea hanya duduk sendiri karena ia memang tidak ingin memiliki teman sebangku apalagi cewek.
Lea pernah tak sengaja mencuri dengar cerita bibi Riani dan maminya dulu. Maminya memiliki sahabat seorang cewek dan sejak SMP selalu duduk sebangku. Namun, ternyata sahabatnya itu adalah musuh dalam selimut. Singkatnya ternyata sahabatnya itu berubah menjadi bangsat.
Dari situ Lea menyimpulkan untuk menghindari memiliki sahabat seorang cewek dan akhirnya ia bersahabat dengan Junot, Sultan dan Radit. Tiga sahabatnya itu adalah anak-anak dari manager di beberapa cabang restoran miliki keluarga Griffin, namun persahabat mereka murni dan Frey serta Aluna pernah mengatakan kepada ketiganya untuk tidak segan menegur Lea jika membuat kesalahan, namun sialnya mereka justru yang dibuat selalu salah oleh Lea.
'Om Leon, why you meresahkan hatiku Om?'
....
Leon berdecak, ia mendapat kabar dari asisten pribadinya di kantor jika Briella terus saja datang ke kantor maupun ke beberapa restoran dan kafe miliknya untuk mencarinya.
"Dasar wanita rubah. Dia pikir aku bakalan mau balikan sama dia. Cinta ini memang masih untuknya, tapi aku tidak mungkin kembali sama dia. Aku tidak bego!"
Kembali Leon memeriksa beberapa file yang dikirimkan oleh asistennya. Ia larut dalam pekerjaannya dan tiba-tiba ia teringat pipinya yang dikecup oleh Lea. Ia tersenyum kecil, sikap Lea yang aneh bin ajaib itu benar-benar bertolak belakang dengan kedua orang tuanya. Leon menyimpulkan mungkin Lea mengambil gen dari kakeknya Alvaro Genta Prayoga. Leon belum tahu saja jika kakek Kriss Griffin pun sama gilanya seperti Alvaro.
"Hidupku mendadak dijungkir balikkan. Aku 'kan keluar negeri buat menghindari bocah itu. Aku takut kalau nanti benar dijodohin sama dia. Tapi rencana Tuhan siapa yang bisa menebaknya. Aku diperlihatkan perselingkuhan Briella yang niatnya akan aku lamar hari itu juga. Lalu aku berada di sini dan jadi bodyguard bocah itu. Ini apa maksudnya coba? Dia cantik sih, cantik sekali malah. Tapi aku tidak doyan sama bocah. Tidak menggairahkan," ucap Leon lagi namun beberapa saat kemudian ia tersenyum masam.
'Tidak menggairahkan? Tapi tadi waktu dia tidak sengaja cium pipiku si Leo malah langsung tegang. Ini tidak bisa dibiarkan!'
Leon pun kembali bersibuk. Ia berusaha untuk menepis bayang-bayang Briella yang menari-nari di pikirannya. Walaupun ia merasa marah dan benci, tetapi kenyataannya rasa rindu itu pun ada dan rasa cinta itu masih sebesar dulu. Hanya saja pengkhianatan Briella yang saat ini mencoba untuk menutupi perasaan Leon. Jika saja Briella tidak selingkuh, Leon pasti sudah menentukan tanggal pernikahan mereka.
"Brengsek! Wanita sialan! Sudah sebenci itu, tetapi tetap saja dia muncul di pikiranku. Stop Leon, stop! Kamu jangan jadi pria bego yang masih menyimpan rasa untuk wanita ja-lang sepertinya. Masih banyak wanita baik-baik yang bisa kamu dapatkan dalam sekejap mata!" umpatnya pada diri sendiri.
Menghindari Briella kini dipikiran Leon kembali menari-nari wajah kesal menggemaskan Lea. Senyuman manis serta sorot mata yang penuh dengan siasat membuat Leon tersenyum tipis, namun buru-buru ia menepis pemikirannya tersebut.
"Oh sh-it! Pikiranku sudah tidak benar. Sialan! Aku tidak bisa seperti ini terus. Bukan berarti aku patah hati sama Briella lantas seleraku turun ke bocah SMA. Aku bukan pedo-fil ya. Bocah itu meresahkan sekali, dari masih orok saja udah menyusahkanku. Eh sekarang sudah sebesar itu juga masih merepotkanku. Bagaimana kalau jadi istri? Hancur hidupku!"
"Memangnya Om tampan mau nikah sama siapa sampai hidupnya hancur? Ya sudah, nikah sama Lea saja biar hidupnya lebih baik lagi. Tenang saja, Lea cantik. Body oke lah, tidak gemuk tidak kurus juga. Masalah warisan, tidak bakalan habis deh tujuh turunan dan tujuh tanjakan. So ... Om Leon, will you marry me?"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 106 Episodes
Comments
kirana
wkwkwkw bar bat bngt si lea...like dah ah 👍👍👍😁
2023-10-10
0
Lia Widia Astuti Irawan
lanjuttttt
2023-10-03
0