Sean POV
Aku duduk di meja makan bersama dengan papaku. Aku sudah biasa melakukan hal ni selagi aku libur kerja. Aku lebih banyak di rumah.
" Bagaimana pa?" Tanyaku.
" Apanya?" Tanya balik papaku.
" Teman papa." jawabku
Papa tersenyum
" Sepertinya jalan pikiranmu sudah berubah. Kamu sudah tidak sabar untuk bertemu dengan gadis itu ya." goda papaku yang sukses membuat aku mati kutil.
" Bukan begitu.. Aku harus mengatur jadwal kerjaku pa." Alasanku
Untung saja otakku bekerja dengan baik kali ini.
" Oh.. Tadi papa sudah hubungi pak Rudi. Katanya beliau masih menunggu jawaban anaknya, karena anaknya masih menolak untuk melanjutkan perjodohan ini." jawab papa yang membuat aku tersedak.
" Uhuk.. uhuk..dia menolak bertemu denganku pa?" Kataku.
" iya...kenapa kecewa Sean?" Tanya papa lagi yang membuat aku kalang kabut harus menjawab apa.
" Bukan itu pa... " kataku terpotong saat melihat senyum papa.
" kenapa papa tersenyum?" Tanyaku
" Kau sepertinya sudah kebelet nikah. Wajar umurmu sudah kelewatan sih." Ejek papa ku
" Enak Saja.. Bukan begitu. wanita mana yang menolak bertemu orang seperti aku. hanya anak teman papa saja yang tidak mau bertemu. Di luar sana banyak wanita yang ingin bersamaku." kataku kesal.
" Dia kan tidak mengenalmu Sean. Jadi bagaimana ia tahu seperti apa kamu. Dan lagi dia gadis yang masih sangat muda. Jadi wajar ia berfikir menolak perjodohan di usianya yang sekarang ini." Kata papa santai.
Benar juga apa yang dikatakan papa. Kyomi tidak mengenalku sebagai anak teman bisnis papa. Akan tetapi ia mengenalku sebagai pria lain yang menolongnya. Bodohnya aku. Jujur aku kesal mendengar Kyomi menolak bertemu. Setelah mendengar kata papa aku baru sadar kalau ia tidak tahu siapa aku sebenarnya.
Ah... God. Aku kembali harus memikirkan cara untuk bertemu dengan gadis itu. Ini seperti menghadapi ujian akhir rasanya Benar-benar membuatku frustasi.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Kyomi POV
Mungkin benar aku harus mencari tahu siapa yang akan di jodohkan denganku. Tapi bagaimana caranya, tidak mungkin aku bertanya kepada papa. Ia pasti akan menganggap aku menerimanya dan papa pasti akan memaksaku untuk bertemu.
Ah...
Aku lelah. Apa mungkin aku harus menyerah saja.
Sesuatu yang sudah terjadi tidak kan bisa kembali. Kini hanya penyesalan yang selalu jadi bayang-bayang di hidupku. Aku selalu berandai-andai jika saat itu aku tidak pergi mungkin saat ini aku masih dalam keadaan baik-baik saja. Orang lain tidak tahu sebagaimana aku yang sebenarnya. Ini adalah beban berat yang harus aku pikul seorang diri.
" Kyo... Apa kau mau menemani papa?" Tanya papa yang membuat ku hampir terjungkal karena terkejut.
" Apa.. Sih . Papa.. Datang tanpa suara." Kataku kesal.
" Maaf.. Tadinya papa ingin mengetuk pintu kamarmu, tapi papa lihat pintu kamarmu tidak tertutup ya papa masuk aja." Sahut papa tanpa dosa.
" Ah.." Aku hanya memutar bola mataku malas.
" Gimana mau temani papa ke suatu tempat sayang? Lagian kamu kan lagi libur kuliah." Kata papa yang jelas sedang membujuk sekaligus memaksaku.
" Kemana pa? Pasti tempat yang aneh-aneh dan ketemu orang aneh-aneh ( dalam artian orang yang tidak aku kenal)" sahutku malas.
" Papa ingin mengajakmu belanja. Shopping sayang." kata papa.
" Aisst .. Tumben baik. Bisanya papa selalu marah kalau aku pergi belanja." Jawabku
" Sudah mau ikut apa tidak. Kamu ikut segera bersiap. Papa tunggu di bawah." Kata papa dan menghilang di balik pintu. Tanpa mau menunggu jawabanku.
" Mungkin aku harus pergi siapa tahu aku menemukan cara untuk bicara dengan papa dan mengetahui siapa laki-laki yang akan di jodohkan denganku. " batinku.
Dengan kecepatan tinggi aku bersiap agar bisa segera pergi. Hatiku selalu mengatakan kalau aku harus tahu dengan segera. Agar aku bisa bertemu dengannya lebih dahulu. Dan membicarakan semuanya. Siapa tahu pria itu yang akan membatalkan semua keinginan orang tua kita setelah tahu kenyataanya. .
Aku sudah tidak peduli lagi bagaimana tanggapan pria itu nantinya tentangku. ia pasti berfikir aku adalah gadis nakal yang bermain bebas dengan pria. Ah... Sudahlah bagaimanapun nasi sudah menjadi bubur kali ini. Hanya tambah bumbu dan kacang agar lebih enak saja yang bisa aku lakukan.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Aku memutuskan untuk pergi minum kopi. Aku harus bisa tenang memikirkan jalan untuk bisa menyakinkan Kyomi kalau aku adalah pria yang tepat untuknya.
Sayangnya nyaliku tak sebesar keinginanku. aku hanya bisa jadi pengecut saja.
Aku sudah duduk di sebuah cafe yang berada di salah satu mall terkenal di kota N. Aku sengaja pergi ketempat ini sekalian aku membeli beberapa peralatan pribadiku yang sudah habis. Aku memang memiliki asisten akan tetapi untuk urusan satu ini aku lebih suka belanja sendiri.
Tiba-tiba mataku menangkap sosok wanita yang sangat aku kenal. Aku berulang kali mengedipkan mataku agar aku yakin kalau itu bukanlah sebuah ilusiku saja namun kenyataanya. Aku takut itu hanya daya khayal ku yang tinggi sehingga membuat aku berkhayal melihat Kyomi sedang jalan di depanku. Akan tetapi aku melihat ia tidak sendiri melainkan bersama seorang pria paruh baya sedang jalan bersamanya. Kyomi bergelayut manja di lengan pria tua itu.
Aku mulai bertanya. Siapa pria tua itu mengapa ia dan wanitaku begitu dekat. Aku mulai penasaran. Aku benar-benar merasa mendidihkan saat melihat kemesraan mereka. Mengapa Kyomi sangat manja dengan peria itu. Mereka seperti layaknya pasangan kekasih. Bahkan pria itu menuruti semua keinginan Kyomi. Aku merasa kesal dengan yang aku lihat. Aku kembali berfikir negatif kepada Kyomi. Jangan-jangan ia menolak ku demi pria yang baik tanah ini. Ah.. itu tidak boleh terjadi. Kyomi milikku.
Aku merasa takut kalau Kyomi sudah memilih orang lain yang mau menerima keadaanya. Ingin rasanya aku berlari kesan dan menarik Kyomi agar menjauh dari pria baik tanah itu. A
Oh... Parah nya pria itu menjadikan wanitaku sebagai simpanan saja.
Pikiranku mulai bergerilya kesana kemari. Sehingga membuat dadaku terasa sesak.
" KYOMI... AKU PRIA ITU. AYANG BERSAMAMU MALAM ITU. AJU AKAN BERTANGGUNG JAWAB ATAS APA YANG TERJADI. KARENA AKU MENDADAK TELAH MENCINTAIMU DENGAN JIWA DAN RAGAKU." Teriak ku. Tapi itu hanya bisa aku lakukan dalam hati saja. kenyataanya bibirku kaku dan kelu. tidak sanggup mengatakan itu semua. aku benar-benar pria pengecut. Aku takut kehilangan wanita ku yang sangat berharga namun kamu tidak bisa melakukan apapun termasuk berkata jujur padanya. Aku terus mengikuti pria itu dan Kyomi tanpa sepengetahuan mereka. Aku ingin tahu kemana nantinya pria itu akan membayar wanitaku. aku tidak rela kalau pria bau tanah itu sampai membawa Kyomi ke sebuah hotel dan ia melakukan hal yang...
Ah... Tidak....!!!!!! Sulit aku bayangkan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments