Kyomi POV
Aku berlahan membuka mataku. Aku sedikit kewalahan menerima sinar yang masuk kedalam mataku. setelah susah payah aku menyesuaikannya. Akhirnya aku sapat melihat sebuah kamar bet cat putih dengan aroma yang cukup khas. Aku sapat menebak kalau aku sedang berada di sebuah rumah sakit. Namun seingat ku aku berada di dalam lift. Aku segera bangkit diri tidurku. Aku baru ingat kalau aku harus mencari keberadaan Kevin untuk menanyakan perihal tersebut.
Saat berhasil duduk kepalaku kembali berdenyut. Samar samar di sebuah sofa aku melihat seseorang tengah tidur meringkuk.
" Siapa dia?" batinku.
Pintu kamar itu terbuka tampak seorang suster masuk dengan peralatan medis.
" Bagaimana kabar anda nona?" tanya sang suster padaku.
Aku mengangguk " Baik. Bagaimana saya ada di tempat ini sus?" tanyaku.
Suster itu kembali tersenyum ramah. "Tuan itu yang membawa ada kemari, bahkan beliau merawat dan menjaga anda nona." jawab sang suster yang membuat aku terkejut. Ternyata masih ada orang baik di dunia ini, Aku kira semua laki-laki akan menggunakan kesempatan untuk memanfaatkan seseorang dalam keadaan yang tidak sadar.
Aku memiringkan wajahku agar dapat melihat pria yang masih tidur terlelap di sofa itu. Wajahnya terlihat sangat tampan bagaikan peri surga. Mungkin ada sedikit aura dingin dan arogan yang tersirat akan tetapi dia masih lebih dikatakan terlihat seperti malaikat saat tertidur seperti itu.
" Anda baik-baik saja nona?" saat suster itu berusaha memanggilku. Mungkin dalam beberapa menit aku telah hanyut dalam khayalan.
Aku tersenyum kaku. " Ah.. Iya sus. Kapan Aku bisa pulang?" tanyaku.
" Mungkin hari ini, Karena anda sudah baik-baik saja dan demam anda sudah turun." kata sang suster dan melangkah pergi meninggalkan aku dan pria itu lagi.
Kini aku hanya diam. Aku masih saja menatap pria itu menunggunya untuk bangun. Aku tidak mungkin membangunkannya.
Beberapa menit kemudian pria itu mulai bereaksi. Aku masih tetap mematung dengan. Posisi ku duduk diatas ranjang.
" Ohh.. Kamu sudah bangun?" Katanya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.
Aku mengangguk..
Pria itu sudah bangkit dan meregangkan ototnya. Kemudian ia melangkah mendekatiku. Jantungku tiba-tiba saja berdetak lebih cepat. Saat aroma harum khas laki-laki menyeruak di indra penciumanku.
" Aku senang kau sudah baik-baik saja." katanya seraya tersenyum.
" Terima kasih." Jawabku.
Pria itu diam memandang lekat ke arahku.
" T..terima kasih karena anda telah menolongku Tuan." jawabku lagi.
Ia mengangguk dan tersenyum.
Oh... Tuhan makhluk hidup apa ini yang begitu tampan dan baik. Aku sangat beruntung bisa bertemu dengan dia. Tuhan Mengirimkan aku malaikat saat aku sedang tidak berdaya.
" Jangan panggil aku Tuan. Panggil aku Sean."Jawab pria itu dengan senyum tampannya.
Aku kembali terlihat seperti orang bodoh. Aku hanya menatapnya, terkesima dengan ketampanannya yang mungkin bagiku melampaui batas-batas ketampanan sebenarnya. Beberapa detik kemudian aku sadar dengan kebodohanku. Aku mengalihkan diriku dan kembali ke mode diam. Aku melihat Pria itu juga tampak diam. Aku dapat merasakan ada sesuatu yang mungkin ingin ia katakan akan tetapi entah apa. Aku baru menyadari kalau mungkin pria itu bertanya tentang keadaan tubuhku yang penuh dengan ****** merah. Aku segera menutupnya dengan selimut agar dia mengurungkan niatnya untuk bertanya kepadaku.
Saat melihatku menutupnya ia mengalihkan pandanganya.
" Hari ini kamu akan pulang. Biar saya antar kembali ke hotel." kata Sean memecah kecanggungan dan kesunyian diantara kami.
" Ahh... tidak terima kasih. Biar saya kembali sendiri saja." Jawabku.
Aku tidak ingin menyusahkan Sean lagi. Aku sudah berhutang Budi kepadanya karena ia telah baik hati membawaku ke rumah sakit bahkan menjagaku semalaman.
" Tidak apa-apa kita juga tinggal di hotel yang sama. Biar aku urus dulu kepulanganmu ya.." Tawarnya.
Belum sempat aku mengeluarkan sebuah kata penolakan Sean sudah melangkah pergi dan menghilang di balik pintu. Aku hanya bisa menghembuskan nafas pasrah saja. Ternyata ada pria tampan sebaik dia di dunia ini. Aku beruntung bisa bertemu dengannya. Alangkah bahagianya andai saja dia pria yang nantinya di jodohkan denganku.
Opss.. Aku berfikir apa sih.
Kenapa aku jadi memikirkan pria yang akan jadi calon tunangan ku itu sih. Sementara aku masih belum tahu di pria seperti apa.
Beberapa menit kemudian suster datang dan membantuku untuk berganti pakaian. Setelah selesai suster memintaku untuk menunggu sementara. Aku hanya mengangguk dan tersenyum ramah padanya.
Beberapa saat suster berlaku Sean muncul dari balik pintu. Dengan senyum manis ia membawa dua buah kantong plastik.
" Ayo.." Ajaknya dan membantuku berjalan.
Aku hanya bisa pasrah menerima kebaikannya itu.
Kami pun berjalan menyusuri lorong rumah sakit. Sean membantuku berjalan karena memang kakiku masih terasa lemas dan mungkin juga karena efek dekat dengan pria tampan juga.
Di depan rumah sakit.
Sean POV
Aku meminta gadis itu untuk menungguku di depan lobi rumah sakit, sementara aku mengambil mobilku yang terparkir tidak jauh dari sana. Gadis itu mengangguk patuh seperti anak kucing, ia terlihat sangat lucu dan menggemaskan.
Tak lama kemudian aku membawa mobilku dan berhenti tepat di hadapan gadis itu. Aku keluar dan menggandengnya masuk kedalam mobil. Setelah membantunya masuk aku mengitari mobil untuk masuk kedalam mobil.
" Terima kasih." kata gadis itu dengan senyum mengembang di wajahnya
Jantungku sedari tadi tidak berhenti berjingkrak senang. Aku gemetar dan sedikit grogi. Mungkin bagiku ini lebih sulit dari pada dulu aku mengambil ujian menjadi pilot.
Bukan hanya jantungku yang jadi bermasalah bahkan tubuhku sedikit gemetar. Namun dengan kecepatan cahaya aku terus berusaha menguasai diriku yang hampir saja tidak bisa aku kendalikan. Aku akan malu, kalau saja gadis itu tahu kalau aku sedang dalam keadaan yang tidak baik.
Otakku masih terus berfikir bagaimana cara nya untuk bicara tentang malam itu. Tidak mungkin aku langsung bercerita kalau malam itu aku sudah mengambil kegadisannya tanpa dia sadari dan tanpa persetujuannya.
Ah.. Aku benar-benar frustasi. Aku harus memiliki cara untuk menjelaskannya. Tapi tunggu aku belum tahu siapa nama gadis ini.
" emm.. Siapa namamu, tadi aku sudah memperkenalkan diriku?" tanya ku memecah kebisuan dan keheningan yang terjadi diantara kita.
" aku Kyomi Faleesha Nugraha, panggil saja Kyomi." jawabnya dengan senyum manis di wajah pucat nya.
" Ohh... Baiklah Kyo... Bagaimana kamu bisa berada di sini?" tanyaku berbasa-basi.
" Ceritanya panjang." jawabnya singkat.
Aku hanya mengangguk aku bingung harus bicara apa lagi dengannya.
" Terus anda sendiri memang berasal dari negara R?" tanyanya.
" Tidak aku berasal dari negara N. Aku sedang bertugas dan harus berada di negara ini untuk sementara.
" oh... Begitu." jawabnya singkat dan kembali terdiam.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments