Kyomi POV
Aku sudah berada di hotel. Aku bingung saat sudah berada tepat di depan kamar milik Sean. Waktu menunjukkan pukul setengah sepuluh malam. Sejak tadi Sean berusaha menghubungiku hingga berkali-kali namun aku tidak berani menjawabnya, Aku bingung harus mengatakan apa kalau aku mengangkat telefon darinya.
Ah... Alasan apa yang aku berikan agar Sean tidak marah padaku nantinya Aku tidak mungkin mengatakan kalau aku sedang bersama Kevin, ia pasti akan sangat marah kalau tahu aku bersama orang lain.
Ohh.. Wait...wait ..
mengapa aku bingung seperti itu. Aku ini siapa bagi Sean Kami hanya berteman bahkan baru beberapa hari. Akan tetapi aku bertingkah bodoh seolah-olah aku adalah kekasih Sean. Ah... Ada apa dengan dirimu kyomi mengapa kau seperti orang yang kebakaran jenggot saat akan menemui Sean. Kau harus bersikap selayaknya teman. Kau tak usah terlalu khawatir kalau Sean akan marah karena dia bukan siapa-siapa bagimu. Hanya teman.
Aku memilih kembali ke kamarku. Namun saat akan beranjak masuk tiba-tiba sebuah tangan menariku. Tanpa persiapan dan tanpa perlindungan aku ditariknya kedalam pelukannya.
" Kamu tidak apa-apa kan Kyomi?" Sebuah suara terdengar merdu di telingaku saat menanyakan hal itu padaku. Aku tersenyum senang rasanya ingin berjingkrak senang mengetahui pria itu khawatir denganku.
Aku mengangguk.
" Sean aku tak bisa bernafas rasanya mau mati." Kataku pelan.
Dengan cepat pria itu melepaskan pelukannya ia menggaruk kepalanya yang terasa tidak gatal wajahnya bersemu merah. .
" Ah... Maaf Kyo. Aku hanya... Hanya khawatir denganmu." Jawabnya.
Blush...
Pipiku terasa panas. Wajahku memerah mendengar jawaban Sean. Aku berusaha mengendalikan diriku.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Wah... Pipi gadis itu merah seperti tomat. Saat aku mengkhawatirkan dirinya. Rasanya ingin ku cium sekarang juga. Aku benar-benar khawatir dengan Kyomi takut terjadi sesuatu. Namun saat melihatnya ada di depanku aku tak bisa mengendalikan diriku sendiri, aku sudah seperti kekasih nya.
Oh.. No no... Jangan berharap Sean. Jalanmu masih panjang. Teriak batinku
" Em... Dari mana? Tanyaku karena melihat penampilan Kyomi yang dandan begitu cantik.
" oh... Aku dari super market." jawabnya.
Aku melirik kedua tangannya yang tidak membawa barang apapun. Aku penasaran aku kembali bertanya padanya. Aku sudah seperti seorang ayah yang mendapati putrinya keluar rumah tanpa ijin darinya.
" Apa yang kamu beli? Aku tak melihat kamu membawa apapun." Tanyaku.
Kyomi terdiam. Ia terlihat bingung.
" I.itu.. Ada di dalam tas. Sesuatu yang pribadi. Jawabnya.
" Oh.." jawabku seraya menganggukkan kepalaku.
Kyomi tampak menghembuskan nafas lega. Aku yakin ada sesuatu pada dirinya yang tidak mau ia katakan. Aku tidak ingin memaksanya. karena aku sadar posisiku sekarang siapa. Aku hanya orang asing yang baru saja di kenalnya.
Kyomi mengijinkan aku masuk. Aku mengikuti langkah kakinya dan duduk di sofa. Ia tampak masuk ke sebuah ruangan. Beberapa menit kemudian ia keluar dan sudah berganti pakaian.
" Besok kamu jadi kembali ke negara N Sean?" Tanyanya dari dapur. Kemudian datang dengan dua jus di tangannya.
" emm.. " jawabku.
" oh " hanya itu yang meluncur dari bibirnya. Aku berharap ia mengatakan sesuatu, setidaknya kapan ia akan kembali ke negara N. Aku malu untuk bertanya.
" Apa kamu sudah makan?" Tanyaku basi.
" Sudah.. " Jawabnya singkat.
Kami berdua hanya bicara seadanya saja. Entah setan bisu dari mana yang merasuki kami berdua. Aku juga bingung harus bicara tentang apa padanya. Kami hanya sibuk menonton film Yanga dan di layar kaca. Kyomi pun tak banyak bicara. Ia asik dengan tontonan di hadapannya
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Kyomi POV
Astaga ada apa denganku. Mengapa aku meminta Sean untuk datang ke kamarku. Dan saat ia udah ada di sini aku bingung harus bicara apa. Aku berusaha terlihat biasa namun jantungku bekerja lebih cepat kali ini.
Jujur aku ingin menikmati kebersamaan malam ini bersamanya. Aku tidak tahu apa besok dan lusa atau seterusnya aku bisa bertemu dengannya. Mana mungkin aku menghubungi Sean hanya untuk mengajaknya bertemu. Aku perlu alasan untuk bertemu dengannya. Tidak mungkin aku mengatakan kalau aku merindukan dirinya. Aku wanita harus jaga image sedikitlah.
Kami hanya duduk berdua di sofa itu. Mata kami sibuk menatap film yang di putar di tv. otak kami berdua sibuk dengan pikiran kami masing-masing.
" Sean... " panggilku.
" emm.."
" Apa bisa kita bertemu lagi."
Sean menatapku dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Kenapa?" tanya nya yang membuatku bingung harus menjawab apa.
" emm... Ya.. h.. Hanya sekedar ngobrol." jawab ku asal.
Aku sendiri bingung harus beralasan apa untuk bisa bertemu lagi dengan pria baik ini. Aku masih ingat saat pertama melihatnya. Ia seperti bongkahan es yang sulit di taklukkan namun setelah menganalnya ia pria yang sangat hangat dan begitu perhatian padaku. Secara baru beberapa hari terakhir ini aku menganalnya
" Kita akan bertemu lagi, lagi, dan lagi." jawab Sean yang membuat aku tersenyum senang.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Aku sangat senang saat Kyomi menanyakan hal itu. Ia bertanya padaku apakah kita akan bertemu lagi. Tentu saja aku menjawab kalau kita akan bertemu lagi karena dia adalah wanitaku. Aku tidak akan tahan bila tidak melihat wajahnya. Hatiku sepi tanpa senyum gadis itu. Dia telah membuatku jatuh hati kepadanya. Saat malam pertama itu aku sadar kalau dia wanita yang sangat berharga dalam hidupku. Aku tak ingin ia hilang dariku. Otakku kembali mengingatkan ku akan kejadian itu. Aku harus mencari cara untuk berkata jujur padanya. Aku tidak ingin membohonginya terlalu lama. Karena itu menyiksaku, rasa bersalah menghantuiku tiap saat. Aku akan menebusnya. Namun aku masih takut kalau ia tahu yang sebenarnya Kyomi akan menjauhi ku. Aku tidak ingin itu terjadi.
Memang benar aku sadar melakukanya, aku terbuai olehnya. Akan tetapi berawal dari pikiran buruk tentang nya. setelah tahu yang sebenarnya aku merasa bersalah. Dia wanita sempurna, wanitaku pertama kalinya. Ia bisa membuat duniaku terbalik. Kyomi Faleesha aku mencintaimu. Itu yang ingin aku katakan. Namun aku hanya berani mengatakan di dalam hatiku saja. Nyaliku tak cukup besar untuk aku berkata itu kepadanya.
Oh... Sean.
Ada apa denganmu. Angkasa yang luas aku bisa taklukkan namun berkata jujur aku tak bisa. Aku mengemban tugas berat membawa ratusan nyawa aku sanggup namun untuk kehilangannya aku tak sanggup. mengatakan perasaan yang sebenarnya merupakan ujian yang sulit dari ujian penerbangan ku pertama kalinya. Kehidupan memang kejam apalagi menyangkut perasaan. Karena berkata dengan hati lebih sulit daripada berkata dengan mulut saja. Hati lebih penakut ketimbang mulutmu.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments