Kyomi POV
Akhirnya aku sampai di rumah. Bibik Jum menyambut kedatanganku. Ia tampak senang melihatku. bibik jum juga sempat khawatir dengan kepergian ku yang tiba-tiba. Karena aku tidak pernah melakukan hal konyol seperti itu. kini aku harus mencari cara agar papa membatalkan perjodohan itu. karena aku ingin memilih sendiri pendamping hidupku. Aku dengan kondisiku ini harus lebih berhati-hati memilih teman hidup. AIA harus bisa menerima ku apa adanya san ia harus tahu keadaanku yang sebenarnya. Mungkin sedikit berat misiku kali ini.
Aku masuk kedalam kamar milikku dan melempar tubuhku yang terasa lelah di ranjang empuk milikku. Aku meraih ponsel dari dalam tas. Aku mulai membuka pesan satu per satu. Salah satunya adalah pesan dari Sean. Dia bertanya padaku dengan siapa aku di cafe. Aku sedikit curiga jangan-jangan dia juga ada di sana? Tapi tidak mungkin kalau ia ada di sana juga mungkin Sean sudah menghampiriku.
Aku membalas pesan dari Sean.
" Aku bersama kawan." balas pesanku pada Sean.
Beberapa detik Sean sudah membalasnya.
" kawan?"
Aku tersenyum membaca balasan pesan dari Sean, ia seolah-olah penasaran dengan siapa aku pergi.
" kawan yang baru aku temui beberapa hari lalu. namanya Kevin dia sangat baik dan perhatian." balasku
" oh ya.." balasan dari Sean.
" kenapa?" balasku.
" tidak apa-apa!" balasnya.
Aku sedikit kecewa dengan balasan Sean. Aku berharap lebih dari balasan pesan nya setidaknya ia memperingatkan aku hati-hati berteman dengan orang yang baru dikenal. Sayangnya ia tidak mengatakan hal itu.
karena lelah tanpa dasar aku tertidur. Aku tidak membalas pesan sari Sean lagi.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Aku memasuk ke halaman Mension milikku. Saat akan keluar dari mobil aku mendengar notifikasi pesan ponselku berbunyi.
Aku tersenyum saat melihat nama Kyomi tertera di layar ponselku.
Aku dengan cepat membukanya. Ia membalas pesanku. Dengan mengatakan bahwa ia tadi bersama dengan kawan.
Aku sedikit bertanya-tanya kawan. Sejak kapan ia berteman dengan Kevin.
Aku penasaran dan aku bertanya padanya. Jawaban Kyomi sedikit membuatku kecewa karena balasan dari Kyomi menyanjung pria lain. Aku merasa marah ingin rasanya aku tancap gas dan menuju rumah Kyomi. Dan mengatakan padanya jangan pernah lagi mengatakan hal yang baik pria lain kepadaku. Aku tidak suka.
Sayangnya itu hanya pikiranku saja namun nyaliku tak sebesar itu. saat Kyomi bertanya lagi aku hanya mengatakan tidak apa-apa!. Ah... Bodohnya aku lagi. Harusnya aku mengungkapkan semuanya. Ya sudahlah semua perlu proses meski sekarang aku sudah mendadak menjadi pria yang kasmaran seperti ABG. Padahal seharunya aku sudah bukan tahap itu. Aku sudah terlambat menjalaninya.
Ada ras kangen ingin menemui Kyomi, namun aku masih memikirkan alasan untuk bertemu dengannya. Besok aku harus terbang lagi. Sampai lusa ke depan. Mungkin tidak ada kesempatan untuk bertemu. Bawasanya hatiku merasa rindu ingin melihatnya dan menyentuhnya.
" Sean kau sudah pulang?" tanya papa yang membuatku terkejut.
" Isst... Papa kenapa papa di rumah sih?" pertanyaan ku aneh.
Sehingga membuat papaku mengerutkan kedua alisnya. Harusnya aku tahu karena papa memang jarang pergi ke kantor. Beliau lebih suka bekerja dari rumah.
"Memang kenapa kalau papa di rumah?" tanya papaku.
Aku menggaruk kepalaku yang terasa tidak gatal.
" B..bukan begitu pa.. Aku hanya sedikit lelah. Mungkin konsentrasi ku sedikit terganggu." Alasanku.
Pap malah tersenyum.
" Ya sudah istirahat. Oh... Iya kapan kamu ada waktu. Kita atur ulang pertemuan mu dengan Gadis yang papa katakan itu." kata papa.
Mendengar kata-kata papa aku merasa sangat senang. Tanpa sadar aku tersenyum, membayangkan akan bertemu dengan Kyomi lagi.
" Sean.. Ada apa denganmu?" Tanya papa.
Aku terkejut saat mendapati papa sudah berdiri di depanku.
" Ah... Tidak apa-apa pa." jawabku. Jujur aku merasa malu. Rasanya sudah tidak sabar ingin bertemu dengan wanitaku.
" Papa akan hubungi pak Rudi dulu dan menanyakannya." Kata papa lalu berlalu pergi.
Aku tersenyum senang, karena aku tidak membutuhkan alasan lagi untuk menemui Kyomi. Dengan pertemuan dua keluarga ini sudah sangat jelas aku bisa menemuinya.
Aku berharap hari itu segera tiba.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Kyomi POV
" Kyomi kamu sudah pulang nak?" suara yang sangat aku kenal. Itu adalah sura papa ku
" Em.." Jawabku.
Papa membuka pintu kamarku berlahan. pria itu tersenyum padaku. Akan tetapi aku berusaha bersikap dingin. Jujur aku masih saja kebingungan dengan rencana papa. Bagaiman caraku menolaknya. Papa tidak tahu keadaanku yang sebenarnya. Seandainya beliau tahu apa yang terjadi padaku. Papa pasti akan sangat marah padaku.
Papa mendekatiku dan duduk di tepi ranjang.
" Kyo... Papa tahu kamu marah. Akan tetapi apa yang papa lakukan ini adalah hal yang terbaik untukmu. Pria yang papa pilihkan adalah pria yang tepat dan ia pria yang sangat bertanggung jawab." Kata papa.
" Tapi pa... Kyo belum siap untuk itu." Alasanku untuk menolaknya.
Bagaimana tidak . Aku harus berfikir dan perlu waktu panjang untuk menjelaskan nantinya kepada papa. Aku butuh keberanian ekstra untuk mengatakan ke jujuran ini. Apa lagi pria itu akan jadi suamiku kelak. ia harus tahu kebenarannya. Aku tidak ingin pria itu tahu setelah kita menikah. Ia pasti akan sangat kecewa. Pria itu pasti beranggapan kalau aku wanita yang tidak baik. karena aku tidak bisa menjaga kehormatanku untuknya. Ah... Bagaimana ini.
" Ya.. Sudah.. Papa tidak akan memaksamu untuk waktu dekat ini. Papa harap kamu mau memikirkannya lagi." Kata papaku.
Aku tersenyum.
" Apa itu berarti papa mau membatalkan niat papa itu?" tanyaku dengan antusias.
" Tidak.. Papa hanya memberimu waktu untuk berfikir." jawab papa yang membuat senyum di bibirku lenyap dalam sekejap mata.
Setelah mengatakan itu papa memintaku untuk mandi karena beliau menungguku untuk makan malam. Aku hanya mengangguk. Kemudian papa keluar dari kamarku.
Otakku kembali bekerja ekstra keras memikirkan bagaimana caranya aku memberitahu papa tentang hal ini.
Bagaimana kalau aku membuat papa malu di hadapan temanya. Apa aku harus lebih dulu bertemu dengan pria yang akan papa jodohkan denganku itu. Tapi aku tidak memiliki no ponsel atau informasi apapun tentangnya.
Aku seperti berjalan di gang sempit yang tak berujung kali ini. Aku tidak dapat menemukan jalan keluar untuk masalahku kali ini. Kemudian pikiranku teralih kepada Sean. Bagaimana dengan perasaanku terhadap pria itu apa aku buang saja? Aku sudah menyukai Sean. Dan apa Sean juga akan kecewa nantinya setelah tahu kejujuran ku itu. Aku benar-benar merasa takut hal itu terjadi. Apa aku tidak pantas untuk mencintai pria lain lagi. Setelah tahu keadaanku seperti ini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments