Kyomi POV
Aku sangat malu saat tahu mulutku tidak bisa aku kendalikan. Menanyakan kapan ia akan kembali ke negara N sama dengan aku mengatakan kalau aku membutuhkan dia ada disini. Aku memang butuh orang yang bisa aku ajak bicara saat ini. Setidaknya dia adalah seorang temanku sekarang. Aku bingung harus bagaimana disini. Mencari seseorang yang baru sekali aku temui. Mungkin dengan bantuan Sean aku bisa menemukan Kevin.
" Ada apa?" tanya Sean lagi seolah- olah pria itu bisa membaca pikiranku
" Apa besok kamu ada waktu? Aku ingin mengajakmu hanya sekedar makan malam. Sebagai ucapan terima kasihku." kataku dengan sedikit ragu.
Sean tampak tersenyum " Baiklah. Biar aku yang atur. Kemanapun kamu akan pergi." Jawabnya.
" ah.. Kan aku yang minta." Jawabku.
Sean tersenyum lagi. " Aku ingin kita berkenalan secara resmi." Jawabnya yang membuat aku sedikit terkejut.
Ada sesuatu yang membuatku sedikit merasa tersanjung. Mengapa Sean mengatakan untuk berkenalan secara resmi. Memang pertemuan kita selama ini hanya kebetulan. Aku beruntung bisa bertemu dengan pria baik dan tampan sepertinya. Tapi ada pertanyaan lain yang kembali muncul dalam benakku. Apa tuda ada seseorang yang terluka nantinya? Mana mungkin pria setampan dia tidak memiliki wanita spesial dalam hidupnya.
" Sean... Apa tidak apa-apa aku memintamu untuk pergi?" tanyaku memberanikan diri.
" Maksudmu?" Sen balik bertanya padaku yang membuat aku sedikit bingung untuk menjawab apa.
" Em... Maksudku. Seseorang nantinya akan marah kalau tahu aku sedang jalan dengan mu." Jawabku
Sean tertawa kecil. " Aku masih sendiri." Jawab Sean yang mungkin tahu arah pembicaraanku. Aku sedikit berjingkrak senang mendengar jawaban pria itu. Rasanya aku ingin menari.
opss..!!! Apa yang aku lakukan, mengapa ku senang dengan jawaban pria itu? Apa artinya ini?
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Sudah beberapa menit yang lalu aku kembali ke kamarku, setelah tadi aku pergi melihat Kyomi sang gadis yang belakangan ini selalu bertengger di otakku.
Aku sangat senang karena besok akan pergi dengan gadis itu. Awalnya aku yang ingin mengajaknya namun aku senang akhirnya Kyomi yang lebih dulu mengajakku jadi aku tidak bingung untuk mengatakan apa dan beralasan apa untuk mengajaknya pergi. Apa lagi tadi Kyomi menanyakan sesuatu yang lebih pribadi, ia ingin tahu apa aku sudah punya kekasih atau semacamnya. Aku dengan senang hati mengatakan kalau aku adalah pria singel. Ini pertama kalinya wanita membuatku sedikit merasa malu-malu kucing. Aku merasa ada sesuatu yang berbeda saat aku berdekatan dengan Kyomi
Mungkinkah aku sudah jatuh cinta dengannya? Akan tetapi seperti apa cinta itu? aku belum pernah jatuh cinta jadi aku sedikit kutang paham dengan perasaan itu. Jadi aku tidak yakin kalau itu adalah cinta. Aku mungkin saat ini masih merasa bersalah dengan apa yang sudah aku lakukan padanya.
Aku harus segera memberitahunya. Aku akan bertanggung jawab kepadanya. Mungkin dengan pernikahan atau semacamnya. Aku tidak ingin Kyomi berfikir orang lain yang melakukanya dan akan memilih untuk menikah dengan orang lain. Ohhh . God. Itu akan membuatku gila. Kyomi milikku seorang hanya aku. Dia pertama bagiku dan untuk selamanya.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Pagi yang indah. Matahari bersinar dengan sangat cantik berlahan membelai sang bumi dengan sinarnya yang terasa hangat.Dinginnya malam berlahan menghilang. Bahkan jejak sang malam berlahan memudar. Burung-burung bernyanyi dengan riang bertanda bahagia menyambut sang pagi. Dedaunan ikut berdansa diikuti sang angin pagi yang berdendang menyanyikan lagu bahagia menyambut pagi.
Kyomi POV
Berlahan aku membuka mataku. Aku merasa tubuhku semakin baik. Aku benar-benar tidur nyenyak semalam. Aku tersenyum bahagia menyambut pagi ini. Entah lah... Aku sendiri tidak tahu. Aku merasa sudah tidak sabar bertemu dengan Sean. Wajah pria itu selalu memenuhi tiap inci otakku. Ya.. Aku telah jatuh cinta dengan pria baik itu.Akan tetapi aku kembali terdiam saat aku ingat kejadian yang telah menimpaku. Apa aku bisa mengatakan yang sejujurnya kepada pria itu? Apa dia akan menerimaku dengan segala kekuranganku? Ah . Kebodohanku membuatku harus menyesali semuanya dalam waktu yang lama mungkin selamanya.
aku bergegas untuk membersihkan diri dan bersiap akan pergi. Rasanya sudah tidak sabar akan bertemu dengan pria itu. Masalah ku biar nanti waktu yang menentukan dan waktu yang akan memberiku cara untuk mengatakan yang sebenarnya kepada pria itu. Yang terpenting saat ini adalah aku menikmati kebersamaan ku bersama Sean.
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Aku sudah siap sejak pagi. Entah mengapa aku begitu antusiasnya hari ini sampai aku tidak sabar menantikan pagi datang. Aku sedikit kesal malam ini Karen malam terasa lebih panjang dari sebelumnya. Setelah bersiap aku melirik jam tangan yang aku gunakan menunjukkan pukul 07.00 waktu setempat. Apa gadis itu sudah bangun? Aku mondar-mandir di depan kamar gadis itu tidak berani mengetuk kamar miliknya. Akhirnya aku memutuskan untuk kembali ke kamarku. Mungkin menunggunya 30 menit lagi. Wanita memerlukan waktu yang lebih lama untuk bersiap.
Aku memutuskan untuk duduk di sofa ruang tengah Aku melirik jam tangan yang pernah Kyomi pegang . Aku memutuskan untuk tidak menggunakannya lagi. karena aku sedikit takut kalau Kyomi akan bertanya dimana aku mendapatkannya? Apa kamu pemilik jam tangan ini? Ahhh... Aku akan mati serangan jantung memikirkan jawaban apa yang akan aku berikan padanya. Lebih baik aku simpan jam tangan ini. Mungkin suatu hari nanti aku akan menunjukkan ya dan mengatakan yang sebenarnya kepadanya.
30 menit berlalu dengan sangat lambat akhirnya setalah menghitung detik terakhir aku memutuskan untuk keluar dan melangkah menuju kamar Kyomi. Setelah menarik nafas panjang dan menetralisir detak jantungku yang seperti orang kesetanan aku mengetuk kamar Kyomi. Tak lama kemudian wajah cantik itu muncul dari balik pintu. Jantungku kembali berdance dengan riang di dalam sana saat melihat wajah cantik gadis itu dengan rambut tergerai dan ia mengunakan dress panjang bermotif bunga berwarna peach.
Wah... Bidadari surga. Teriak batinku.
" Sean... " panggil Kyomi. Yang membuat kesadaran ku pulang.
" Ah.. Iya... Apa kamu sudah siap?" Tanyaku bodoh. Tentu saja gadis itu sudah siap. Jelas di sudah bersiap dan berdan dan cantik berdiri di depan ku.
Kyomi menganggukkan kepalanya. Pipinya bersemu merah membuat aku ingin mencium dan memeluk gadis itu. Ah,.. Sayangnya aku harus menjadi pria yang sopan. Aku heran kemana jati diriku yang sebenarnya pergi mengapa aku kehilangan mereka saat berhadapan dengan Kyomi. Aku benar-benar menjadi orang lain saat bersama dengan Kyomi. Sikap dingin dan cuek ku juga minggat entah kemana? Aku berubah jadi pria yang bucin dan sedikit aneh...
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments