Sean POV
Akhirnya setelah beberapa saat kemudian mobilku sampai di depan hotel tempat kami menginap.
Aku membantunya turun dari mobil. Dan saat sampai di lobi seorang pria mendekati kami.
" Nona Anda sari mana saja?" Tanya pria itu.
" Ah... Aku dari jalan-jalan." jawabnya bohong.
" Ada apa dengan wajah anda. Anda terlihat pucat. Anda baik-baik saja?" Tanya pria itu terlihat begitu peduli dengan Kyomi.
" Aku baik- baik saja Pak Wira. Oh ya.. perkenalan dia tuan Sean beliau telah banyak membantuku hari ini.." katanya seraya memperkenalkanku dengan pria yang ternyata bernama Wira.
" Saya Sean tuan." jawab Ku dan menjabat tangan pria itu yang terlihat ramah padaku.
" Saya Wira asisten pribadi nona Kyomi." jawabnya.
Aku menganggukkan kepalaku. Oh.. Ternyata dia adalah asisten pribadi Kyomi. Dari mana saja dia mengapa ia tidak tahu kemana saja nona nya berkeliaran selama ini.
" Pak Wira saya lelah , saya ingin istirahat." kata Kyomi lemah.
" Biar saya saja yang membantu nona Kyomi ke kamarnya." Kata pak Wira.
" Tidak pak biar tuan Sean yang membawaku. Beliau juga menginap di lantai sama denganku." tolak Kyomi..
Mendengar apa yang dikatakan oleh Kyomi. Pak Wira memandangku aneh. Aku berusaha tidak terpengaruh dan mengaktifkan mode Cuekku.
Akhirnya aku kembali membantu Kyomi untuk pergi ke kamarnya kami memasuki Lift khusus.
Dia dalam lift Kyomi dan aku hanya diam. Tidak ada banyak perkataan yang terlontar diantara kami. Sampai lift itu terbuka.
" Kyo.." panggilku
" emm.." jawabnya
" Boleh aku bertanya sesuatu? Itu pun kalau kamu mau memberitahuku. " kataku ragu.
" Ya tanya saja?" jawabnya.
mendengar jawabannya aku sedikit senang. Karena dia mungkin akan menjawab jujur.
" Mengapa kamu berbohong kepada asisten pribadi mu Kyo?" pertanyaan itu meluncur begitu saja dari mulutku.
Kyomi tampak terdiam sejenak sebelum membalas pertanyaan ku. Ia menarik nafas dan membuangnya dengan kasar.
" Aku tidak ingin papa khawatir." jawabnya.
Aku paham setelah mendengar itu semua. Aku ingat malam itu ia pernah mengatakan sesuatu tentang perjodohan. Mungkin ia menolak perjodohan itu dan ia melarikan diri dari rumah. Mungkin juga ini salah satu cara ia berontak kepada papa nya.
kemudian aku tidak mengatakan apapun lagi. Kami hanya diam seraya berjalan menyusuri lorong lantai menuju kamar kami masing-masing. Sampai di depan kamarnya Kyomi berhenti dan berbalik.
" Terima kasih atas bantuan mu Sean." katanya dengan senyum manis.
" Ah... Tunggu Kyo, ini." kataku seraya menyerahkan kantung plastik yang aku bawa. Itu adalah obat dan juga beberapa makanan karena aku tahu sejak semalam gadis itu tidak makan apapun, dia pasti sangat lapar mungkin.
Kyomi tersenyum dan kembali mengucapkan terima kasih kepada ku.
Aku hanya mengangguk dan memandangnya masuk begitu saja tanpa mengatakan apapun. Aku menyesali sesuatu. Mengapa aku tidak berusaha membuka pembicaraan tentang malam itu dan mengatakannya dengan jujur. Ah... Otakku kembali tidak berfungsi. 😮💨
🌷🌷🌷🌷🌷🌷
Kyomi POV
Kini aku sudah berada di dalam kamarku. Dimana kamar yang menjadi saksi pahit malam itu. Entah bagaimana aku bisa mengetahui laki-laki yang bersamaku malam itu? Dan bagaimana aku menjelaskan nantinya kepada papa? Hanya Kevin satu- satunya yang bisa memberiku jawaban.
Kepalaku masih terasa pusing. Jadi aku memutuskan untuk istirahat sejenak. Setelah istirahat aku akan mencari Kevin. Aku baru ingat jam tangan itu. Aku meraih tas yang aku bawa tadi, mencari keberadaan jam tangan itu. Akan tetapi aku tidak menemukannya. Kemana jam itu?
Ah.. Aku baru ingat mungkin terjatuh saat aku pingsan di lift. Apa Sean menemukannya. Tapi bagaimana kalau jam itu ternyata bukan Sean yang menemukannya. Aku tidak tahu lagi harus mencarinya dimana itu adalah satu-satunya petunjuk untuk tahu siapa laki-laki yang bersamaku malam itu.
" Bodohnya kamu Kyo." umpat ku pada diriku sendiri.
" Ah... Sepertinya aku harus menyerah mencarinya. Mungkin ini takdirku harus berjalan seperti ini.
Aku berusaha memejamkan mataku. Bayangan Sean kembali melintas dalam pikiranku. Wajahnya masih saja memenuhi mataku. Aroma tubuh Sean begitu familiar di hidungku. Seperti nya aku tahu wangi itu. Tapi aroma wangi itu mungkin sudah jadi ciri khas wangi laki-laki. Tapi jujur aku sangat merasa nyaman saat menciumnya. Ada sebuah ikatan yang mengikat jiwaku. Benar-benar perasaan aneh. Tanpa aku sadari aku tersenyum saat membayangkan wajah Sean yang terlihat lucu bagiku saat ia tidur. Cute. Kata itu yang muncul di benakku saat mengingat dia yang sedang tertidur.
Ah... Sudahlah.. Aku merasa lelah. Tanpa sadar aku sudah memejamkan mataku.
🌷🌷🌷🌷🌷
Sean POV
Aku merebahkan tubuhku yang terasa pegal di ranjang king size kamar itu. Aku merogoh saku celanaku. Aku mengambil jam tangan yang kemarin di bawa Kyomi, itu adalah jam tangan milikku yang malam itu tanpa sengaja aku tinggalkan.
Ia pasti mencari benda ini. Apa yang harus aku katakan kalau nantinya ia menanyakan jam tangan ini. Apa aku langsung saja mengatakan kalau itu milikku. Dan ia pasti tahu siapa yang bersamanya malam itu. Akan tetapi aku kembali takut melihat wajah kecewa Kyomi padaku nantinya. Aku tidak ingin itu terjadi.
Lusa adalah jam terbang ku. Aku harus kembali ke negara N. Apa gadis itu akan tetap berada di sini. Siapa yang akan menjaganya nanti nya kalau ia berkeliaran di malam hari lagi. Dan jatuh ke tangan pria hidung belang dan memanfaatkanya.
Aku frustasi memikirkan hal itu aku harus mencari cara untuk mengajaknya kembali bersamaku. Tapi bagaimana caranya? Aku benar-benar be tidak tahu harus melakukan apapun saat bersama gadis itu. Aku tampak seperti orang bodoh.
Ah... Lebih baik aku membersihkan diri. Dan pergi istirahat sejenak agar otakku kembali berfungsi seperti biasanya. Aku heran mengapa aku tidak bisa memecahkan masalah yang biasanya aku bisa atasi dengan gampang.
🌷🌷🌷🌷🌷
Kyomi POV
Aku terjaga dari tidurku yang lelap. Aku terbangun karena aku merasa sangat lapar. Entah sudah berapa lama aku sudah tertidur. Dengan pelan aku mencari sesuatu yang bisa aku makan..Dan tanpa sadar di atas meja aku melihat kantong plastik yang diberikan Sean padaku. Aku penasaran dengan isinya.
Akhirnya aku membukanya dan menemukan beberapa makanan didalamnya dan obat milikku. Aku tersenyum dan dengan cepat aku melahapnya karena aku sudah benar-benar kelaparan. Aku sudah tidak peduli etika makan yang benar. Yang ada di otakku hanya ingin segera memuaskan nafsu lapar ku. Itu saja.
Saat menyantap makanan bel pintu kamarku berbunyi. Aku segera bangkit dengan makanan yang penuh di mulutku. Aku berjalan membuka pintu saat aku buka pintu, kedua mataku menangkap sosok Sean berdiri di depan sana. Ia mungkin juga tertegun melihatku. Dengan cepat aku menutup wajah ku dan mengunyah makanan yang memenuhi mulutku.
" Kyo.. Kamu tidak apa-apa ?" tanya Sean.
Aku menggelengkan kepala karena masih sibuk mengunyah makanan yang ada di mulutku.
" Kyo..." Panggil Sean lagi.
Aku segera mengangkat wajahku setelah berhasil menelan makanan itu yang aku paksa mati-matian untuk masuk melewati tenggorokan ku.
" Ya.. Aku baik-baik saja. Ada apa?" tanyaku dengan ekspresi wajah sedikit menahan sakit di tenggorokan.
" Apa kau perlu sesuatu?" tanya Sean.
Aku terdiam sejenak. " Tidak " jawabku.
" Oh..." jawab Sean.
" Japan kamu kembali ke negara N Sean ?" pertanyaan bodoh itu tiba-tiba meluncur begitu saja dari mulutku.
" Lusa." jawabnya.
Aku mengangguk, sebenarnya aku hanya sekedar tahu sampai kapan pria tampan itu ada disini.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 62 Episodes
Comments