Reyhan menimang minang, benda yang ia katakan pengaman itu.
" Kak, apa ini nggak terburu buru " sergah Danisha, ia bergerak mundur ketika Reyhan berjalan mendekatinya dan seketika membalikkan posisi tubuh Danisha merapat kedinding.
" Saya nggak bakalan buru buru, mau lama juga boleh " sahut Reyhan sembari menaik turun kan alisnya, Danisha merasakan tubuhnya merinding mendengar ucapan Reyhan.
Aiish.. Danisha mencelos ketika Reyhan mencari tatapannya. Ia semakin tersudut.
" Kalau kamu takut hamil, kita pakai pengaman. lagian kamu sudah pantas kok jadi ibu " tambah Reyhan sambil mengusap perut Danisha. Danisha semakin bergidik. ngeri ngeri sedap membayangkan apa yang diminta suaminya.
Danisha menarik nafas lega ketika Reyhan beranjak ke sofa untuk mengambil hpnya yang berdering.
" Kenapa De..ke apartemenmu malam ini ? " Danisha mendengar jelas suara Reyhan seperti sengaja dikelas keraskan. Entah dorongan darimana membuat Danisha mendekati Reyhan. tiba tiba bibir Reyhan ia bungkam dengan bibirnya membuat Reyhan segera mematikan panggilan. ia harus mengikuti gerakan bibir yang masih amatir itu. Setelah merasa puas, mereka saling menatap.
" kakak nggak boleh ke tempat bu Dea " tegas Danisha saat menjeda ciumanya. entah dorongan darimana ia melakukan hal yang sangat diinginkan Reyhan saat mereka bersama. hot kiss.
" Di kamar ya " bisik Reyhan sambil menggendong Danisha, perempuan itu menggeleng tapi tak berontak ketika Reyhan membawanya ke kamar.
Raihan membaringkan istri sekaligus mahasiswinya itu ke atas ranjang.
" kamu masih cinta sama aku Ca, sama seperti yang aku rasakan saat ini " Reyhan meraih tangan Danisha dan meletakkan di dadanya. gadis itu bisa merasakan degup jantung Reyhan sama seperti dirinya, berdetak tak beraturan.
" so why don't we make love "
Danisha buru buru mencegat Reyhan yang ingin membuka kancing kemejanya.
" Kak..kita nggak lakuin sekarang kan ? " tanya Danisha sambil berusaha duduk. mereka sama melap bibir yang basah.
" Saya mau mandi dulu " ucap Reyhan sambil berjalan ke arah pintu. Mengambil handuk lalu berlalu ke kamar mandi.
" maksudnya bukan nunggu kakak mandi, bukankah kakak bilang kita bakalan nunda dulu " Danisha bergegas berjalan ke arah pintu. Reyhan menunjukkan kunci kamarnya ketika mau masuk ke kamar mandi, Danisha ngga nyadar kalau itu sengaja dilakukan Reyhan agar Danisha mengejarnya. tanpa curiga ia mengejar Reyhan untuk mengambil kunci. langkah lebar Reyhan membawa mereka ke bawah shower.
" balikin kak, aku mau balik ke kamarku. ada tugas dari dosen galak " seru Danisha sambil menjinjitkan kakinya. tapi tangan Reyhan sengaja di naikin lebih tinggi hingga Danisha sulit menggapai kunci.
Danisha terkejut karena satu tangan Reyhan meraih pinggangnya hingga mereka tak berjarak.
" nggak ada alasan buat kita nggak ngelakuinnya, kita sudah sah Ca, saya inginkan kamu sekarang Caca, wanita yang sudah membuat saya patah hati " ujar Reyhan dibawah guyuran shower. Danisha mencoba melepaskan diri tapi tangan Reyhan mengapit pinggangnya erat.
" Kak...please ! aku belum siap " Danisha memohon.
" Bohong kalau belum siap, tadi kenapa kamu mancing mancing saya artinya kamu sudah siap "
" Emmmmph.." Danisha tak bisa meyanggah lagi karna giliran Reyhan membungkam bibirnya. Danisha tak membalas gerakan bibir itu. Reyhan menjauhkan sesaat bibirnya dari bibir Danisha.
" Kalau belum mau, ya sudah temani saya mandi, ikutan mandi sekalian kamu juga sudan basah " ujar Reyhan sambil memindai bagian yang tercetak dari kaus yang dikenakan Danisha. buru buru Danisha menutup dadanya.
Danisha menelan ludah saat melihat roti sobek terpampang di depannya.. ia baru sadar kalau Reyhan sudah bertelanjang dada dan apa yang ia lihat sungguh menggoda.
" Pillow talk oke, kalau kamu nggak ngijinin aku ke apartemen Dea " Reyhan menyerahkan kunci ke tangan Dsnisha.
" Just talk ? "
Reyhan tersenyum lalu mencium pipi Danisha.
" Ya..sayang, aku hanya pengen ngobrol malam ini. pengaman itu buat jaga jaga kalau kita sama sama mau " ujar Reyhan. Danisha segera meraih kunci itu dan berlari keluar kamar Reyhan.
Dalam kamarnya Danisha berusaha menetralkan degup jantungnya yang ritmenya naik drastis. Dia tak bisa memungkiri hatinya yang menikmati sentuhan laki laki yang dicintainya. rasa berdosa juga menimpa hatinya, bagaimanapun mereka sudah menikah. Jika Reyhan meminta hal itu, tak ada alasan ia menolaknya. ia akan dikutuk semalaman sama seluruh malaikat jika menolak.
Tok tok tok !
" bentar kak, lagi ganti baju " teriak Danisha. buru buru ia mengganti semua pakaiannya yang basah. ketika pintu dibuka, Reyhan masuk dengan membawa bantalnya.
" Kakak mau tidur di sini ? " Reyhan tak menjawab. ia langsung membaringkan diri di tempat tidur.
" Saya mau ngobrol " ujarnya sambil menepuk sisi disebelahnya yang kosong. Danisha ragu mendekat. Beberapa saat Danisha belum bergerak.
" Ekhmm ! " deheman yang keras itu mengintimidasi Danisha untuk mendekat dan duduk di sebelah Reyhan.
" katanya adanya ada tugas? rasa rasanya dalam minggu ini saya nggak ngasih tugas apa apa sama mahasiswa saya " Reyhan membetulkan bantal dan meletakkan kedua telapak tangan diatas bantal sebagai sandaran kepalanya.
" dosen galak yang kamu maksud itu saya kan ? " Danisha mengulum senyum tapi senyum itu ia tarik kembali saat hp Reyhan berdering. ia melihat jelas siapa yang menghubungi Reyhan. Dea.
" ngapain sih dia hubungi kakak terus, nggak tau apa kakak sudah punya istri " giliran Reyhan yang mengulum senyum melihat wajah sewot Danisha. Reyhan mengangkat panggilan.
" Ya De.., maaf ya aku nggak bisa datang, tolong sampaikan sama teman teman. aku ada tugas negara yang nggak bisa ditinggalkan " kekeh Reyhan. Ia masih sempat meraih tangan istrinya yang ingin beranjak.
" Pillow talk oke ! " titah Reyhan dengan mimik serius, ia mulai kesal dengan istrinya yang terus meghindarinya. Reyhan memiggirkan kepalanya untuk berbagi tempat dengan kepala Danisha. akhirnya gadis itu menurut.
mereka berbaring dalam sandaran bantalan yang sama. Reyhan memiringkan kepalanya, wajah yang serius tadi berubah manis. jemarinya mulai bermain diatas rambut Danisha.
" Kenapa takut ? kita sudah boleh kok lebih dari sekedar ciuman " Reyhan meraih dagu Danisha agar wajah Danisha menghadapnya. Danisha merasakan tenggorokannya tercekat. tidur berdekatan seperti ini membuat seluruh tubuhnya merinding.
" aku tau kamu sahabat yang baik untuk Wanda, tapi bukan berarti kamu harus mengorbankan perasaan kamu Ca, Wanda harus bisa menerima hubungan kita. Cinta itu tidak bisa di paksakan " tutur Reyhan lembut. Nada bicara yang menyejukkan itu Membuat Danisha menyandarkan kepalanya di dada Reyhan. Ia ingin menumpahkan segala rindu yang sudah lama ia pendam. jemarinya membalas jemari Reyhan yang ingin mengeggam tangannya.
" Aku cuman nggak ingin dia terluka kak " isak Danisha.
" trus dengan membiarkan kamu terluka, tidak hanya kamu. aku juga "
" Maafkan aku kak " Reyhan menghela nafas. ia semakin menarik tubuh Danisha agar mendekat padanya.
" Aku nggak mau maafkan, kata putus dari kamu waktu itu membuat hatiku sakit, aku galau berbulan bulan mikirin salahku dimana Ca, sampai semua yang aku makan terasa hambar "
" gimana caranya biar kakak maafin aku ? aku juga di dera rasa bersalah kak " Danisha mengangkat wajahnya mencari tatapan Reyhan. Ia melihat Reyhan menatapnya dalam.
' I want you tonight " ujar Reyhan lugas, Danisha menelan ludahnya.
" kita belajar sama sama, jangan kira aku expert soal begituan.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments