Pagi hari ada kecanggungan Danisha saat bertemu Rio ataupun Reyhan. Ia tak berani menolak Rio malam itu di hadapan banyak orang. Ia juga takut mengartikan tatapan tajam Reyhan pertanda cinta untuknya masih ada dan masih dalam.
Rio adalah teman yang baik untuknya, yang selalu membantunya kala kesusahan. Saat awal ikut menjadi anggota Hima dan Mapala, Rio yang membimbingnya dalam menyeimbangkan antara kuliah dan organisasi. Cowok berotak cerdas itu sering membuatkan tugas untuknya.
Terlalu sakit bagi Rio jika ia menerima cinta Rio karna alasan balas budi. Ia juga belum bisa mengikis rasa itu, rasa yang ia punya sejak kecil pada anak yang selalu membeli mainan yang dijual ayahnya.
" Ca..gimana ? lo terima cinta Rio ? keren lo Ca bisa pacaran sama ketua Hima yang cakep itu, bakalan banyak yang patah hati gara gara lo jadian sama cowok most wanted di kampus, lo ikutan populer " cerocos Nadin saat Danisha mencuci tangan di sungai.
" Jangan bahas itu sekarang " ucap Danisha sambil melirik Reyhan yang ikut mencuci tangan tak jauh dari mereka. Wajahnya sangat datar pagi ini.
" Eh..gelang gue ! " jerit Danisha saat melihat gelang yang selalu di pakainya hanyut terbawa arus, untung arus tak terlalu deras.
" Sudah biarin aja, gelang model begitu banyak di mall " sergah Nadin yang berusaha menarik tangan Danisha dari tepi sungai.
" Nggak bisa, itu gelang penuh kenangan buat gue "
Arus membawa gelang itu kehadapan Reyhan dan laki laki itu memungutnya. Danisha melihat Reyhan mengeringkan gelang itu dan laki laki itu memasukkannya kedalam saku.
" Pak.." tegur Danisha saat Reyhan beranjak dari tepi sungai.
" Ada apa ? " tanya Reyhan dingin.
" Gelang yang bapak pungut tadi itu gelang saya " ujar Danisha seraya tertunduk karena tak berani membalas tatapan tajam Reyhan.
" Sudah kamu buang bukan ? untuk saya saja " ucap Reyhan datar kemudian berlalu dari hadapan Danisha.
" Saya nggak membuangnya pak, tapi terlepas " sanggah Denisha, hanya mereka berdua yang tahu apa arti terbuang atau dibuang.
" terserah kamu, tapi saya ingin menyimpannya " ujar Reyhan dingin.
" Udah Ca, kasih saja buat pak Reyhan. barangkali gelang itu mau di kasih sama bu Lady, sejak kemarin bu Lady muji muji gelang yang kamu pake " Nadin ikut bicara, ia menyeret langkah Denisha menjauhi sungai.
Denisha menjadi tak bersemangat untuk mengikuti acara LDK maba. ia sibuk motong motong bawang, ini sengaja biar nggak ketahuan sama yang lain kalau sebenarnya ia beneran nangis.
Pesan yang dikirim Reyhan sungguh menyayat hatinya.
[ Ca, jujur dari hatiku paling dalam, aku masih mencintaimu Danisha. Aku juga tidak tahu apa salahku padamu hingga kau memilih pergi saat cintaku semakin dalam. Kau tahu sakitnya ketika kulit teriris, ini lebih perih Ca. saat kau pergi dan tak ingin kenal denganku lagi ]
[ Aku ikhlas jika ada seseorang yang lebih bisa membuatmu bahagia dan itu bukan aku. All the best for you Ca. Reyhan ]
" Ca.., bikin mie rebus dong ! " sentak Nando, membuat Danisha gelagapan dan segera menghapus air matanya.
" Bikin sendiri Ndo, mata gue perih nih " Danisha berlari ke arah sungai. ia mencuci tangannya. ia mencari tempat yang mungkin ga bisa dilihat orang lain. Ia berjalan ke tepi hutan.
Danisha duduk diatas batu besar dan memeluk kedua lututnya, perlahan ia benamkan kepalanya ke pangkal paha.
" Aku masih sayang kamu kak, hatiku juga sakit berpisah denganmu. tapi aku tak punya pilihan lain, Wanda sekarang sedang sakit kak, dia butuh kamu " isak Danisha.
Danisha teringat kembali akan janjinya pada seseorang, seorang gadis bernama Wanda. yang tak lain adalah sepupu Reyhan. gadis itu juga dekat dengan Reyhan.
Flash back.
" Ca, kamu sayang Wanda kan dan kamu juga tahu Wanda kalau sahabatmu itu menyukai Reyhan jadi tolong tinggalkan Reyhan demi Wanda "
Seorang perempuan mengusap bahu Danisha, saat itu ia sedang berada di ruang ICU rumah sakit. Wanda sahabatnya yang juga saudara sepupu Reyhan koma karna penyakit kanker yang ia derita..
sambil mengusap tangan Wanda, Danisha mengiyakan permintaan ibu Wanda padahal hatinya menolak keras.
Danisha turun dari batu dan berjalan jalan menyusuri tepi hutan. ketika tengah asik mengamati burung burung yang ada di atas pohon. Danisha merasa ada yang menarik tangannya.
" kita harus bicara Ca " Danisha menarik nafas lega saat tahu siapa yang menyeretnya ke tengah hutan.
" Mau bicara apa lagi kak, cerita kita sudah usai. Kita sudah putus " saat itu Dsnisha menempatkan dirinya sebagai mantan Reyhan, bukan mahasiswi dosen tampan itu lagi.
" Saya cuma ingin tahu apa kesalahan saya ?apa ada kata kata saya menyakiti kamu ? saya jarang hubungi kamu karna saya pengen cepat kelar kuliah, dapat kerja dan kita menikah "
Danisha terpaku, apa sejauh itu pemikiran Reyhan. pantas saja ibu Wanda begitu cemas karena hubungan mereka berdua sudah di restui nenek Reyhan.
" Karna saya sudah tak cinta kakak lagi " ucap Danisha dengan bibir bergetar. Danisha melihat Reyhan mengeraskan rahangnya. kedua tangannya mengepal.
" Jujur itu hatimu yang bicara ? " tanya Reyhan dengan suara berat. Danisha mengangguk pasti seiring hatinya berdenyut.
" Saya akan menerima cinta Rio, jadi mulai sekarang jauhi saya, kita hanya sebatas dosen dan mahasiswa " ucap Danisha tegas. ketegasan yang mengukir perih di hati Reyhan.
" Baik..mulai saat ini saya akan belajar membencimu " balas Reyhan tak kalah tegas. ia segera berbalik dan meninggalkan Danisha yang tiba diserang panik karena tubuhnya di serbu semut rang rang.
" Kak..tolong aku kak ! " jerit Danisha tapi Reyhan tak peduli, ia terus berjalan.
" Aduuuh mataku " Reyhan berusaha tak peduli namun karna rasa itu, tak mungkin ia tak peduli pada jeritan wanita yang masih dicintainya, meski perempuan itu mengatakan cinta untuknya sudah hilang.
" Sini aku tiup " ucap Reyhan ketika sudah berada di dekat Danisha. Danisha membukakan kelopak matanya. Ketika Reyhan meniupkan udara ke mata Danisha, tiba tiba ada yang menegur mereka.
" Danisha...Reyhan, apa yang kalian lakukan di tengah hutan ini " rupanya orang itu mengenal mereka berdua.
" Paman Harun ! " seru Danisha dan Reyhan serempak.
" Astaga, apa yang kalian lakukan ? " jerit laki laki yang mereka panggil paman Harun sambil memperhatikan keadaan Danisha yang agak berantakan, bibirnya yang basah, rambut awut awutan ditambah dua kancing kancing kemeja yang terbuka.
" Ini ga seperti paman pikirkan " sergah Danisha seraya memperbaiki penampilannya.
" Ini gara gara semut paman " tambah Danisha sambil melap bibirnya, tadi seekor semut masuk ke mulutnya hingga ia meludah berkali kali.
" Jangan salahkan semut atas otak mesum kalian " ujar Harun, laki laki paruh baya yang merupakan saudara ayah Reyhan dan masih kerabat ibu Danisha.
" Besok kalian harus menikah "
" Apa !!! menikah ? "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Kurnia Mentari (Sasha)
begitu mudahnya mereka dinikahkan loh...pamannya aneh
2023-09-25
2