Keesokannya saat Danisha kembali ke kampus, telinganya langsung disuguhi gosip tentang Reyhan, si dosen tampan itu mengajak Nadin pulang bareng.
Nadin langsung mendampratnya saat bertemu.
" Eh..lo bener bener ya Ca, nggak ngerti perasaan temen. gue khawatir sama lo sampai gue nggak bisa tidur nyenyak, gara gara mikirin sahabat gue di rawat entah dimana "
Danisha ingat sesuatu, hpnya masih di simpan Reyhan. entah kenapa dosen itu mematikan ponselnya hingga ia tak bisaberkabar dengan teman temanya. Reyhan hanya meninggalkan hp baru dan isi kontaknya hanya nama Reyhan seorang.
" Sori..gue di karantina dan dirawat khusus oleh seseorang "
orang yang dimaksud Danisha kebetulan lewat di depan Nadin dan Danisha, beberapa mahasiswa menyapa dosen muda itu.
" Pagi pak " Nadin yang tercentil, Danisha hanya menganggukkan kepala.
" Pagi " jawab Reyhan sambil melirik Danisha dari atas sampai bawah. sebelum berangkat Mereka berdebat cukup lama soal Reyhan yang ingin membelikan Danisha pakaian baru. Danisha menolak karna ia rasa itu belum terlalu penting. akhirnya Reyhan mengalah setelah gadis itu bicara sarkas.
" kalau kakak nggak suka penampilan aku, ya sudah tinggalkan saja aku "
Setelah itu, Reyhan membiarkan Danisha pergi ke kampus naik angkutan umum. kemarin ia lupa memasukkan itu dalam poin kalau Danisha pergi kekampus dengannya.
" lo tau nggak ca, kemarin gue pulang naik mobil pak Rey..keren nggak tuh "
" gue juga pernah naik mobil dia, biasa aja tuh " ejek Danisha membuat Nadin keki. tapi ia tak patah semangat melanjutkan cerita.
" Yang pulang kemping itu beda sama yang gue alamin, gue diajak pulang bareng " sorak Nadin senang. Danisha tersenyum kecut. kok dia nggak suka ya kalau ada yang dekat dekat suaminya, padahal tegas tegas ia bilang sudah tak cinta lagi.
" Oh..ya lo kok nggak ngomong kalau lo sama pak Reyhan saudaraan, dia tanya tanya soal lo kemarin, sori Ca gue cerita apa adanya " ujar Nadin sambil mencari tempat duduk yang nyaman di koridor kampus.
" dia cerita kalau dia sama gue saudara ? "
Nadin mengangguk, semua mahasiswi yang melintasi mereka melirik Nadin kemudian bisik bisik. Danisha mendengar suara suara penyebar gosip itu dengan jelas
" Itu ya gebetan pak Reyhan, kok pak Reyhan suka yang ganjen ganjen sih " komen julid mereka yang tak akan berpengaruh apa apa pada Nadin, gadis itu benar benar tebal muka soal gosip.
" Ca..gimana kabarnya, kamu sudah sehat ? " tanya seseorang yang membuat Danisha terpaku. Rio yang terlihat rapi dengan jaket almamater duduk di sampingnya.
" kalian nikmati waktu berdua, gue mau ngejar pak Reyhan dulu " ujar Nadin sambil berjalan tergesa mengejar dosen yang baru keluar dari sebuah ruangan.
Danisha melihat kearah Reyhan begitupun sebaliknya, momen pertengkaran tadi membuat mereka saling memikirkan satu sama lain.
Danisha reflek menggeser duduknya yang begitu dekat dengan Rio.
" Aku mau bicara banyak Ca, tapi lima belas menit lagi aku ada rapat BEM, no kok nggak aktif aktif Ca " Rio berdiri dan memeriksa ponselnya.
" hp gue..eh hpku sedang di perbaiki " Danisha jadi kikuk sendiri menyebut dirinya, biasanya dengan nyantai lo gue keluar dalam percakapan mereka. tapi semenjak Rio menyatakan perasaan, pertemuan mereka terkesan kaku.
" Ekhm ! " Danisha menoleh pada suara deheman di belakangnya.
" Ini tugas tambahan, sebagai ganti kuis yang tidak kamu ikuti selama kamu sakit " ujar Reyhan dengan wajah datar. Danisha meraih kertas yang disodorkan Reyhan.
Danisha mau bicara tapi Reyhan keburu pergi, Danisha berdecak ketika melihat tulisan tangan di belakang kertas tugas.
kamu sudah punya suami, jaga jarak sama laki laki lain
Danisha buru buru memasukkan kertas itu ke dalam tasnya saat Nadin mendekatinya.
" Ca..masuk kelas yuk " ajak Nadin sambil menarik tangan Danisha.
" Ngapain tadi kamu nyariin pak Reyhan ? gue lu tinggalin gitu aja sama Rio "
Nadin menyenggol bahu Danisha.
" Alah.., lo jangan kaku gitu, meski lu belum jawab permintaan Rio, lu juga suka kan sama doi, lu beruntung di ratusan pemuja ketua Hima kita itu. udah ganteng pinter, baik kaya, pas tamat langsung jadi CEO " cerocos Nadin. Danisha melihat Reyhan sudah berdiri di depan kelas. ia menarik tangan Nadin agar mempercepat langkah mereka, semenit mereka terlambat kelas akan di tutup.
" Siang pak " sapa Danisha dan teman temannya. Seperti biasa Danisha akan mencari tempat di belakang, dulu saat dosen lain sibuk menerangkan, ia juga sibuk menggambar manga di belakang.
" Danisha, pindah ke depan ! " titah Reyhan sebelum memulai perkuliahan. semua mata menoleh pada Danisha.
" Rese " umpat Danisha pelan, ia berjalan ke arah bangku paling depan tepat di depan Reyhan berdiri.
" Baiklah kita mulai perkuliahan, silahkan kelompok yang sudah kita bagi kemarin, silahkan maju untuk presentasi. Danisha karena beberapa hari ini kamu tidak hadir silahkan kamu masuk di kelompok terakhir " ujar Reyhan memberikan sebuah kertas yang tertulis nama nama kelompok, ah dia jadi malu sendiri punya pikiran buruk tadi. Danisha mengulum senyum ketika Reyhan memberikan bahan materi beberapa hari ia tak masuk kuliah.
Danisha hanya bisa diam selama perkuliahan, ia gagal fokus dengan materi yang disampaikan teman temannya. ia melihat cincin yang melingkar di jari Reyhan. tiba tiba ia meraba jari manis sebelah kiri, ternyata melingkar juga sebuah cincin.
" Astaga " jerit Danisha pelan. buru buru ia mencari plester dalam tas. ia menutupi cincin itu dengan plester.
Bagaimana kalau teman temannya tahu cincin yang ia kenakan mirip yang dikenakan Reyhan. Ia belum siap teman temannya tahu kalau ia sudah menikah dengan Reyhan dan ujung ujungnya ia akhirnya harus berpisah.
Setelah perkuliahan selesai, Danisha keluar belakangan. ia terkejut ketika Rio sudah menunggu di depan pintu.
" Ca...,kamu ada waktu kan untuk kita bicara ? "
Danisha mengigit bibirnya, rasanya ia juga tak sanggup mengecewakan Rio yang sudah terlalu baik padanya selama ini. Tapi mau tak mau Rio harus tahu keputusannya.
" Sebentar Yo aku mau menemui pak Reyhan dulu " jawab Denisha sembari melangkah pelan mendekati Rio, laki laki itu mengangguk.
ragu Danisha mengetuk pintu ruangan Reyhan karena ia mendengar Reyhan sedang berbincang dengan seseorang di dalam. seperti suara perempuan.
" Oke..Rey aku tunggu kehadiran kamu di acara seminarku nanti, kalau kamu nggak hadir aku nggak tau harus ngomong apa nanti, you're my spirit Rey "
" with my pleasure " jawab Reyhan dengan tersenyum persis di depan Danisha. Danisha memindai perempuan itu, kalau Lady cantik. ini sangat cantik dan berkelas.
Danisha terpaku di depan pintu, mereka berdua saling menatap, wajah Danisha berubah kecut.
" Mau masuk ? " tanya Reyhan menunjuk pintu ruangannya. Danisha mengangguk.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments