Tumben ga galak

Krasak krusuk kelas mulai terdengar. Nadin celinguk an melihat ke arah pintu. sesekali melihat jam tangannya. ia menunggu Danisha karna kelas yang akan di ajar Reyhan segera di mulai. terlambat beberapa detik versi jam si dosen maka bersabarlah mendengar, ' tutup pintu dari luar'.

Nadin tidak tahu kalau sahabatnya itu sedang berdebat sama dosennya.

" Gimana kalau hamil ? "

" Baguslah..ada Reyhan junior "

" trus skripsi aku gimana ? tinggal satu semester lagi kak "

Danisha mengusap perutnya, sambil menggigit kuku.

" Nggak ada yang perlu dicemaskan " Reyhan menggusar poni Danisha.

" Kak, aku turun disini saja " pinta Danisha ketika memasuki pintu gerbang kampus.

" Kejauhan Ca, capek kamu jalan kaki " bantah Reyhan. dosen muda itu tetap melajukan mobilnya hingga ke parkiran mobil dosen.

" Kakak ga tau biang gosip kampus saja, habis aku di buli sama mereka " Reyhan hanya menanggapi dengan senyum.

Danisha buru buru membuka seatbeltnya, ia kalah cepat dari Reyhan. laki laki itu terlebih dulu turun. Danisha mencoba membuka pintu tapi rupanya pintu masih terkunci.

Klik ! pintu dibuka dari luar.

Beberapa pasang mata memperhatikan Danisha yang turun dari mobil Reyhan dan dibukakan pintu oleh sang dosen. Kebanyakan mereka memandang Danisha dengan mata julidnya.

" makasih buat semalam " bisik Reyhan sambil menutup pintu. Danisha tertegun. tiba tiba mukanya terasa hangat dan memerah. Bayangan kejadian semalam kembali berputar di kepalanya. ia menggigit bibir bawahnya.

' kenapa harus diingetin sih kan malu '

Danisha buru buru menyusuri koridor kampus. Reyhan sudah jauh meninggalkannya. Sebelum masuk kelas Reyhan akan pergi ke ruangannya dulu.

" Kenapa lu telat bestie " tegur Nadin saat Danisha duduk di.sebelahnya.

" Telat bangun " jawab Danisha sambil mengibas rambutnya. Nadin menahan bahu sahabatnya itu agar tidak bergerak. Dsnisha menela ludah, Nadin pasti melihat kiss mark itu di lehernya, kenapa sih kak harus ninggalin jejak.

" lu mau nanya kenapa leher gue merah merah kan ? " Nadin mengangguk.

" Sssst...." sergah Nadin sebelum Danisha menjawab.

" selamat pagi semua " sapa Reyhan, ia baru saja masuk setelah memberi jeda lima belas menit untuk istrinya untuk menghela nafas. Tak mungkin ia memaksa Danisha berjalan cepat dengan kondisi ada bagian tubuh istrinya itu yang terkoyak semalam.

" pagi pak " jawab seisi kelas.

" Liat Ca, cerah bener yayang gue " bisik Nadin. Danisha melihat ke arah yang di maksud Nadin, Danisha melihat ini untuk pertama kali dosen muda itu mengungkai senyum saat menyapa kelas.

" Ekhm..! " Reyhan mendehem untuk mendiamkan bisik bisik yang masih terdengar.

Danisha tertunduk ketika Reyhan melihat ke arahnya. Ia menggigit bibirnya untuk meredakan bagian tubuh bawahnya yang masih terasa perih.

Nadin tak lagi mengajak bicara karna Reyhan sudah memulai kelas. takut kena tegur lagi.

" tumben pak Reyhan ga galak " bisik Nadin. Danisha hanya bergumam dalam hati. terang aja bahagia karna semalam sudah merasakan surga dunia.

Danisha benar benar tidak fokus dengan apa yang disampaikan Reyhan. Dalam pikirannya dipenuhi kejadian semalam. semalam ia sudah tak bisa lagi menyembunyikan apa yang terjadi dalam hatinya.

Just talk yang dijanjikan Reyhan, tidur berdua hanya untuk bicara. Itu omong kosong. laki laki itu berhasil membuatnya larut dalam pelampiasan rindu. sekian lama tak bertemu dan dipertemukan oleh takdir perjodohan. dua hati yang memiliki rasa yang sama. apakah hanya akan diam diamah diatas ranjang. Semalam ia sudah resmi bukan gadis lagi. ia sudah jadi nyonya Reyhan.

" Ca. ! " panggil Nadin, ia menggoyangkan tubuh sahabatnya. Danisha terkejut dan mengusap wajahnya. .

" Kelas udah selesai " tegur Nadin saat Danisha melihat sekeliling, kelas sudah kosong.

" Oo.." tanggap Danisha kemudian mengemasi tasnya tapi Nadin mencegahnya untuk berdiri.

" gue tadi denger gosip kalau lu datang sama pak Reyhan "

" He..eh, kan lu tau kalau dia dia saudara gue " jawab Danisha santai.

" iya gue tau, tapi lu bisa jelasin ini nggak ? " Nadin menunjukan foto saat ia masuk ke apartemen Reyhan.

" Bu Dea yang kirim ke gue, dia minta info lebih lengkap soal hubungan lu sama Reyhan. Meski kalian ada hubungan saudara, tentu kalian nggak dibolehin tinggal berdua tanpa ikatan pernikahan " Nadin menatap tajam sahabatnya. Danisha kelagapan, ia tak mungkin menutupi lagi soal status pernikahannya dengan Reyhan.

" Kalau gue jujur lu bakal di pihak mana ? gue atau bu Dea ? "

Nadin menatap sahabatnya bingung. semalam ia dijanjikan hal yang menarik oleh Dea, dosen cantik yang naksir Reyhan itu.

" dia nuduh lu jadi sugar daddy Reyhan " Danisha reflek merubah mimik wajahnya. wajahnya menegang karna di tuduh sebagai wanita pemuas nafsu.

" Tapi...gue nggak percaya. makanya gue minta penjelasan lu, gue nggak percaya demi dapatin uang lu mau begituan sama pak Reyhan "

Denting notifikasi pesan mengurungkan niat Danisha menanggapi perkataan Nadin. ia membuka hpnya dan Nadin ikut membaca pesan dari Reyhan.

[ uangnya sudah aku transfer. kalau kita mau melakukannya lagi, aku janji bakal pakai pengaman kalau kamu belum ingin hamil ]

" Astaga ! " jerit Nadin, ia menutup mulutnya. Dsnisha menghela nafas. informasi yang akan disampaikan ini tentu akan membuat Nadin marah padanya.

" gue udah nikah sama pak Reyhan...maaf Nad, gue nggak ngabari lu. semua terjadi serba mendadak " jelas Danishs terbata. Ia tahu Nadin akan tersinggung soal ini. sebagai sahabat mereka selalu terbuka satu sama lain. mereka sudah seperti saudara masa hal sepenting ini Danisha tak memberi tahunya.

" Nad...Nadin tunggu gue ..." cegah Danisha ketika Nadin hendak berdiri. tapi Nadin malah menghempaskan tangan Danisha. Danisha hanya menatap getir punggung Nadin yang menghilang di balik pintu.

Danisha menyusuri koridor sendiri. Ia memilih menghabiskan waktu di perpustakaan. ia mengangkat panggilan dari Reyhan.

" lagi dimana ? "

" di perpus "

" Sama Nadin ? "

" Nggak..sendiri..Nadin ngambek..dia marah waktu aku kasih tau kalau kita sudah nikah " terdengar helaan nafas Reyhan.

" Nanti biar aku yang jelasin ke Nadin biar hubungan kalian baik lagi..Jangan lupa makan siang. Sore nanti kita belanja, stok makanan sudah menipis "

" Ya kak.."

Danisha melihat jam, hampir jam 12 belas. ia beranjak ke kafe. ia melihat Nadin berkumpul dengan geng Kristi, geng yang suka membulinya karna ia dekat dengan Rio. si ketua Hima.

Sesekali ia melihat ke arah Nadin yang juga melihat ke arahnya dengan tatapan tak senang.

Ketika ia hendak duduk tubuhnya ditabrak seseorang. hampir saja Danisha terjatuh kalau saja tangannya tak memegang sandaran kursi. Danisha melihat ke arah perempuan yang terlihat marah itu. Danisha melihat Reyhan duduk disudut arah perempuan itu datang. Suaminya itu memberi kode tangan agar mendekatinya.

" Kamu mau makan apa ? " tanya Reyhan saat Danisha sudah duduk dihadapannya.

" Nasi goreng saja kak " jawab Danisha. Reyhan memanggil pelayan kafe dan menyebutkan pesanan Danisha.

" aku pergi dulu, nanti sore. kamu duluan aja pergi ke supermarket tempat biasa aku belanja. habis rapat kampus aku nyusul " ucap Reyhan sambil mengusap kepala Danisha.

Danisha menyantap nasi gorengnya sambil melihat ke arah suaminya yang sekarang dikerubungi kristie dan teman temannya. tampak Nadin yang berjalan bersisian dengan Reyhan.

" Semoga saja, Nadin mau menerima penjasan Reyhan " doa Danisha dalam hati.

*******

Hubungan Danisha dan Reyhan dari hari ke hari semakin manis. Danisha sudah menikmati perannya sebagai istri. hari resepsipun dilaksanakan sesuai janji nenek Ranti. Danisha begitu cantik dalam balutan pakaian penggantin adat Jawa.

Nadin tidak datang meski Danisha telah memberikan undangan khusus. Seusai resepsi dan ditengah acara kumpul keluarga. tiba tiba Wanda pingsan. ia pingsan tepat di hadapan Reyhan.

Wanda dilarikan ke rumah sakit. Reyhan yang membopong Wanda menuju brankar yang diantarkan petugas rumah sakit.

" Ca..kamu pulang dulu ya, biar kakak sama tante menemani Wanda disini. kamu pasti capek " pinta Reyhan sambil menyampirkan rambut Danisha ke telinga.

" Ya kak " jawab Danisha. suaranya mengandung mendung. ia melihat ke arah suaminya yang duduk di samping Wanda yang terbaring dalam tubuh dipenuhi alat alat medis. antara cemburu dan simpati ia menatap nanar tangan Reyhan membelai kepala Wanda.

Episodes
1 Alamat email
2 Sudah lupakan saja
3 Api unggun kenangan
4 Rahasia hati
5 Benci tapi nikah
6 Benci tapi nikah 2
7 Aku dosen dan juga suami
8 Gosip
9 Dia masih di hati
10 Kita tunda
11 Dilema
12 Serba salah
13 Kenapa Danisha ?
14 Saat pertama jumpa
15 Pantang menyerah
16 Akhirnya mau
17 memilih putus
18 Sudah boleh
19 Tumben ga galak
20 Hari hari berat
21 Semakin manis
22 Rama, dokter meresahkan
23 Tak ingin berbagi
24 Keputusan Reyhan
25 Tuduhan Diana
26 Pertemuan tak terduga
27 Reuni
28 Usaha Rama
29 Tak tik Diana
30 Dua garis merah
31 Mundur teratur
32 Garis tegas
33 Berjuang atau merelakan ?
34 Tidak ada pilihan
35 Mungkinkah dia setia ?
36 Bertahan dalam Badai
37 Kabar yang kabur
38 Bertemu kembali
39 Musuh tapi rindu
40 Kerja sama
41 Orang ketiga
42 Mencari Jalan kembali
43 Mencari Jalan kembali (2)
44 Mencari jalan Kembali (3)
45 Kedatangan Jerry
46 Rencana Aleta
47 Makin cemburu
48 Keluarga kecil
49 Yang harus di pilih
50 Rumah Sederhana
51 Tak perlu pura pura
52 Semakin cinta
53 Permintaan mantan suami Aleta
54 Menghilangnya Jerry
55 Hati kembali di uji
56 Fitnah Nadin
57 Belajar melupakan
58 Tidak ingin tahu tapi harus tahu
59 Kamu selalu ada dalam pikiranku
60 Fakta yang tersembunyi
61 Berjuang kembali
62 Dia dan pesonanya
63 Jangan tinggalkan aku
64 Yakin bisa move on ?
65 Calon Pengganti
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Alamat email
2
Sudah lupakan saja
3
Api unggun kenangan
4
Rahasia hati
5
Benci tapi nikah
6
Benci tapi nikah 2
7
Aku dosen dan juga suami
8
Gosip
9
Dia masih di hati
10
Kita tunda
11
Dilema
12
Serba salah
13
Kenapa Danisha ?
14
Saat pertama jumpa
15
Pantang menyerah
16
Akhirnya mau
17
memilih putus
18
Sudah boleh
19
Tumben ga galak
20
Hari hari berat
21
Semakin manis
22
Rama, dokter meresahkan
23
Tak ingin berbagi
24
Keputusan Reyhan
25
Tuduhan Diana
26
Pertemuan tak terduga
27
Reuni
28
Usaha Rama
29
Tak tik Diana
30
Dua garis merah
31
Mundur teratur
32
Garis tegas
33
Berjuang atau merelakan ?
34
Tidak ada pilihan
35
Mungkinkah dia setia ?
36
Bertahan dalam Badai
37
Kabar yang kabur
38
Bertemu kembali
39
Musuh tapi rindu
40
Kerja sama
41
Orang ketiga
42
Mencari Jalan kembali
43
Mencari Jalan kembali (2)
44
Mencari jalan Kembali (3)
45
Kedatangan Jerry
46
Rencana Aleta
47
Makin cemburu
48
Keluarga kecil
49
Yang harus di pilih
50
Rumah Sederhana
51
Tak perlu pura pura
52
Semakin cinta
53
Permintaan mantan suami Aleta
54
Menghilangnya Jerry
55
Hati kembali di uji
56
Fitnah Nadin
57
Belajar melupakan
58
Tidak ingin tahu tapi harus tahu
59
Kamu selalu ada dalam pikiranku
60
Fakta yang tersembunyi
61
Berjuang kembali
62
Dia dan pesonanya
63
Jangan tinggalkan aku
64
Yakin bisa move on ?
65
Calon Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!