Benci tapi nikah

Minggu sore, acara LDK berakhir, semua maba dan panitia sibuk mempacking tenda dan semua peralatan perkemahan.

" Ca, aku sama kamu numpang mobil pak Reyhan, soalnya kita mau bayar bon bantuan yang kita kasih ke penduduk setempat, kamu kan yang pegang semua catatan pembelian ? "

Danisha tak jadi mengangkat ranselnya. Ia mengangguk, seperti berfikir sejenak, ada yang beda dengan perkataan Rio.

" Aku ? Kamu ? " Danisha menunjuk dirinya dan diri Rio. Rio mengulum senyumnya. Ia mengerti keheranan Danisha atas perubahan panggilan itu.

" Yah..itung itung membiasakan diri walau kamu belum jawab "

" Sudah siap ? " tanya Reyhan yang tiba tiba datang.

" Siap pak, Danisha siap ke pelaminan sama saya " ucap Rio sambil menepuk bahu Danisha. Reyhan tersenyum tipis, itu bukan candaan yang lucu Yo.

" Sini ranselnya, biar saya bantu " ucap Reyhan sambil mengambil alih ransel yang belum sempat di sandang Danisha. Danisha terpaku sebentar. Apa ini tanda masih cari Perhatian.

Lady sudah duduk di samping kemudi. Ia tersenyum saat Reyhan datang dan memberikannya sebungkus permen. Danisha melihat dengan sudut mata, adegan ketika Reyhan sendiri yang membukakan bungkus permen dan memasukkan ke bibir seksi itu.

" So sweet " ujar Lady manis.

Rio menyenggol bahu Danisha.

" Romantis nggak tu.." komen Rio yang membuat hati Danisha naik suhu. Danisha mencoba mengangkat senyum. sungguh berat, amat berat.

Rio membuka kan pintu untuk Danisha, Ia duduk pas di belakang Lady. Danisha melihat perempuan itu sedang mensroll foto foto di ambil saat mereka selfie selfie, Danisha melihat Lady menjadikan foto berdua Reyhan sebagai wallpaper.

" Kamu sakit ? " tanya Rio saat mobil sudah berjalan. Ia melihat Danisha mencoba memejamkan mata. Wajahnya terlihat letih, tapi hati lebih letih terus berpura pura baik baik saja.

" Nggak, cuma pilek dikit " jawab Danisha. Rio menempelkan punggung tangannya di kening Danisha. Reyhan mendehem.

" Ekhm ! "

" Kenapa Rey ? kamu haus " tanya Lady antusias. Danisha membuka matanya.

" kayanya, ambilin minum dong " pinta Reyhan menunjuk botol mineral di dashboard.

" wit..tangan kamu nyetir aja biar aku yang bukain minum " sergah Lady ketika tangan Reyhan terjulur. Danisha melempar pandangan ketika tangan Lady terjulur meletakkan ujung botol ke mulut Reyhan.

Danisha melihat sekilas sepasang mata itu juga menatapnya di depan kaca.

" Aku jadi ingat Rey, waktu kita maba dulu. kamu bikin puisi romantis, kata kata temen temen itu buat aku, bener ga sih Rey ?"

Danisha terbatuk.

" buat seseorang pokoknya " jawab Reyhan sambil melihat kearah Danisha yang masih batuk.

" Kamu ada minum Yo ? kasih ni buat Danisha " ujar Reyhan sambil mengulurkan botol air mineral.

Danisha mengambil botol air mineral itu sebelum Rio membukanya. ia meneguknya seteguk lalu Menghela nafas.

" Badan kamu panas Ca " ucap Rio khawatir ketika merasakan kulit Danisha yang tak sengaja tersentuh. Ia memeriksa kening Danisha

" Biar aku saja yang pergi ke toko sembako itu. kamu langsung pulang aja. Pak bisa antarkan Ica ke rumahnya, nanti saya kirim alamatnya ke bapak " Rio terdengar khawatir, sebenarnya Reyhan juga merasakan hal yang sama melihat muka Danisha memerah.

" Aku pulang naik ojok saja pas di perempatan Yo. nggak apa apa '" tolak Danisha, ia tak ingin lama lama bersama Reyhan.

Danisha mencoba memejamkan mata lagi, tak tahan dengan adegan Lady melap bibir Reyhan karena lelehan air di bibirnya.

Ia menangkup kedua tuannya untuk memeluk tubuhnya sendiri. Badannya memang panas dingin dalam arti sebenarnya.

" Ca.., kamu benaran demam " ucap Rio khawatir. ia kembali memegang kening Danisha. Sebenarnya Reyhan juga memperhatikan itu dari kaca dan ia juga punya kekhawatiran yang sama dengan Rio mungkin lebih untuk gadis keras kepala itu.

" Nggak pa pa, minum paracetamol bakal sembuh lagi " tanggap Danisha, ia bicara seperti igauan.

" Nggak bisa Ca, kamu jangan seperti ini terus, selalu berpura pura baik saja padahal kondisi kamu sedang buruk, apa ga kapok bulan kemarin di opname gara gara tipus "

tiba tiba mobil berdecit.

" Tipus ? " ulang Reyhan.

" Kenapa pak ? " tanya Rio yang heran kenapa Reyhan memungkinkan mobil.

" Nggak.., saya pernah punya pengalaman buruk dengan penyakit itu " ujat Reyhan kembali menghidupkan mesin mobil. Ia yang paling tahu kebiasaan Danisha yang selalu memporsir tenaganya melebihi kekuatan fisiknya.

" Pak, bisa minta tolong antarkan Danisha pulang ? Nanti saya shareloc rumah Denisa " pinta Rio yang harus berhenti di delan sebuah grosir sembako. sementara Lady juga turun karena ada temannya menunggu di sebuah kafe.

Reyhan memperhatikan alamat rumah Denisha yang dikirim Rio, ia tersenyum smirk.

" gue lebih tau dari lo bro " ucap Reyhan sambil melirik Denisha yang tertidur di belakang, tampak Rio adalah calon kekasih yang baik, memberikan bantal di kepala Danisha yang ia temukan di jok belakang dan menyelimutinya dengan jaketnya. Cemburu itu jelas masih membara.

" kak..bisa berhenti sebentar, aku mau muntah " pinta Danisha yang tiba tiba terbangun, ia memegang mulut dan perutnya

" Sebentar " dengan sigap Reyhan meminggirkan mobil. Danisha keluar dengan tubuh terhuyung. Reyhan ikut keluar, cekatan tangannya meraih tubuh Danisha yang hampir jatuh.

" Awas pak, saya mau muntah " ucap Danisha sambil mendorong tubuh Reyhan. Laki laki itu malah memperkuat rengkuhannya dan mengusap punggung Danisha.

" Uueeek...Ueekk..." Danisha tak tahan untuk mengeluarkan isi perutnya dan parahnya porsi terbesarnya nemplok manis di kaos Reyhan.

" Tu..kan apa saya bilang, kena kan " ujar Danisha di sela sela muntahnya.

" Aaah..." Reyhan menjerit melihat muntahan yang menjijikan itu mengenai bajunya, berhubung ini muntah Danisha tak apalah.

" Danisha ! " teriak Reyhan saat melihat Danisha ambruk, setelah menyingkirkan sisa muntah. ia membopong Danisha masuk kedalam mobil. Ia merasakan suhu tubuh Dsnisha sangat tinggi. Reyhan mempercepat laju mobilnya.

Langit sudah mulai gelap, walaupun ia berusaha cepat, tapi kemacetan akan memperlama durasi perjalanan. Reyhan melihat tubuh Danisha menggigil.

Muntah Danisha di bajunya berhasil membuatnya bertelanjang dada. dalam kondisi panik ini, ia tak memikirkan untuk berganti baju.

satu satu tempat yang paling cepat ia tuju adalah unit apartemennya, disana privasi lebih terjaga. Reyhan membopong tubuh Danisha dari basement hingga sampai lift. tak memperdulikan pandangan orang orang yang melihatnya bertelanjang dada.

" berat banget badan mu Ca " ucap Reyhan setelah membaringkan Danisha di tempat tidur. ia meregangkan ototnya yang tegang dan mencium bau tubuhnya bekas kena muntah.

" Euy..." ujarnya sambil memicingkan mata.

Reyhan mengguyur tubuhnya dengan shower. karena kegerahan sudah dua hari tidak mandi. ia menikmati air yang menimpa tubuhnya. Kepalanya sudah menyusun rencana. Setelah mandi ia akan membawa Danisha ke rumah sakit.

ting ting !

" sebentar " ujar Reyhan setelah keluar dari kamar mandi. ia hanya memakai bathrope saat membuat pintu, palingan yang sering mampir malam malam begini si Boy, sepupunya.

" Nenek ! paman Harun, pak Mus " Reyhan mengabsen satu persatu tamunya malam itu.

" Boleh nenek masuk ?" wanita tujuh puluh tahun itu memandang cucunya dengan tatapan curiga. Reyhan tercekat sebentar, ada sesuatu yang membuatnya harus menahan tamu agar tidak masuk unitnya, tapi apa itu ia lupa karena keasikan mandi.

" Boleh...." ujar Reyhan sambil membukakan pintu lebar lebar. ia benar benar lupa dengan rencana yang tadi ia susun.

Belum sampai mereka menjatuhkan bobot ke sofa, Danisha keluar dari kamar Reyhan.

" Caca !! " teriak laki paruh baya yang di panggil pak Mus oleh Reyhan.

" Tu..kan apa saya bilang, cinta membuat mereka buta norma..! "

" Bapak ? kenapa ada di sini ? " tanya Danisha yang begitu sadar apa yang terjadi

" Bapak yang harus tanya kenapa kamu ada di sini " Pak Mus berdiri, ia menarik tangan anaknya kasar.

" Kamu selalu bilang kalau kamu bisa jaga diri, lihat apa yang kamu lakukan pada bapak, dasar anak tak tahu diri ! " sentak pak Mus dengan suara parau. tangannya sudah berada di udara, Reyhan bergerak cepat sebelum tangan itu menampar pipi Danisha.

" Jangan pak, saya akan tanggung jawab " ucap Reyhan dengan suara bergetar.

" Tanggung jawab ?" ujar Danisha dan nenek Reyhan kompak.

"

Terpopuler

Comments

Alanna Th

Alanna Th

waduh, dsr emang jodoh; dnikahkn kilat deh

2023-12-07

0

lihat semua
Episodes
1 Alamat email
2 Sudah lupakan saja
3 Api unggun kenangan
4 Rahasia hati
5 Benci tapi nikah
6 Benci tapi nikah 2
7 Aku dosen dan juga suami
8 Gosip
9 Dia masih di hati
10 Kita tunda
11 Dilema
12 Serba salah
13 Kenapa Danisha ?
14 Saat pertama jumpa
15 Pantang menyerah
16 Akhirnya mau
17 memilih putus
18 Sudah boleh
19 Tumben ga galak
20 Hari hari berat
21 Semakin manis
22 Rama, dokter meresahkan
23 Tak ingin berbagi
24 Keputusan Reyhan
25 Tuduhan Diana
26 Pertemuan tak terduga
27 Reuni
28 Usaha Rama
29 Tak tik Diana
30 Dua garis merah
31 Mundur teratur
32 Garis tegas
33 Berjuang atau merelakan ?
34 Tidak ada pilihan
35 Mungkinkah dia setia ?
36 Bertahan dalam Badai
37 Kabar yang kabur
38 Bertemu kembali
39 Musuh tapi rindu
40 Kerja sama
41 Orang ketiga
42 Mencari Jalan kembali
43 Mencari Jalan kembali (2)
44 Mencari jalan Kembali (3)
45 Kedatangan Jerry
46 Rencana Aleta
47 Makin cemburu
48 Keluarga kecil
49 Yang harus di pilih
50 Rumah Sederhana
51 Tak perlu pura pura
52 Semakin cinta
53 Permintaan mantan suami Aleta
54 Menghilangnya Jerry
55 Hati kembali di uji
56 Fitnah Nadin
57 Belajar melupakan
58 Tidak ingin tahu tapi harus tahu
59 Kamu selalu ada dalam pikiranku
60 Fakta yang tersembunyi
61 Berjuang kembali
62 Dia dan pesonanya
63 Jangan tinggalkan aku
64 Yakin bisa move on ?
65 Calon Pengganti
Episodes

Updated 65 Episodes

1
Alamat email
2
Sudah lupakan saja
3
Api unggun kenangan
4
Rahasia hati
5
Benci tapi nikah
6
Benci tapi nikah 2
7
Aku dosen dan juga suami
8
Gosip
9
Dia masih di hati
10
Kita tunda
11
Dilema
12
Serba salah
13
Kenapa Danisha ?
14
Saat pertama jumpa
15
Pantang menyerah
16
Akhirnya mau
17
memilih putus
18
Sudah boleh
19
Tumben ga galak
20
Hari hari berat
21
Semakin manis
22
Rama, dokter meresahkan
23
Tak ingin berbagi
24
Keputusan Reyhan
25
Tuduhan Diana
26
Pertemuan tak terduga
27
Reuni
28
Usaha Rama
29
Tak tik Diana
30
Dua garis merah
31
Mundur teratur
32
Garis tegas
33
Berjuang atau merelakan ?
34
Tidak ada pilihan
35
Mungkinkah dia setia ?
36
Bertahan dalam Badai
37
Kabar yang kabur
38
Bertemu kembali
39
Musuh tapi rindu
40
Kerja sama
41
Orang ketiga
42
Mencari Jalan kembali
43
Mencari Jalan kembali (2)
44
Mencari jalan Kembali (3)
45
Kedatangan Jerry
46
Rencana Aleta
47
Makin cemburu
48
Keluarga kecil
49
Yang harus di pilih
50
Rumah Sederhana
51
Tak perlu pura pura
52
Semakin cinta
53
Permintaan mantan suami Aleta
54
Menghilangnya Jerry
55
Hati kembali di uji
56
Fitnah Nadin
57
Belajar melupakan
58
Tidak ingin tahu tapi harus tahu
59
Kamu selalu ada dalam pikiranku
60
Fakta yang tersembunyi
61
Berjuang kembali
62
Dia dan pesonanya
63
Jangan tinggalkan aku
64
Yakin bisa move on ?
65
Calon Pengganti

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!