Danisha berhasil menyelesaikan tugasnya sampai tengah malam. Ia sampai terkantuk kantuk untuk bisa bertahan pada penyelesaian makalah.
Danisha tertidur hingga bangun kesiangan untung ia ada kelas setelah jam makan siang. Jadi tak perlu buru buru ke kampus. Dari rumah mungilnya di sudut kompleks, ia melangkah gontai menuju fotokopi.
Danisha terkejut ketika melihat Reyhan juga berdiri disampingnya beberapa saat setelah ia sampai di kedai foto kopi.
" Siang pak " sapa Danisha formal. beberapa mahasiswi melirik Reyhan tersenyum malu malu. maklum dosen muda itu membuat mereka tersepona karena ketampanannya. tinggal di pasang kaca mata hitam saja, biar terlihat silauuu..
" Siang " jawabnya pendek.
" Mau dibawakan ke atas mobil pak " tawar pegawai kedai foto kopi melihat tumpukan foto kopian, sebuah buku yang dijilid tebal.
" Tidak usah, ada mahasiswi saya yang akan membawakan, ya kan Danisha.." Reyhan menunjuk Danisha. Danisha juga menunjuk hidungnya dengan mulut ternganga.
" Kopiannya biar saya yang bayar " ucap Reyhan sambil melenggang menuju mobilnya.
Danisha menghela nafas, anjritt, ni dosen tidak ber pri ke laki lakian. Gerutu Danisha lengan kekar ngapa dianggurin pak.
" O..ya pak, sekalian sama bon saya minggu kemaren sama minggu minggu sebelumnya totalnya satu juta " teriak Danisha sengaja biar Reyhan dengar dan tidak jadi menyuruhnya membawa setumpuk kopian itu
Reyhan tertegun sejenak di pintu mobil, Danisha tersenyum karena pasti Reyhan akan menyuruh pegawai foto kopi untuk membawa kopiannya.
" Nggak masalah, nanti uangnya saya transfer ya Jo " ujar Reyhan santai, Danisha..gubrak.
" ni mbak " pegawai foto kopi meletakkan tumpukan kopian diantara dua Lengan Danish a. gadis itu merengutkan bibir. Reyhan membukakan pintu belakang mobil dan membiarkan Danisha meletakkan kopiannya di jok belakang.
" kalau mau bantu itu yang ikhlas, jangan cemberut. cepat berkerut kamu muka dilipet begitu "
" he..he.." Danisha menunjukkan cengiran terpaksa.
" udah kan pak, terima kasihnya saya terima " ujar Danisha sambil menutup pintu mobil. Ketika Danisha beranjak kedepan pintu mobil depan menghalanginya. Reyhan seperti sengaja membuka pintu.
" Masuk ! " titahnya sambil menajamkan pandangan. Danisha merasa terintimidasi, ia menuruti perintah Reyhan. Kedekatan itu seakan berputar lagi. Reyhan akan menjadi komando dalam hidup Danisha, seorang anak piatu yang menjadi anak asuh keluarga Reyhan.
" Gimana kabar kamu ? " tanya Reyhan setelah beberapa lama mereka terdiam.
" baik " jawab Danisha pendek.
" Bapak ? "
" Sudah ga sekuat dulu, sekarang jualan depan rumah saja " Danisha menjawab tanpa melihat Reyhan. ada gugup yang menjejal hatinya, dulu ia selalu menghindari pertemuan dengan Reyhan dengan berbagai alasan. Meski hatinya tak menginginkan itu tapi ada satu realita yang tak bisa ia pungkiri. Ia hanya anak seorang penjual mainan keliling dan Reyhan berasal dari keluarga berada.
" Eh..kita mau kemana pak ? " tanya Denisha melihat arah jalan Reyhan bukan menuju kampus.
" Makan siang "
" Tapi pak, mahasiswa bapak akan mengira kita ada apa apa kalau ketauan kita makan siang berdua " protes Danisha dengan memegang lengan Reyhan. Reyhan melihat ke arah tangan Danisha yang berada di lengannya.
" Maaf pak " ucap Danisha dengan rasa bersalah.
" Ca..., saya ingin tahu kenapa kamu menghindari saya, apa salah saya Ca ? "
Danisha melipat bibirnya, tiga tahun yang lalu Danisha memang di jodohkan dengan Reyhan, anak yatim piatu dari seorang keluarga berada. Waktu Reyhan berumur dua belas tahun, kedua orangtuanya meninggal karena kecelakaan. Ia di asuh oleh neneknya.
Nenek Reyhan menjodohkan mereka berdua karena ibu Denisha masih tergolong kerabat ayah Denisha. Tapi sebanyak dukungan yang mereka dapat, sebanyak itu pula tantangan yang Danisha hadapi.
Mereka sudah menjalankan hubungan lebih sebatas teman itu sejak Danisha naik ke kelas tiga dan Reyhan berada di tingkat akhir. Saat Reyhan melanjutkan kuliah S2, Denisha mengatakan mereka harus putus tanpa pernah ada pertengkaran sebelumnya.
Itu yang Reyhan ingin tahu kenapa Danisha menghindarinya.
" Bapak ga salah apa apa, cuman..."
" Mau bilang kalau saya terlalu baik untuk kamu dan kamu ga pantes buat saya " Danisha tercekat, persis itu yang mau dijawabnya.
" Ah..bapak nyontek jawaban saya " dengus Danisha.
" Ah..sudahlah pak, lupakan saja. yang jelas bapak baik baik saja dan saya juga baik baik saja. buktinya bapak sukses jadi dosen, ga galau galau amat karna saya putusin. bapak sendiri yang bilang fokus dulu sama studinya jangan pikirkan pacaran atau apalah namanya..kalau jodoh nggak akan kemana " cerocos Danisha, Reyhan hanya bisa memiringkan senyumnya, dari dulu ia pasti kalah debat dengan Danisha.
" Oke..saya setuju, tapi kamu jangan menghindari saya terus " sergah Reyhan sambil membelokkan mobil ke sebuah restoran mewah.
Danisha bersamaan turun dengan Reyhan. Saat mereka berjalan menuju pintu masuk restoran Danisha melihat Kristi, si biang gosip kampus sedang keluar bersama pacar CEOnya.
Kristi punya sedikit masalah dengan Danisha karena Danisha mengadukan tindakan plagiat Kristi pada dosen
Danisha menyembunyikan tubuhnya di belakang Reyhan.
" Pak.., saya mau ke ke kampus dulu ada janji sama anak anak di sekre " Danisha buru buru keluar restoran saat mereka baru beberapa langkah masuk restoran setelah Kristi masuk mobil.
" Caca !" cegah Reyhan tapi langkah Danisha terlalu lebar dan cepat untuk di cegat Reyhan.
Gadis itu sudah naik ojol.
Saat Reyhan memasuki kelas, ia mengamati semua mahasiswanya. ia mulai mengabsen satu persatu mahasiswa dan ketika nama Denisha di sebut, ketua kelas memberikan sebuah surat padanya.
" Danisha izin pak karena dia jadi panitia di acara LDK mahasiswa baru " ujar Wandi sambil menyerahkan surat izin dari fakultas.
" Dimana kegiatannya ? " tanya Reyhan sambil mengamati surat izin yang di serahkan Wandi
" Di hutan lindung pak, tidak jauh dari kampus "
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Kurnia Mentari (Sasha)
Lalu apa sih penyebab mereka putus yah
2023-09-24
0