Mereka sampai di rumah nenek Ranti. Ternyata ada pertemuan keluarga di sana. Acara keluarga itu merupakan kelanjutan dari rencana resepsi pernikahan Reyhan dan Danisha yang sudah di rencanakan saat Danisha masih di rawat di rumah sakit.
Alangkah terkejutnya Danisha karena Wanda, sahabatnya juga ada di situ. Ia melihat Wanda memandangnya dengan tatapan kebencian. sama halnya dengan Danisha, Wanda masih punya hubungan kerabat dengan Reyhan.
Nenek menyampaikan kalau resepsi akan dilaksanakan satu bulan lagi. Saat Reyhan sibuk berbincang dengan anggota keluarga yang lain. Wanda mengajaknya bicara di dapur. Diam diam Reyhan mengikuti dua orang yang pernah bersahabat itu.
" Kenapa kamu mengkhianati saya Ca, bukannya kamu bilang kalian sudah putus tapi kenyataannya kamu malah menyetujui pernikahan itu " ujar Wanda sinis.
" aku memang sudah putus waktu itu, cuma..."
" Kamu memang egois Ca ! " hardik Wanda, yang membuat Danisha tertunduk.
" Secepatnya kamu minta cerai dari dia dan bilang kamu nggak mencintai dia " tegas Wanda. Danisha menganggukkan kepala dan berusaha menahan tangisnya. Reyhan yang melihat pemandangan itu merasa ingin marah. marah pada Wanda dan tentu saja pada Danisha, begitu mudahnya Danisha mau melepaskannya. Begitu lemahkah perasaan Dsnisha, sementara ia tetap menjaga rasa itu meski selama mereka bukan pasangan kekasih lagi.
Sepulang dari rumah nenek keduanya lebih banyak diam. Reyhan menyuruh Danisha langsung tidur dan ia mengerjakan tugasnya sendiri.
Tapi Danisha tak bisa tidur karena teringat pada percakapannya dengan Wanda saat berada di rumah nenek Ranti. ia begitu kesal dengan dirinya sendiri karena tak bisa melawan permintaan Wanda yang sangat bertentangan dengan hatinya.
Ia tidak bisa menghilangkan perasaannya pada Reyhan tapi balas budi atas semua kebaikan Wanda dan ibunya pada keluarganya membuat ia hanya bisa mengiyakan saja permintaan mereka.
Keesokannya...
Danisha terlambat bangun. Tadi malam ia baru terlelap jam 3 pagi. Danisha keluar kamar dan mendapati suasana sepi. Kemana Reyhan ? apa dia sudah pergi ke kampus. kenapa ia tak di bangunkan ? Danisha tak punya waktu untuk berpikir lagi. ia segera mandi dan berkemas karena pagi ini ia ada kelas dengan Reyhan.
Dosen muda itu terkenal disiplin dan galak. pelit nilai, tidak menerima alasan alasan sampah bila mahasiswa terlambat masuk atau terlambat memberikan tugas.
Aneh, katanya mau menolong dirinya memperbaiki nilai tapi kenapa untuk membangunkan saja ia tak mau. Danisha merengut saat melihat jam. ia masih punya waktu setengah jam lagi untuk ke kampus. Danisha akhirnya pergi naik taksi online.
Danisha berlari lari menuju kelas dimana Reyhan akan mengajar. Beberapa detik lagi Reyhan akan menutup pintu.
" Pak..maaf saya terlambat " ucap Danisha terengah engah, Reyhan memindainya lalu membukakan pintu.
Danisha melihat Nadin yang sudah menyediakan tempat duduk untuknya.
" Ca sini ! panggil Nadin " Danisha mendekati Nadin.
Reyhan memulai kelas. Danisha sebenarnya tak bisa konsentrasi karna masih teringat ucapan Wanda. hatinya berontak untuk melanjutkan perasaannya. utang budi tak harus juga ia bayar dengan mengorbankan perasaan.
" Ca.., lu udah denger gosip terbaru tentang pak Reyhan " Danisha yang tadi termenung menoleh pada Nadin.
" Hmm..." jawab Danisha dengan menggumam.
" Doi lagi pdkt sama dosen ekonomi, bu Dea. tu kemeja yang dia pakai hadiah dari bu Dea "
Danisha mengernyitkan kening, ia memindai kemeja yang dikenakan Reyhan. betul, itu kemeja yang ia lihat di paperbag. seperti ada yang menyentil hatinya. Meski mereka sudah putus sebagai kekasih tapi Reyhan sudah sah menjadi suaminya, ia tersenyum kecut.
" Danisha ! maju ke depan, jelaskan apa yang tadi saya jelaskan, saya lihat dari tadi kerjaan kami ngobrol saja. apa seperti itu sikapmu menghargai dosen yang sedang mengajar "
" Hah ? " Danisha terperangah. dari tadi ia tak bicara apa apa. sayangnya saat Reyhan menjelaskan materi, pikirannya nggak fokus.
" Bukan saya yang ngomong pak " sanggah Danisha.
" Iya pak, saya yang ngomong " Nadin ikutan bicara.
" Jangan membantah, saya lihat sendiri kamu ajak Nadin bicara "
Semua mata menyorot mata Danisha. gadis itu tertunduk dan berjalan ke depan kelas. Ia memandang Reyhan dengan sudut mata. sudah tidak dibangunkan, sekarang malah dihukum.
Danisha melihat judul materi yang ditulis Reyhan, untung semalam ia membaca ringkasan materi yang ditulis Reyhan. Danisha mulai menjelaskan tanpa kegugupan. Reyhan tertegun dengan semua penjelasan Danisha. Dari semalam ia belum bisa meredam rasa kesalnya pada istrinya itu.
tadi pagi ia mengurungkan niatnya untuk membangunkan Danisha dan memilih pergi lebih awal ke kampus. ia pun tak sempat membuatkan sarapan.
" Silahkan duduk " titah Reyhan setelah Danisha selesai bicara. ia tak mau memandang sedikitpun.
Dsnisha merasa kesal sendiri karna tatapanya tak di balas. Ketika kuliah usai Reyhan tak membalas sapaan Danisha. kenapa sih tu orang ? tanya Danisha dalam hati.
" Sori Ca, lu kena hukum gara gara gue " .ujar Nadin saat mereka berada di kafe.
" Sudahlah jangan di bahas "
Danisha membulatkan matanya ketika melihat Reyhan membukakan kursi untuk Dea.
" benarkan Ca, pak Reyhan itu lagi deket sama bu Dea, dosen paling cantik itu "
" trus masalahnya apa sama gue ?, terserah dia mau deket sama siapa " sembur Danisha, Nadin kaget dengan nada sarkastik sohibnya.
" Ca..lu lagi dapet ? kok marah marah gitu " Nadin memandang wajah Danisha yang memerah, gadis itu sibuk memeriksa hp, tak ada satupun pesan dari Reyhan masuk ke hpnya. menjelaskan apa yang terjadi, perasaan semalam pulang dari rumah nenek semua baik baik saja.
" Hei boleh gue gabung ? " Danisha dan Nadin menoleh ke arah suara yang menegur mereka.
" Eh..Rio..silahkan " jawab Nadin sambil membukakan kursi.
" Bentar ya gue toilet dulu, kayanya gue ga balik kesini deh " ujar Nadin sambil mengedipkan matanya pada Danisha.
" Selamat bersenang senang " Nadin melambaikan tangan. Nadin seperti sengaja lewat disamping Reyhan, entah apa yang mereka bicarakan, Danisha melihat tangan Nadin menunjuk ke arahnya dan Rio. kembali Danisha melihat tatapan tak simpatik Reyhan mengarah padanya.
" Meski kamu nolak aku, bukan berarti kita berhenti berteman kan Ca " ucap Rio setelah mereka merasa lepas dari rasa canggung.
" Ya...tapi maaf kalau interaksi kita jadi terbatas Yo.."
Danisha mendengar notifikasi pesan masuk di hpnya.
[ saya tunggu kamu di ruangan saya habis makan siang ini ]
Danisha melihat ke arah Reyhan yang sedang melihat hpnya. Ia mengeram kesal, ada apa sih sama laki laki itu. bawaannya PMS terus dari tadi.
Selesai makan siang, Danisha menemui Reyhan di ruangannya. Baru masuk ia langsung kena tegur.
" Kamu kenapa masih sering komunikasi sama Rio, kamu bilang dia sudah kamu tolak "
" Tapi bukan berarti kami tak boleh berteman kan pak sama halnya saya tak melarang bapak berteman dengan bu Dea " tanggal Danisha yang membuat Reyhan terdiam.
Reyhan menggaruk tengkuknya yang tidak gatal.
" Rey.., ada yang kelupaan, aku siapkan dasi ini untuk kamu. cocok sama kemeja yang kamu pakai " ujar seseorang yang nyelonong masuk kedalam ruangan dan langsung menguasai tubuh Reyhan. dengan gerakan gemulai jemari lentik itu memasangkan dasi di leher Reyhan. Danisha terpana dengan pemandangan itu lalu berdiri dari sofa dan melangkah keluar.
" Permisi pak, saya ada janji dengan Rio ke perpus " ucap Danisha dengan suara berat.
"
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 65 Episodes
Comments
Alanna Th
lhooo, pakdos kq githu; sendirinya tebar pesona, gk nolak dprhatikn wnt lain, kq ica hrs terus mmbatsi prgaulan? curang, posesif n egois
2023-12-07
3