Dokter Rendy menghela nafas sekali lagi, terus menatap pasien yang ada di depannya.Tetapi, darah di dalam tabung terus meningkat kini hampir di angka 900 cc.
"Apa yang akan dia lakukan?"Dokter Amel bertanya ketika melihat isi darah dalam tabungan semakin meningkat. Beberapa perawat dan dokter yang lain kini menatap Dokter Rendy yang semakin panik dan gugup.
"Dokter Rendy,"panggil Dokter Rain. Tetapi, yang terlihat hanya wajah gugup Dokter Rendy serta keringat yang membasahi wajahnya.
"Apa operasi ini gagal?" Dokter Amel kembali bertanya, Dokter Ozman menoleh kearah mereka semua yang sejak tadi sibuk menatap tabung darah.
"Apa operasi ini gagal?"ulang Dokter Rain.
Waktu anestesi pasien sekitar 1 jam 40 menit, sedangkan saat ini waktu menunjukkan waktu 1 jam 30 menit. Hanya tersisa 10 menit lagi untuk masa operasi pasien.
"Pembuluh interkosta. Kita akan membelek dadanya, mari kita lihat dari sana," Dokter Ozman memberi saran, tetapi Dokter Rendy menatap Dokter Ozman tak percaya.
Pembuluh Interkostal adalah ruangan yang berada di antara dua tulang rusuk. Ruang interkosta terdiri atas otot interkosta yang merupakan otot pernapasan, saraf, arteri, vena, dan fasia. Ruangan ini dibatasi oleh tulang rusuk di atas dan di bawah, fasia toraks di bagian superfisial, fasia endotoraks dan pleura di bagian dalam.
"Tetapi, tidak ada indikasi? Bagaimana bisa?"Dokter Rendy menatap Dokter Ozman tak percaya.
"Aspirin,"ucap Dokter Amel.
"Darah tidak akan menggumpal. Kita harus menyimpan tiap tetes sebisa kita. Dokter Rain, tanda vitalnya?" Dokter Ozman bertanya kepada Dokter Rain, pria ini langsung menatap layar monitor.
"Transfusinya mengikuti stabil di angka 80."
"Kita harus memposisikan pasien di semidekubitus kanan,"ucap Dokter Ozman.
"Baiklah,"jawab Dokter Rain, yang membantu Dokter Ozman.
Dekubitus merupakan cedera atau luka terbuka pada kulit yang disebabkan adanya tekanan berkepanjangan dalam jangka waktu panjang di area tertentu.
"Apa semua orang akan melanjutkan operasi gila ini?" Dokter Amel bertanya, Dokter Rain menghela nafasnya lalu menatap Dokter Rendy.
"Kalau bukan Dokter Rendy yang melakukan operasi tanpa pindai CT, semua ini takkan terjadi,"ujar Dokter Rain, yang terlihat semakin panik. Bahkan, pria ini sedang berusaha mengontrol diri agar tidak panik berada di antara hidup dan mati pasien.
"Dokter Rain, apa kamu baik-baik saja?"Dokter Amel bertanya ketika melihat rekan kerjanya yang terlihat dibasahi dengan keringat di wajahnya.
Dokter Rain, tak menjawab Dokter Ozman mengambil alih Dokter Rain. Lalu, segera mencabut selang untuk melakukan tindak bedah di bagian hati pasien.
"Pisau bedah,"
"Retraktor,"
"Alat pengisap,"
"Alat pengisap!"teriak Dokter Rendy, ketika Dokter Rain tak memberikan apa yang diminta pria ini.
Retraktor adalah alat bedah yang digunakan untuk memisahkan tepi sayatan atau luka bedah atau untuk menahan organ dan jaringan tertentu sehingga bagian tubuh di bawahnya dapat diakses selama operasi bedah.
"Aku menemukannya,"ucap Dokter Ozman, telah menemukan penyebab pendarahan yang cukup parah.
"Tidak mungkin,"ucap Dokter Rendy yang masih belum percaya jika operasinya akan dibantu oleh Dokter Ozman.
"Itu benar, pendarahan pembuluh darah Interkostal,"ucap Dokter Ozman.
"Heeh! Dasar gila, dia akan membunuh pasien, nanti kita yang akan disalahkan,"ujar Dokter Rendy, sembari mencibir Dokter Ozman.
"Klip!"
Semua dokter dan perawat nampak sedang berusaha untuk menyelamatkan pasien sebisa mereka. Bahkan, Dokter Ozman telah menemukan titik penyebab pendarahan pada pasien.
Dokter Ozman segera menjahit kembali sayatan yang tadi, bahkan Dokter Amel turut membantu pria ini, ketika Dokter Rendy tak ingin membantu Dokter Ozman lagi, padahal titik kesalahan operasi kali ini disebabkan oleh Dokter Rendy sendiri.
"Akhirnya, semuanya selesai."Dokter Ozman mengangkat tangannya ke atas sembari tersenyum kearah semua dokter dan perawat yang ada di dalam ruangan tersebut.
"Selesaikan pekerjaan yang tersisa, operasi ini telah berhasil,"ucap Dokter Ozman. Barulah terlihat gurat kebahagian di wajah Dokter Rain yang sejak tadi panik takut terjadi sesuatu pada pasien dan pasien akan meninggal.
"Kita telah berhasil, Dok." Dokter Amel, memegang bahu Dokter Ozman, sembari memberi selamat atas keberhasilan operasi pertama Dokter Ozman. Hal itu membuat Dokter Rendy tak senang.
"Itu hanya kebetulan,"gumam Dokter Rendy, semua orang menatap Dokter Rendy sekilas lalu fokus kembali pada pasien.
Beberapa perawat mendorong hospital bed milik pasien, lalu mendorongnya ke ruangan recovery yaitu ruangan pemulihan pasien.
Tiba di dalam ruangan tersebut, Dokter Ozman datang untuk memeriksa pasien, serta menitip pasien pada Perawat Nita.
"Tanda-tanda vitalnya tidak menurun lagi. Awasi dia baik-baik, jika tanda-tanda vitalnya tidak stabil meski sedikit, atau ada gejala biasa segera lapor pada saya,"tukas Dokter Ozman.
"Baik, Dok."
Pertama kali dalam sejarah pembedahan pasien, mereka melakukan dua pembedahan dalam satu ruangan operasi dan itu berhasil berkat bantuan Dokter Ozman.
Dokter Ozman keluar dari ruangan recovery dan bertemu dengan Dokter Rendy.
"Jangan pernah melakukan operasi vessel Interkostal kepada pasien tanpa melakukan pindai CT terlebih dulu. Itu akan mem-membuat pasien dalam ba-bahaya, saya tahu kali ini hanya kesalahan, tetapi itu bukan berarti kesalahan kecil. Kita harus memperbaikinya ke depan agar hal itu tak terjadi lagi, keberhasil operasi ini sangat tipis dengan waktu yang cukup menipis hanya 10 menit. Untung saja, kita semua menemukan titik penyebab pendarahan tepat waktu, jika tidak...."Dokter Ozman tak melanjutkan lagi ucapannya, ketika Dokter Amel menghampiri mereka.
"Jangan bangga, kali ini kamu hanya beruntung. Di sini saya dokter senior tak seharusnya kamu berbicara begitu. Lagian tidak ada yang bisa kamu lakukan dengan kondisi cacat seperti itu,"ucap Dokter Rendy dengan sinis.
"Apa yang dikatakan Dokter Oz ada benarnya, apapun yang terjadi hari ini berkat Dokter Oz operasi kita berhasil, Anda tidak seharusnya menghina kondisinya karena Anda yang lahir normal saja hampir saja membuat operasi itu gagal,"timpal Dokter Amel, terlihat Dokter Rendy yang tak senang. Tetapi, sebaliknya Dokter Ozman terlihat cukup senang karena perhatian dan pembelaan Dokter Amel.
"Apa kamu menyukai panggilan baru yang saya berikan?"tanya Dokter Amel sembari menggoda pria dengan kondisi spektrum autisme itu. Dokter Ozman terlihat begitu polos hanya diam dan menundukkan kepalanya membungkuk sedikit bahunya.
"Jangan terus menatap ke bawah, kamu tak akan pernah melihat aku yang berdiri di depanmu. Berdirilah dengan tegak, kamu harus berani dan tetap harus berusaha untuk melakukan yang terbaik untuk rumah sakit ini, selamat bergabung dengan tim bedah rumah sakit ini, Dokter Oz."Dokter Amel tersenyum cantik sembari mengulurkan tangannya kearah Dokter Oz. Dokter Rendy mengenakan tangannya karena merasa tersaingi dengan kehadiran Dokter Ozman di rumah sakit tersebut.
Dokter Amel membawa Dokter Ozman untuk bertemu dengan dokter dan perawat yang lain, karena hanya Dokter Amel yah terlihat peduli kepada pria dengan kondisi spektrum autisme itu yang mengindap Syndrome Savant.
Pada malam hari, Dokter Ozman sedang bersiap-siap untuk berpisah dengan para dokter magang lainnya. Dokter Ozman harusnya menjadi dokter magang di rumah sakit Bunda Kasih. Tetapi, berkat dia membantu Joan melewati masa kritisnya membuat Dr.Salim memberikan kontrak kerja untuk Ozman di rumah sakit Bunda Kasih sebagai dokter junior bukan sebagai dokter magang seperti yang lain. Bahkan, pria ini diberikan fasilitas berupa satu kamar apartemen sehingga Dokter Ozman tak perlu jauh-jauh untuk datang ke rumah sakit Bunda Kasih, dia akan segera tiba tepat waktu dengan tinggal di apartemen Bunda Kasih yang tak jauh dari rumah sakit milik Dr.Salim.
Dokter Ozman melewati koridor ruang inap untuk anak-anak. Tanpa sengaja Dokter Ozman melihat Dokter Amel yang sedang mengintip seorang pasien anak yang tengah tertidur, pria ini mendekat sembari ingin menyapanya.
"Aoh, Dokter Oz!"Dokter Amel nampak terkejut melihat Dokter Ozman yang tiba-tiba berdiri di sampingnya tanpa bersuara.
"Se-sedang apa Dokter Amel di sini?"tanya Dokter Ozman dengan kepala yang melihat ke kiri ke kanan, lalu menundukkan wajahnya dari pandangan Dokter Amel.
"Saya sedang melihat Melati, dia adalah pasien anak dengan yang pengidap kanker otak kompleks. Saya sudah lama merawatnya tetapi, dia belum terlihat membaik, bahkan Dokter Han dan Dokter Rendy berkali-kali menunda jadwal operasi untuknya."Ungkap Dokter Amel, dengan netra yang berkaca-kaca . Lalu, Dokter Amel melihat ke arah Dokter Ozman.
"Ap-apa orang tuanya tak mendesak rumah sakit untuk melakukan operasi segera?"
"Tidak, mereka tak memiliki kekuatan untuk itu,"keduanya melihat ke arah pasien anak tersebut.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 44 Episodes
Comments
Husnul El Yazat
kak aisyah kapan melanjutkan , uda g sabar ni
2023-09-30
2
mudahlia
kak Aisyah bisa gk nenangin jantung ku dulu kenapa mlah bikin aq tegang
2023-09-30
0
mudahlia
sumpah gk kuat aq yg deg d8
2023-09-30
0