Part 2

Semua staf terdiam mendengar dua wanita yang memiliki jabatan tertinggi di rumah sakit itu berbicara mengenai pekerjaan mereka.

"Kami sudah sepakat akan mengurangi dan memberhentikan beberapa dokter di bidang lain, dengan mencari dokter baru, kami memerlukan dokter bedah. Saya dengar, hari ini beberapa anak magang datang untuk interview? Apa mereka sudah di wawancarai?"tanya Nelli.

"Sudah, tetapi tidak ada anak magang di bagian bedah, rata-rata semuanya di bagian anak dan bagian kandungan."Tukas Dokter Rendy, selaku dokter bedah satu-satunya di rumah sakit tersebut, dengan bayaran yang paling mahal dari dokter lain. Pria ini memiliki peran penting di rumah sakit Bunda Kasih.

"Berikan surat magang mereka kepada saya, biarkan saya memeriksanya sebentar,"ujar Nyonya Selly, Amelia berdiri dan memberikan map dengan data pribadi dokter magang. Di dalam map itu masih ada data pribadi milik Dokter Ozman yang belum mereka sisihkan.

Selly, membuka satu persatu map dan melihat beberapa dokter magang, semuanya adalah dokter anak dan dokter THT. Memang tak ada dokter bedah, Selly mengerutkan keningnya di saat map tersebut akan tertutup.

Selly, membuka kembali dan melihat formulir milik Dokter Ozman, yang masih tertinggal di sana, tetapi belum ada isi interview dari dokter magang tersebut.

"Dokter Ozman, dokter magang?" Selly menatap ke arah Amelia, lalu wanita ini melihat ke arah dokter Ayu dan juga Rain. Karena mereka yang bertanggung atas dokter magang pagi ini.

"Kenapa masih ada dokter magang belum di interview, dan di sini tertulis jika dia dokter bedah? Kenapa kalian bisa melewatinya?" Selly bertanya dengan nada yang sedikit marah, tetapi Rain langsung menanggapinya dengan tenang.

"Nyonya Selly, silakan Anda baca formulirnya sampai selesai, apakah kita harus menerima dokter magang dengan kondisi spektrum Autisme? Apa tidak mempengaruhi kinerja kita nanti? Jangan hanya karena satu orang tapi menyebabkan kita semua dalam masalah,"imbuh Rain, Nelli tersenyum miring mendengar pernyataan Rain.

"Benar, kita tidak bisa ambil resiko,"

"Kenapa tidak?" tanya Nelli kepada Selly, wanita ini mengerutkan keningnya.

"Seseorang yang mengindap penyakit autisme tidak bisa merawat pasien, karena dia sendiri adalah pasien. Apa kamu ingin rumah sakit ini menjadi bincangan hangat di sosial media? Yang menjadikan pasien sebagai dokter?" Selly, menutup map itu kembali dan ingin membubarkan rapat. Tetapi, Nelli kembali memberi pendapat dan sarannya pada rapat siang itu.

"Dia mengidap penyakit Syndrome Savant, sedangkan di sini tertulis kalau dia lulusan terbaik di sekolah kedokteran, ternama di kota kita?"Nelli memegang formulir milik Ozman, yang diambil di tangan Selly.

"Tidak mungkin sebuah universitas terkenal bisa meluluskan mahasiswanya dalam jangka waktu 6 tahun, mereka sudah pasti tidak akan mau mengambil resiko. Aku yakin, dia adalah orang yang memiliki keistimewaan yang mungkin tidak banyak orang tahu. Dia magang di sini hanya untuk mendapatkan surat izin praktik saja, apa salah jika kita memberi dia kesempatan?"Lanjut Nelli, semua orang terdiam sembari menatap satu sama lain. Keputusan ada pada Selly, tetapi juga membutuhkan dukungan staf yang lain.

Ruangan rapat yang begitu luas, mendadak pengap dan AC yang sejak dari tadi hidup mendadak terasa mati. Suasana cukup menegangkan. Pilihan yang sulit, nama baik rumah sakit akan di pertaruhan di sampai mereka menerima dokter dalam kondisi spektrum autisme magang di rumah sakit tersebut.

"Apa orang dengan kondisi autisme bisa di sembuhkan?"tanya Rain, semua mata kini menatap pria itu, karena dia juga termasuk dokter senior, tetapi Rain hanya dokter umum.

"Saya tidak bisa mengatakan itu bisa di sembuhkan, karena menurut biodata yang saya baca di sini, penyakit itu sudah di derita olehnya semenjak usia 8 tahun, apa itu bisa di sembuhkan?"kini Nelli, berbalik bertanya kepada Rain, pria ini terdiam.

"Nyonya Nelli, saya tidak bisa mengambil tindakan yang merugikan rumah sakit, karena jika kita merekrutnya untuk magang di rumah sakit ini, saya yakin banyak keluarga pasien yang mengeluh."Pungkas Selly, yang berulang kali hanya bisa menghela nafasnya.

"Dokter Han, apa pendapat Anda?"

Dokter Han adalah dokter anak, tentu ini juga harus bertanya kepadanya karena jika dokter bedah itu magang di rumah sakit, mungkin Dokter Han akan sering bertemu dengannya. Beberapa hari ini pasien anak banyak yang menjalani operasi karena kelainan yang mereka alami.

"Saya juga tidak bisa mengambil resiko jika dokter bedah magang di sini, saya takut dia akan membuat pasien anak yang saya tangani dalam masalah,"tukas Pria ini. Amelia ingin memberi pendapat, tetapi Rendy melarangnya.

"Rapat di tutup. Kita akan membahas ini lain waktu, Rendy tetap buka lowongan bagi dokter bedah yang ingin berkerja di sini dan bergabung dengan kita, tetapi cari yang normal,"cibir Selly, sembari menatap Nelli. Rendy hanya tersenyum mendengar itu.

Ozman, berjalan dengan terburu-buru agar bisa segera sampai halte bus.Ozman, berencana untuk kembali ke rumah setelah hari ini dia gagal untuk magang di rumah sakit Bunda Kasih.

"Menunggu bus di halte, sekitar 10 menit, atau 15 menit. Membayar ongkos 20 ribu, akan tiba di rumah sekitar 20 menit."Gumam Ozman, sembari menelusuri jalan aspal yang begitu panas, Ozman menutup kepala dengan kedua tangannya. Begitulah setiap harinya Ozman melewati hari-harinya.

Ozman setiap hari hanya bisa mengandalkan dirinya sendiri. Dia setiap hari melakukan hal yang sama hampir setiap hari. Sehingga berapa jam tiba di rumah dan berapa ongkos bus yang harus dia bayar, pria ini telah mengingatnya dengan benar.

Langkah kaki Ozman terhenti di sebuah taman mini dekat halte bus. Pria ini berhenti ketika melihat kupu-kupu yang indah hinggap di taman mawar tersebut. Dia tersenyum dan bahkan berusaha untuk meraih kupu-kupu tersebut yang berterbangan. Meskipun usianya sudah 26 tahun, tetapi Ozman masih bertingkah layaknya anak berusia 10 tahun. Hal itu, di sebabkan oleh spektrum autisme yang dia alami.

Gelak tawa Ozman membuat beberapa mata memandangnya aneh, orang dewasa yang bertingkah seperti anak-anak tentu saja menarik banyak perhatian orang di sekitar tempat itu.

"Dasar pria aneh,"cibir pengendara motor yang lalu lalang di jalan tersebut.

Ozman, sedang bermain dengan kupu-kupu hingga dia melewati bus pertama yang baru saja meninggalkannya. Ozman harus menunggu bus berikut jika pria ini ingin pulang ke rumah.

Jalanan siang itu di penuhi dengan berbagai macam kendaran di jalan yang lalu lalang, sehingga sebagian jalan terlihat begitu macet.

Brak!

Seseorang baru saja mengalami kecelakaan dan tak jauh dari tempat berdirinya Ozman. Sehingga membuat indra pendengaran Ozman menangkap suara itu dengan sangat jelas. Pria ini berbalik, betapa terkejut dia ketika melihat sebuah mobil yang menabrak pembatas jalan, hingga mengalami kecelakaan yang cukup serius. Hal itu, membuat Ozman terdiam menyaksikan kejadian itu, tetapi seluruh tubuhnya bergetar hebat, kejadian 20 tahun lalu kembali terlintas di kepala Ozman.

"A-aku...." Ozman duduk dengan kedua tangan menutup telinganya. Memori yang sejak lama telah terekam diingatan Ozman kini kembali berputar, seakan ingatan itu ingin Ozman mengingat kembali bagaimana kejadian 20 tahun yang lalu telah mengubah dunia Ozman.

"Tolong! Anakku!"teriak seorang wanita muda yang sedang memangku anaknya. Ternyata itu bukan kecelakaan tunggal, tetapi mobil itu baru saja menabrak anak kecil dan tubuh anak itu terpental jauh ke dalam restoran membuat dinding kaca restoran tersebut pecah sehingga beberapa serpihan beling menancap di perut dan juga di wajah anak tersebut.

"Tolong! Tolong! Anakku!" teriakan suara wanita itu semakin keras di saat melihat serpihan kaca yang menancap di perut sang anak. Tangisannya yang histeris membangun Ozman dari ketidaksadarannya. Pria ini segera berdiri dan pergi dengan jalan tergopoh-gopoh menuju restoran tersebut.

Beberapa orang yang berdiri di sana hanya bisa melihat tanpa berani membantu, bahkan di sana juga ada seorang dokter yang hanya melihat saja.

"Tolong! Bantu anak saya,"ucap Wanita itu yang masih menangis sembari masih memangku tubuh anaknya yang sudah tak sadarkan diri sejak tadi.

Dokter itu, akhirnya memberanikan diri untuk membantu anak itu, tetapi terlihat dia sangat ragu-ragu untuk menyentuh anak tersebut dalam keadaan terluka cukup parah.

Dokter itu membuka kancing kemeja yang dikenakan anak tersebut, lalu melihat bukan hanya di bagian perut saja yang terluka, ternyata bagian leher juga.

Terpopuler

Comments

Diah Elmawati

Diah Elmawati

Kasihannya nasib Ozman semoga dengan dia dapat menolong anak wanita didalam restoran tersebut dapat membawa nasib baik padanya

2023-12-24

1

muhammad ibnuarfan

muhammad ibnuarfan

Thor...ceritay kok gini amat...gak baca penasaran...baca kok bikin hati emak nyesek...pengen nangis rasay...dunia emang kejam ...mungkin bukan cuma cerita othor aja...dunia nyata juga banyak...😭😭😭

2023-12-15

4

mudahlia

mudahlia

sombong sekali

2023-09-22

1

lihat semua

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!