Sebuah Takdir ?

William baru saja tiba di aparteman. Dia baru pulang dari kantor.

William menyalakan mesin expresso nya, dan membuat secangkir kopi expresso.

William membuka jasnya, dan melonggarkan ikatan dasinya. Ia meraih cangkir kopinya, dan menyeruput sedikit isinya.

"Woah,.. Too hot." William meletakkan kembali cangkirnya. Kopi expressonya masih terlalu panas.

Ia meraih remote tv, dan menyalakan TV nya. Sebuah TV home theater selebar 120 inch.

William baru saja duduk di sofa ketika tiba-tiba ponselnya berdering.

Dia merogoh ponselnya dari saku celananya.

"Hemm,... Julia. Ada apa lagi dia menelponku" Gumam William. Kemudian ia mengangkat telponnya.

"Halo, Julia."

"Hai Will,... I need your help, please,..."

"Aku lelah Julia, aku baru saja pulang dari kantor. Dan sore ini aku ada jadwal main golf. Jadi siang ini aku akan tidur. Jangan menggangguku"

"Came on Will. Aku baru saja di putuskan Dimas, kemudian aku hampir saja malu gara-gara tidak bisa membayar pesanan makananku, lalu sekarang aku mau pulang dan tak memiliki kendaraan"

"Kau bisa menelpon taksi."

" Oh, god ! Aku sudah menelpon taksi, tapi sampai sekarang belum datang."

"Baiklah, kau dimana ?"

"Aku di depan KFC, jalan Sartika"

" Oke. Wait me."

William mematikan ponselnya. Lalu ia menyambar kunci mobilnya yang tergeletak di atas meja.

Ia kembali memacu Porsche nya yang baru saja terparkir di garasi.

***

William menepikan mobilnya. Di lihatnya Julia duduk di kursi taman di tepi trotoar.

William mengira hanya Julia yang dia jemput. Ternyata William salah, seseorang bersama Julia.

Seorang gadis berpenampilan sederhana, memakai kerudung, sangat anggun.

Selama di dalam mobil, beberapa kali William melirik gadis itu melalui kaca spion tengah.

William merasa familiar dengan wajah gadis itu. Ia merasa mengenalinya.

"Wajah itu,... Di mana aku pernah melihatnya ? Siapa dia ? Sepertinya aku sangat mengenali wajah itu" Bathin William. Ia berusaha mengingat dengan keras. "Dia begitu cantik, polos, dan,... Entahlah. Tak bisa di jelaskan dengan kata-kata"

"Aku berhenti di sini" Ucap gadis itu.

William kembali melirik gadis itu melalui kaca spion tengah.

Gadis itu menoleh ke sisi jendela mobil, menatap ke arah luar.

"BLAAAR !" Jantung William seakan meletup.

"Ya. Tak salah lagi. Itu memang dia. Ya, DIA !" Bathin William penuh keyakinan.

"Aku akan mengantarmu sampai depan rumah" Ucap William sebelum gadis itu membuka pintu mobil.

Begitu tiba di depan gerbang Asrama Nadira, Gadis itu turun.

William kembali melajukan mobilnya.

"Will,... Bukankah ini sebuah kebetulan ?? Ternyata teman baruku itu menyewa kamar Bibi Nadira, Ha ha ha." Julia tertawa.

"Siapa dia Julia ? Sejak kapan kau mengenalnya ?" Tanya William.

"Apa aku tadi sudah bilang padamu, bahwa aku hampir saja malu gara-gara tak bisa membayar pesanan makanan ??"

"Ya, kau mengatakan itu saat menelponku tadi"

"Dia yang membayarkan pesananku. Padahal aku sama sekali tidak mengenalnya"

"Ooooo,..." William mengangguk-angguk.

"Jadi, jika kau bertanya kapan aku mengenalnya ? Aku mengenalnya baru beberapa jam yang lalu."

Tak lama kemudian, William tiba di depan apartemennya, Ia lalu membelokkan mobilnya.

"Antar aku pulang ke rumah Will. Aku tak mau menginap di apartemenmu, kecuali kau membelikanku piyama baru"

"Wait Julia, aku mau menunjukkan sesuatu padamu" Sahut William.

William masuk ke apartemennya, Ia menuju meja kerjanya, Ia menunduk dan memgambil sesuatu dari dalam laci.

"Apa yang ingin kau tunjukkan padaku ?" Julia menghempaskan tubuhnya di atas sofa. Ia lalu meraih remote di atas meja, dan menyalakan TV.

William berjalan ke arah tv, lalu mencolokkan sebuah flashdisc ke TV.

Ia lalu berjalan ke sofa, dan duduk di sebelah Julia.

"Berikan remote TV nya padaku"

William meraih remote TV dari tangan Julia. Kemudian ia menekan beberapa tombol.

"Klik" Layar TV terganti.

Sebuah potret gadis berkerudung yang tengah duduk sambil menatap keluar sisi jendela kereta, memenuhi layar TV selebar 120 inch itu.

"Lihatlah" William menyuruh Julia menatap layar TV.

"Bukankah itu dia ?"

Julia memperhatikan potret gadis di layar TV itu.

"Ya,... Itu memang dia." Julia mengangguk-anggukkan kepala.

"Namanya Aisyah, dia mahasiswi UIN, berasal dari kota Jogja."

"Ya, tepat sekali. Aku memotretnya saat perjalananku pulang dari Jogja. Enam bulan yang lalu."

"Sepertinya,... Ini memang sebuah takdir. Sekarang aku yakin, takdir itu memang benar-benar ada."

William menyandarkan punggungnya ke sofa. Matanya menatap tak berkedip layar TV di depannya. Seakan-akan ia masih tak mempercayai apa yang di lihatnya.

"Apa kau jatuh cinta padanya Will ?. Jatuh cinta pada Aisyah ?. Kau menyebutnya Angel. Bidadari."

"Maybe,.... Yes. Im fall in love with her."

"Berikan aku nomer ponselnya." Pinta William kepada Julia.

"Nomer ponselnya ? Oh, God. Kami lupa saling bertukar nomer ponsel"

"Tapi bukankah dia menyewa kamar Bibi Nadira ?. Sepertinya itu hal yang mudah, untuk mendapatkan nomer ponselnya. Kau hanya perlu mengantarkanku kesana"

"Tepat sekali." William menjentikkan jarinya mendengar ide Julia.

"Ini sepertinya sesuatu yang sangat special. Akhirnya kakakku jatuh cinta juga pada seorang wanita."

"Ngomong-ngomong soal jatuh cinta. Bukankah kau sedang putus cinta Julia ?. Kau mengatakannya saat tadi menelpon"

"Ya,... Dimas ternyata brengsek. Dia berselingkuh. Aku memaafkannya, tapi dia justru mencampakkanku. Aku tak punya alasan lagi untuk mempertahankan hubungan kami."

"Hmmm,...Sepertinya kau tak akan mendapatkan mobil dariku. Sayang sekali, ulang tahunmu tinggal dua minggu lagi." Ucap William.

"Hey Willam. Aku tak mengganti Dimas. Aku hanya melepas Dimas."

"Sama saja."

"Itu berbeda William. Sama sekali berbeda. Aku berjanji tak akan berpacaran lagi sampai akhir tahun ini. I promise that."

"Hemm,... Akan aku pikirkan."

"Tidak. Kau harus pastikan itu. Atau kau tak akan mendapat informasi apapun tentang Aisyah dariku." Julia tersenyum penuh arti.

"Ha ha ha. Sepertinya sekarang kau yang memegang kendali permainan. Apa ini sebuah ancaman ?."

"Bukan. Ini sebuah kesepakatan." Julia merasa menang, karena bisa membalik keadaan.

"Deal ?" Julia mengepalkan tangan, dan mengangkatnya ke atas dada.

"Deal !" William melakukan hal yang sama.

Kakak beradik itu melakukan tos tinju sebagai tanda kesepakatan.

"Oke, sekarang antar aku pulang ke rumah." Ucap Julia.

"Telpon saja sopirnya Mommy. Suruh dia menjemputmu kesini. Aku mau mandi." William menaiki tangga ke lantai atas, menuju kamarnya.

"William,..! Dasar kau ini !" Julia meraih bantal sofa di dekatnya, lalu melemparkanya ke arah William.

Tapi ternyata, bantal itu hanya mengenai pegangan tangga.

"Ha ha ha." William menertawakan Julia yang terlihat cukup kesal.

"Aku ada jadwal main golf sore ini. Kalau aku mengantarmu pulang, Mommy mungkin akan menahanku di sana." Ucap William sambil terus menaiki anak tangga.

Julia akhirnya mengeluarkan ponselnya, lalu menelpon Mommy nya.

"Hai Mom"

"Julia ?" Terdengar suara Mommy Julia di seberang telpon.

"Bisakah suruh sopir menjemputku ?"

"Ya, tentu saja. Kau dimana ?"

"Aku di apartemen William."

"Kenapa tak meminta Willy mengantarmu pulang ?"

Willy adalah nama kecil William. Tapi sampai sekarang, Mommy tetap memanggil William dengan sebutan Willy.

"William mau pergi main golf. Dia tak bisa mengantarku"

"Baiklah, tunggu disitu. Sopir akan segera menjemputmu"

"Thanks Mommy" Julia mematikan ponselnya, dan mamasukkanya kembali ke dalam tas.

Tak berapa lama, mobil jemputan Julia tiba di depan apartemen William.

"William, aku pulang !" Seru Julia.

William tak menyahut.

"Sepertinya William sedang mandi" Gumam Julia.

Julia meraih tasnya dari atas meja, lalu melangkah keluar.

_____________Bersambung____________

.

.

.

.

.

.

.

.

Terimakasih sudah mampir membaca Novel Ayat Cinta Aisyah.

Ini adalah karya pertama saya,.

Baruu belajar nulis

Beri dukungannya dengan cara

LIKE dan VOTE ya,..

Tinggalkan salam juga di kolom komentar.

 

❤️Rohana Kadirman❤️

Terpopuler

Comments

Wirdah K 🌹

Wirdah K 🌹

Sore Aisyah😊

2020-10-08

0

Puan Harahap

Puan Harahap

Indahnya

2020-10-05

0

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

hadir disini ..salam hangat dari Rahasia hati....

2020-10-03

0

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 68 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!