Toko Bunga

Kehidupan kampus yang menyibukkan terasa begitu cepat berjalan. Setiap hari aku berjibaku dengan jadwal mata kuliah, dan tugas-tugas dari Dosen yang menumpuk.

Tanpa terasa, satu semester terlewati, dan sekarang aku menginjak semester ke-dua di bangku perkuliahanku.

Siang ini, aku ke kampus, tapi ternyata mata kuliahku kosong, karena Dosen mendadak berhalangan untuk datang.

Aku memutuskan untuk pergi saja ke perpustakaan.

"Aishy,.. Mau kemana ??" Rara yang melihatku berdiri dari kursi, bertanya.

"Mau ke perpus. Ikut yuk ?" Aku mengajak Rara.

"Hmmm,... Ayo deh. Kali aja nanti ketemu Presiden Kampusku di perpus"

"Ya ampun Ra,.... Niat mau ke perpus ? apa niat mau nyariin Tirto ?"

Rara tidak menjawab pertanyaanku, justru hanya tertawa cengengesan.

Aku hanya bisa menggeleng-gelengkan kepala melihat tingkah Rara.

Aku memang sudah menepati janjiku kepada Rara, untuk mengenalkannya dengan Tirto.

Rara juga sudah menunjukkan perhatiannya kepada Tirto, tapi sayang sekali, jauh panggang dari api. Tirto sama sekali tidak bergeming, Dia benar-benar cowok cool, dalam artian yang sebenarnya, yaitu dingin. Hi hi hi.

Tapi tetap saja, Rara juga tak bergeming, baginya, tetap Tirto yang menjadi idola di hatinya.

"Ayo deh,.." Aku berjalan mendului Rara.

Ketika melewati taman di samping perpustakaan, ternyata ada Rangga dan teman-temannya.

Rangga memegang sebuah gitar di tangannya.

Begitu melihatku, serta merta Rangga berdiri dan meletakkan gitarnya.

Rangga memetik setangkai bunga dari taman, lalu ia menghampiriku, di depanku. Aku terpaksa menghentikan langkah, karena Rangga menghalangi jalanku.

Rangga lalu berjongkok dengan sebelah lututnya.

"Hai Aisyah,... Wanita terindahku. Terimalah bunga ini"

Rangga mengulurkan tangannya, meyerahkan setangkai bunga itu.

"Kapan kamu bisa berhenti menggangguku ?!"

Aku menatap tajam Rangga, lalu berlalu melewatinya.

"Hei,... Aisyah, aku tak akan pernah berhenti. Karena sikapmu semakin membuatku terpesona" Seru Rangga.

Aku sama sekali tak terpengaruh dengan ucapannya. Aku sudah terbiasa dengan sikap yang Rangga seperti itu.

"Jreeng,...." Terdengar bunyi gitar di petik.

"Mulia indah cantik berseri,.... Kulit putih bersih merah di pipimu,...... Ya Aisyah,.... Putri dari Jogja, Oh sungguh manisnya,....."

Terdengar suara Rangga bernyanyi di iringi petikan gitar.

"Aisyah,.... Rangga so sweeet banget tuh" Rara nyeletuk.

"Gak ngaruh buatku" Sahutku.

"Huuu,..... Kalo aku yang di gituin pasti meleleh deh. Sweet banget tau gak,... Andaikan Tirto yang seperti itu padaku,..."

"Kamu tuh Ra,... Cowok aja terus di pikirin"

Kami sampai di depan pintu perpustakaan, yang memang di biarkan terbuka.

Kami berdua masuk. Di dalam hanya ada beberapa orang. Ada yang sedang duduk membaca, dan sebagian masih ada yang berdiri di depan rak buku.

Aku berjalan menyusuri rak buku, mencari buku yang kira-kira menarik untuk ku baca kali ini.

Tiba-tiba, sebuah buku di barisan rak Ensiklopedia menarik perhatianku.

Seven Miracle in The World.

Aku menariknya dari rak, lalu mencari meja kosong, dan mulai membaca.

Aku mulai membuka nya. Buku Seven Miracle in The World, adalah buku yang mengulas tentang tujuh keajaiban dunia. Aku dulu pernah membaca buku yang serupa, ketika masih di Madrasah Ibtidaiyah. Isinya kurang lebih sama, hanya beda versi. Yang ku baca dulu adalah buku versi anak SD, dengan ilustrasi gambar dan penjelasan singkat.

Sedangkan buku Seven Miracle in The World yang ku pegang saat ini, tentu saja versi lengkapnya. Karena ini ada di perputakaan Mahasiswa, bukan di perpustakaan anak SD. Dan juga, Buku yang ku pegang saat ini, di tulis dalam Bahasa Inggris.

Aku mulai membacanya,...

Keajaiban Dunia yang pertama, adalah Tembok Besar Tiongkok, atau yang di kenal juga dengan nama Tembok Besar China. Tembok Besar Tiongkok merupakan simbol perlindungan, terus menerus. Letaknya berada di Tiongkok, China.

Keajaiban Dunia yang kedua adalah Petra. Petra adalah sebuah situs peninggalan bersejarah yang di ukir di atas permukaan batu yang sengat besar dan luar biasa. Petra merupakan simbol teknik dan perlindungan. Letaknya berada di Jordania. Jika kalian pernah menonton film Indiana Jones, nah lokasi syutingnya adalah di Petra.

Keajaiban Dunia yang ketiga, adalah Christ the Redeemer, yaitu patung Kristus setinggi 98 kaki yang berada di Rio de Janeiro, Brazil. Patung ini merupakan simbol penerimaan, keterbukaan.

Keajaiban Dunia yang keempat, adalah Chichen Itza, yang berada di Meksiko. Chichen Itza merupakan sisa peninggalan Suku Maya, yang pada masa kejayaanya adalah sebuah kota besar dan pusat kekuatan di daerah tersebut. Chichen Itza merupakan simbol Pemujaan dan Ilmu Pengetahuan.

Keajaiban Dunia yang kelima, adalah Colosseum, yang berada di Roma, Italia. Colosseum adalah sebuah amfiteater, bangunannya menyerupai stadion raksasa, memiliki 80 pintu masuk dan tempat duduk untuk 50.000 orang. Colosseum pada masa itu, di gunakan sebagai tempat pertarungan para Gladiator dan hewan. Colosseum adalah simbol dari Kesenangan dan Penderitaan.

Keajaiban Dunia yang keenam, adalah Piramida Giza, di Cairo, Mesir.

Ya,... aku sangat tahu ini. Ini mengingatkan aku pada seseorang. Mas Hamzah.

Keajaiban Dunia yang terakhir, adalah Taj Mahal. Sebuah istana berbentuk kubah, berwarna putih.

Aku menatap gambar Taj mahal di lembaran buku di depanku.

"Sepertinya kau sangat mengagumi Taj Mahal, Aisyah."

Rangga mengejutkanku. Entah sejak kapan, dia sudah duduk di depan mejaku. Dia duduk dengan menopang dagu dengan kedua tangannya. Menatap lekat ke arahku.

"Kau tau Aisyah,... Taj Mahal adalah simbol dari Cinta dan Hasrat"

"Kau tak perlu menjelaskannya padaku" Aku menutup buku di dapanku, lalu berdiri dan berjalan ke arah rak, untuk mengembalikannya.

Moodku untuk membaca buku seketika hilang karena kehadiran Rangga.

Aku mengembalikan buku Seven Miracle in the World ke raknya. Lalu aku menghampiri Rara yang masih asyik membaca buku.

"Ra,... Aku duluan ya,..."

"Oh,... Oke"

Aku melangkah ke pintu perpustakaan, dan berjalan keluar.

***

Rangga mengikuti kepergian Aisyah dengan tatapan matanya.

"Benar-benar sulit untuk di taklukkan" Rangga menggumam sendirinya.

Ia kemudian berjalan menghampiri Rara yang tengah asyik membaca buku.

"Hai Rara,..." Rangga menyapa Rara.

Rara mendongakkan kepalanya.

"Oh, kamu Ga. kirain siapa."

"Ra,... Menurutmu, kenapa Aisyah sangat membenciku ?"

"Kamu ingat gak ? Kejadian saat OSPEK dulu. Siapa anak baru yang kamu buat menangis di depan semua Mahasiswa ??"

"Aisyah Huriyya Atmaja"

"Nah, tuh kamu tahu"

"Apa dia membenciku gara-gara hal itu ?"

"Ya mungkin itu salah satunya"

"Bener gak sih Ra? Katanya Aisyah itu keturunan Darah Biru ya ?"

"Yup, bener. Makanya sebaiknya kamu mundur aja. Kan darahmu warnanya merah, bukan biru. Hi hi hi" Rara tertawa.

"Oke deh,.. Aku juga mau cabut aja. Kamu kalo masih mau ngobrol, ngobrol sama buku aja. Nih, nanti balikin ke rak Sejarah" Rara menyodorkan buku yang tengah di bacanya ke hadapan Rangga.

Rara berdiri dari kursi, lalu melenggang pergi. Meninggalkan Rangga yang masih tercenung di kursi.

"Dasar cewek !" Rangga menggaruk-garuk kepalanya yang tidak gatal. Ia kemudian meraih buku yang tadi di sodorkan Rara.

"Buku apaan nih ! Cewek demen banget baca sejarah. Hidup maju ke depan, ngapain noleh terus ke belakang"

Rangga mengambil buku itu dengan satu tangannya, lalu ia melangkah ke arah rak buku Sejarah. Ia lantas mengembalikan buku itu ke tempatnya.

***

Di halaman kampus.

Aku mengambil ponselku, lalu mengetik pesan untuk Nuri.

[Nuri, lagi ada kegiatan gak di kelasmu ?] Aku mengirim SMS untuk Nuri.

Sesaat kemudian, ada balasan SMS dari Nuri.

[Jadwal kuliahku full sampai sore ini]

Hmm,... Ternyata Nuri mata kuliahnya full hari ini.

Aku segera mengetik SMS balasan untuk Nuri.

[Kirain kosong, mau ngajakin ke toko bunga. Ok deh, aku pergi sendiri aja] Klik. Aku menutup ponselku setelah mengirim pesan balasan untuk Nuri.

Aku lalu keluar gerbang kampus, dan naik angkot menuju toko bunga. Aku berniat membeli bibit bunga mawar, untuk ku taruh di balkon kamar kost.

"Minggir Bang !" Seruku kepada Bang sopir angkot, ketika aku sudah sampai di tujuanku.

Aku membayar ongkos angkot, lalu turun.

NATASYA FLOWER. Nama toko bunga itu. Sebuah toko bunga kecil, yang berada tepat di sebelah gerai makanan cepat saji, KFC.

Di depan toko, berjejer pot bunga dengan aneka jenis tanaman hias di dalamnya.

Aku melihat-lihat sesaat di depan toko.

Seorang gadis yang kira-kira seumuran denganku keluar dari dalam toko. Ia mengenakan sejenis celemek bertuliskan "Natasya Flower" di depannya.

"Selamat datang Kakak. Kenalkan, saya Natasya, pemilik toko bunga ini. Silahkan masuk dan melihat-lihat Kak" Sapa gadis itu ramah.

Aku tersenyum, lalu mengikutinya masuk ke dalam toko.

_____________Bersambung____________

.

.

.

.

.

.

.

.

Terimakasih sudah mampir membaca Novel Ayat Cinta Aisyah.

Ini adalah karya pertama saya,.

Baruu belajar nulis

Beri dukungannya dengan cara

LIKE dan VOTE ya,..

Tinggalkan salam juga di kolom komentar.

 

❤️Rohana Kadirman❤️

Terpopuler

Comments

🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐

🐰F͢ɪ͋ᴄ͠ᴀ᪶ ࿐

kk hana Aku nyicilny sampai sini dulu,SDH ngantuk aku.semangat ya kk

2020-10-02

0

Puan Harahap

Puan Harahap

semangat saling mendukung

2020-09-30

1

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

👑~𝙉𝙖𝙣𝙖𝗭𝖊𝖊~💣

lanjut dari sini

2020-09-26

1

lihat semua
Episodes
Episodes

Updated 68 Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!