Hari ini, Sofia harus datang ke kantor agensi modelnya yaitu, DC Models. Karena seperti biasa dia harus membicarakan masalah kontrak sebagai model dibawah naungan agensi itu, beberapa pekerjaan baru, dan tentang terpilihnya Sofia sebagai brand ambassador Herm's Group.
Kali ini Sofia harus berpenampilan super-super gorgeous. Memakai celana bahan high waist berwarna hitam, atasan crop top yang memperlihatkan perut atletisnya, dan berbalut blazer hitam. Sofia membiarkan rambutnya yang sudah dicurly untuk terura begitu saja. Siapapun yang melihat penampilan Sofia seperti ini pasti akan bertekuk lutut.
Setelah selesai bersiap, Sofia bergegas keluar dari kamar dan menuju ruang makan untuk sarapan bersama kedua orang tuanya.
"Sofia" panggil Bastian.
"Ya, Pah" jawab Sofia baru saja menalan makanan yang ada di mulutnya.
"Apa benar bibimu meneleponmu lagi?" tanya Bastian.
Sofia langsung menghentikan pergerakan tangannya yang sudah setengah jalan menuju mulutnya. Bastian menanyakan hal ini kepada Sofia karena kemarin, kakaknya menelepon dia dan mengadukan sikap kurang ajar Sofi terhadap dia.
Tapi bukan berarti Bastian percaya dengan kakaknya. Karena dia tahu seperti apa kelicikan kakaknya dan seberapa bencinya Sofia kepada bibinya.
"Pasti Si Mak Lampir itu ngadu kan sama papah?" balas Sofia dengan entengnya.
"Memang kakak ipar ngomong apa ke kamu, Pah?" sambung Astrid.
"Dia bilang kalau Sofia sudah kurang ajar sama dia. Sofia berbicara tidak sopan, padahal bibinya mengkhawatirkan keadaannya" jelas Bastian.
"Khawatir apaan coba? Mana ada dia khawatir sama aku. Yang ada dia mau nikahin aku sama pengusaha Polandia dengan alasan supaya gosip aku dengan Diego menghilang. Tinggal bilang aja mau jual aku susah amat" ketus Sofia dengan ekspresi super judesnya.
"Papah minta maaf ya, walaupun kita udah nggak tinggal di Polandia, tapi keluarga papah masih terus gangguin kita" ujar Bastian sedih.
"Papah nggak usah sedih gitu dong. Nanti gantengnya ilang gimana? Terus kalau mamah naksir sama bodyguardnya Sofia mau?" ledek Astrid dengan candaannya yang super receh.
Sofia terkikik menahan tawanya. Memang sifatnya yang ceplas ceplos sudah menurun dari mamahnya yang kalau berbicara kadang lupa untuk filter omongan.
"Kamu ini ya, masih suka ganjen" gerutu Bastian.
"Aku nggak ganjen suamiku sayang. Tapi yang ganjen itu bodyguardnya anak kamu. Masa pagi-pagi dia udah stand by di depan rumah kita dengan pesonanya yang awur-awuran menyerbak ke seluruh penjuru rumah" kelakar Astrid dengan ekspresi tengil ala ibu-ibu yang melihat berondong.
Sofia yang baru saja minum langaung terbatuk-batuk saat mamahnya berbicara kalau bodyguardnya sudah berada di rumahnya.
"Mamah nggak salah ngomong? Danar pagi-pagi udah di rumah?" tanya Sofia meyakinkan.
"Lah kapan mamah bohong sama kamu. Kalau nggak percaya tengok itu di depan rumah kamu udah ada bodyguard kamu plus mobil mewah yang dia bawa" balas Astrid.
Sofia langsung bergegas menyelesaikan sarapannya. Setelah sarapannya habis, Sofia berpamitan kepada orng tuanya untuk pergi ke kantor agensi. Walaupun Sofia sudah terbiasa pergi ke mana-mana sendiri, tapi kebiasaan berpamitan kepada orang tua tidak pernah dia tinggalkan. Dia memang lahir di Eropa, tapi sejak kecil Astrid selalu menanamkan nilai dan norma orang Indonesia.
Sofia agak berlari keluar rumah. Langkahnya langsung terhenti saat melihat Gio duduk di bangku di depan teras rumah. Kali ini Gio memakai kemeja berwarna biru muda dengan celana kain. Sofia dibuat tidak berkedip saat tubuh atletis Gio begitu terbentuk di balik kemejanya.
"Nona Sofia" seru Gio yang menyadarkan Sofia dari lamunan indahnya.
"Ah hai. Kenapa kamu pagi-pagi sudah ada di rumahku? Memangnya kamu nggak punya rumah ya?" ujar Sofia asal jeplak.
Gio tersenyum kecil mendengar pertanyaan konyol Sofia, "Ini sudah bagian dari pekerjaan saya. Untuk selalu siap siaga berada di samping Nona Sofia," kata Gio sambil tersenyum manis.
Gila, bisa nggak sih bodyguard ini senyumnya nggak usah manis-manis. Aku kan jadi diabetes, batin Sofia.
"Hahaha...baik sekali kamu" ucap Sofia sambil cengengesan untuk menutupi rasa bapernya.
"Nona mau pergi ke mana?" tanya Gio.
"Oh iya, hari ini aku harus ke kantor DC Models" jawab Sofia.
"Baik. Mau pergi sekarang?" kata Gio.
"Nunggu idul fitri. Ya sekarang dong, Danar" balas Sofia dengan nada becandanya.
Gio tersenyum mendengar candaan Sofia. Ini pertama kalinya dia bertemu perempuan yang selalu memaksa menjaga imagenya. Mungkin Sofia melakukan itu jika di depan publik, tapi di luar itu dia adalah sosok yang menyenangkan dan lucu.
Gio membukakan pintu mobil dan mempersilahkan Sofia masuk. Lambat laun, Sofia tidak lagi bersikap canggung dengan Gio. Karena kadang Sofia akan melontrarkan candaan recehnya yang membuat Gio senyum-senyum sendiri dibuatnya. Semakin lama, hidup Gio akan semakin berwarna jika selalu bersama Sofia.
Setelah menempuh perjalanan selama 30 menit, mereka pun sampai di kantor DC Models. Sofia berjalan menuju kantor diikuti oleh Gio. Setibanya di lobi kantor, Sofia melihat Alin sedang duduk memainkan HP-nya.
"Lin, lo kok udah di sini aja? Naik apa? Karpet ajaib aladin?" tanya Sofia asal.
"Kampret lo. Gue emang sengaja berangkat ke sini duluan. Toh buat apa gue jemput lo, kalau bodyguard lo aja udah siap siaga nganterin lo ke manapun" ujar Alin sambil melirik Gio.
"Ya kan dia dibayar untuk itu, Jamilah" balas Sofia.
"Danar, thank you ya, sudah meringankan beban pekerjaanku yang harus selalu menjemput Sofia" kelakar Alin.
"Itu sudah menjadi tugas saya" seru Gio sambil mengangguk.
"Buruan yuk, kita udah ditungguin buat meeting" ajak Alin meraih tangan Sofia dan menggeretnya.
Mereka bertiga pun menaiki lift dan menuju lantai di mana meeting room berada. Sesampainya di lantai tersebut, tentu pandangan orang-orang selalu fokus kepada sosok Sofia yang berdiri tegak dan menampakkan wajah judesnya.
"Akhirnya The Arrogant Model datang juga" sindir seorang perempuan yang berjalan dari arah berlawanan dengan Sofia.
Dia adalah Karina, salah satu model di DC Models yang merupakan saingan Sofia. Tapi sayangnya karir Sofia jauh lebih bagus dari dia. Maka dari itu, Karina selalu menjelek-jelekkan apapun yang dilakukan Sofia. Dan menjadi penghasut jika Sofia terkena gosip. Seperti kemarin, dia meminta direktur DC Models untuk mengeluarkan Sofia dari DC Models.
"Hai Karina. Apa kabar? Karir kamu masih aman?" balas Sofia dengan nada super tajam dan menusuk. Tak lupa Sofia memberi tatapan sinis di balik mata cokelat terangnya.
"Kamu nyindir aku?" teriak Karina.
"Hahaha...nggak kok. Cuma saran aku, lebih baik kamu fokus sama karir kamu. Daripada harus terus ikut campur sama kehidupan aku. Kalau kamu butuh stok sugar daddy nanti aku bisa kok kenalin kamu sama teman pengusaha aku" ujar Sofia berlagak agak sombong.
Perkataan Sofia membuat darah Karina mendidih. Tangannya mengepal dan matanya melotot. Dia berjalan mendekati Sofia seperti dia siap untuk mencekik Sofia saat itu juga. Baru saja Karina ingin mengangkat tangannya tiba-tiba ada seseorang yang datang.
"Hellow my darling, Sofia Aletrino!!" tegur seorang pria melambai yang terlihat begtu girang menghampiri Sofia dan langsung memeluk dia.
"Hai Yopi. Apa kabar?" balas Sofia dengan santai.
Yopi, si pria bertulang lunak ini adalah direktur DC Models dan Sofia adalah model kesayangannya.
"Aku selalu baik. Kamu sudah sangat lama tidak datang ke kantor. Kenapa?" kata Yopi.
"Terlalu banyak pekerjaan. Dan aku juga takut ada yang semakin iri denganku" balas Sofia sambil melirik tajam ke arah Karina.
"Ah baiklah, aku mengerti kamu sangat sibuk. Sebaiknya kita masuk ke meeting room. Ayo ayo semuanya" ajak Yopi sambil berjalan dengan gemulai memasuki meeting room.
Karina pun mengikuti langkah Yopi. Sementara Sofia tersenyum puas melihat permainan ekspresi Karina yang terlihat masih sangat membencinya.
"Itu cewek belum pernah ngerasain rasanya muntah paku payung ya" celetuk Alin.
"Hahaha, gila lo. Nggak usah aneh-aneh deh" ujar Sofia terkikik geli.
"Ya habis, gue kesel banget sama spesies makhluk kayak dia. Iri dengkinya udah tertanam kayaknya" lanjut Alin.
"Danar, kamu bisa menunggu di pantry sana," Sofia menunjuk ke arah ruangan yang ada papan bertuliskan pantry, "Katakan saja kalau kamu bodyguardku," jelas Sofia.
"Baik" balas Gio singkat.
Sofia dan Alin melangkah memasuki meeting room. Sementara Gio pergi menuju pantry yang dimaksud Sofia. Di dalam sana, Gio membuat secangkir teh. Dan ada salah satu OB yang menawarkan kue brownis kepadanya.
"Apa di pantry ini selalu tersedia berbagai makanan?" tanya Gio.
"Tidak selalu. Tapi jika ada Nona Sofia, biasanya Bos Yopi akan meminta kami menyediakan kue brownis kesukaan Nona Sofia."
Gio terdiam beberapa saat mencerna perkataan OB itu. Dia meyakini bahwa Sofia adalah sosok yang cukup disegani di perusahaan model ini. Buktinya direkturnya sendiri saja sampai menyediakan makanan kesukaan Sofia.
"Apa banyak yang tidak menyukai Sofia?" lanjut Gio.
"Sebenarnya tidak. Nona Sofia orang yang baik. Namun jika kita pertama kali melihatnya, pasti kita akan berpendapat dia itu sombong, anti sosial, dan jutek. Tapi dia selalu memperlakukan orang lain dengan baik. Walaupun OB sekalipun."
"Apa Sofia bermusuhan dengan model yang bernama Karina?" kata Gio semakin penasaran.
"Ah itu hanya persaingan biasa antar model. Semua pasti akan iri dengan kesuksesan karir Nona Sofia. Tapi sepertinya Nona Karina yang lebih gencar memperlihatkan rasa bencinya kepada Nona Sofia."
Entah kenapa Gio dibuat khawatir dengan sosok Karina. Dia takut jika rasa iri yang dimiliko Karina, bisa membahayakan Sofia dikemudian hari. Gio mengambil HP miliknya dan mengirim pesan kepada salah satu orang kepercayaannya untuk menyelidiki tentang Karina.
"Kenapa kamu penasaran sekali dengan Nona Sofia?"
"Aku bodygyardnya. Aku belum tahu banyak tentang dia. Jadi aku perlu mengetahui siapa saja yang dekat dengan Nona Sofia. Itu caraku untuk melindungi dia dari sesuatu yang bisa membahayakannya" jelas Gio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Cif Koloronta
krren dong.... mantap
2021-10-02
0
Risma Arsita
Mau dong punya bodyguard kayak GIO😍😍
2021-06-29
0
Fera yui
keren2 AQ suka alur ceritanya thooooor...lanjuuut thooor...Smangaaat 45 dlm berkarya...gaaaas poooool wes ga pake kendooooor...🤭🤭😀😀💪💪👌
2020-10-08
4