Bab 11

"Gio!" Okka masuk ke dalam ruangan Gio dengan suara teriakan yang memekikan telinga.

Gio langsung menoleh ke arah Okka yang berlari seperti dikejar setan, "Nggak usah teriak juga kali," omel Gio.

"Sumpah, lo harus lihat ini" ucap Okka dengan napas terengah-engah.

"Memang apa?" tanya Gio.

Okka menyodorkan HP-nya kepada Gio. Dan Gio melihat apa yang terpampang di layar HP milik Okka. Butuh beberapa detik untuk Gio memahami apa yang dia lihat dan setelah itu matanya langsung melotot.

"WHATT???" Itulah kata yang keluar dari mulut Gio.

"Gue yakin, setelah ini Sofia pasti akan dikejar media habis-habisan" ucap Okka.

Wajah Gio berubah menjadi merah padam. Dia tidak tahu harus mengekspresikan apa atas gosip tentang Sofia yang baru saja dia lihat.

"Lo kenapa?" tanya Okka.

"Gue nggak percaya sama berita ini. Sofia nggak mungkin pacaran sama Diego?" ucap Gio.

"Dari mana lo tahu?" tanya Okka.

"Feeling gue" balas Gio.

"Heh belum tentu..." Okka berkata agak ngegas. Dia akhirnya duduk di hadapan Gio.

"Ini baru G-O-S-I-P. Tahu gosip kan?" tegas Gio dengan tatapan tajam.

Okka menyipitkan mata saat menatap Gio, "Kok lo ngegas sih?" omel Okka.

"Ka, ini untuk pertama kalinya setelah sekian lama, akhirnya gue jatuh cinta lagi. Itu artinya gue memiliki semangat hidup lagi. Gue, Giovani Hermawan, CEO Herm's Group, yang selalu optimis, percaya diri, dan...kaya raya" gelak Gio tertawa terbahak-bahak.

"Kampret lo" tukas Okka sambil menoyor kepala Gio.

*****

Sofia menghentikan mobil Alin di pelataran parkiran kantor Herm's Group. Dia turun dari mobil bersamaan. Tak lupa Sofia memakai Bvlgari Flora Sunglasses untuk melindungi matanya dari sinar matahari. Kacamata ini terbuat dari emas putih 18 karat pada bagian lensa serta safir biru dan berlian untuk rangkanya. Harga kacamata ini sebesar US$ 59 ribu atau Rp 793,21 juta.

Sofia berjalan dengan sangat anggun menuju gedung Herm's Group. Semua mata tertuju pada sosok Sofia yang hari ini menjadi perbincangan di seluruh media atas foto ciumannya dengan Diego.

"Sofia!" Terdengar suara orang berteriak memanggil nama Sofia.

Sofia pun menoleh ke arah sumber suara. Terlihat beberapa orang yang tidak dia kenal, membawa kamera dan mic. Sofia menebak bahwa dia salah satu bagian dari media. Dengan cepat Sofia bergegas masuk ke dalam gedung dengan Alin. Tidak peduli Sofia memakai heels setinggi 12 sentimeter yang membuat dia terpaksa berlari agar orang-orang itu tidak mengejar dia.

Dengan sigap, satpam langsung menutup pintu gedung dan ada beberapa yang menghalau orang-orang itu yang ingin memaksa masuk ke dalam gedung.

"Shit! Gimana caranya mereka tahu gue pergi ke sini?" ujar Sofia.

"Fiks, mereka pasti ngikutin lo. Dan setelah ini jangan harap hidup lo bakal tenang seperti di surga" celetuk Alin.

Sofia merapikan rambutnya yang sedikit berantakan setelah dia berlari. Sofia dan Alin berjalan menuju resepsionis.

"Permisi. Kami ingin bertemu dengan Pak Okka" ucap Alin.

"Apa sudah membuat janji?"

"Saya Alin, manajer Sofia Aletrino. Kami sudah membuat janji sebelumnya" jawab Alin.

"Tunggu sebentar."

Resepsionis itu menelpon Aghata untuk memberi tahu kedatangan Sofia. Setelah Aghata pun menerima telpon dari resepsionis, dia pergi ke ruangan Gio. Aghata mengetuk pintu, sebelum akhirnya Gio mempersilahkan dia masuk.

"Permisi Pak Gio" ucap Aghata.

"Ada apa?" balas Gio ketus.

"Di lobi, ada Nona Sofia Aletrino dan manajernya. Mereka bilang sudah membuat janji dengan Pak Okka."

Okka dan Gio saling memandang. Yang awalnya ekspresi mereka jutek berubah jadi sumringah.

"Suruh mereka ke meeting room dua" perintah Gio.

"Baik, Pak" jawab Aghata lalu keluar dari ruangan Gio.

Aghata keluar dengan perasaan kesal, karena dia melihat betapa bahagianya Gio ketika mendengar nama Sofia.

"Kenapa Pak Gio seneng banget ya? Apa jangan-jangan dia suka sama model itu?" ujar Aghata.

Aghata memukul-mukul meja kerjanya, "Ih, ini nggak boleh terjadi. Pak Gio cuma boleh jadi milik aku," tegasnya.

*****

Resepsionis itu baru saja mendapat telpon dari Aghata, "Silahkan kalian naik ke lantai sepuluh. Kalian diminta untuk menunggu ke meeting room dia. Gunakan lift sebelah kiri," tutur resepsionis.

"Terima kasih" ucap Sofia dan Alin bersamaan.

Mereka pun berjalan menuju lift yang ditunjukan oleh resepsionis itu. Sesampainya di lantai sepuluh, pandangan karyawan langsung tertuju pada sosok Sofia yang memakai celana pallazo berwarna salem dengan atasan crop top dan blazer berwarna putih. Menunjukkan kesan seksi, anggun, dan berkelas.

Sekilas Sofia mendengar bisikan para karyawan yang dilaluinya. Ada yang memuji kecantikannya karena terlihat dari ekspresi melongo mereka. Ada yang membicarakan dia dengan gosip hot pagi ini. Karena ekspresi tukang gosip jelas terlihat di wajah mereka. Sofia acuh tak acuh saja. Toh dia sudah terbiasa terkena gosip.

Meeting room kedua adalah salah satu dari banyak ruang rapat yang ada di kantor ini. Ruangan ini berukuran kecil yang berada di ujung koridor lantai sepuluh. Jadi bisa dibilang meeting room ini tidak banyak dilalui oleh karyawan. Alin dan Sofia masuk ke meeting room. Mereka pun memilih duduk di kursi yang bersebelahan.

"Fi, kayaknya lo harus ikutin saran gue." Alin mulai buka suara setelah dia bisa memposisikan duduknya dengan benar.

"Saran yang mana?" tanya Sofia tak mengerti.

"Pakai bodyguard, Maemunah."

"Buat apa?"

"Buat jualan cilok di rumah lo" kata Alin sambil menggerakkan tangannya seakan-akan dia hendak meremas wajah Sofia karena merasa geregetan dengan wanita satu ini.

"Oke" tandas Sofia santai.

"Gila. Gue serius, Fi" ucap Alin.

"Terus?"

"Lo lihatkan gimana cara wartawan bisa menemukan keberadaan lo. Bahkan mereka tahu lo bakal dateng ke perusahaan ini. Bayangin aja, lo pergi ke mall nggak ada bodyguard yang jaga, habis lo diserbu wartawan."

"Gue tahu. Saat ini gue butuh bodyguard. Cuma buat cari bodyguard nggak cuma dia yang kuat, badan kekar, dan nyeremin. Gue pengin bodyguard yang good looking, maskulin, dan punya karisma."

Alin mengendus kesal bahkan dia memutar bola matanya jengah, "Fi, lo mau cari bodyguard apa calon suami, hah?"

"Ya ampun Alin. Seorang Sofia Aletrino dari kecil terbiasa hidup berdampingan dengan manusia good looking. Jadi gue nggak mau punya bodyguard yang lusuh" ucap Sofia dengan mendapat tatapan mengintimidasi.

Di luar meeting room, ada Gio dan Okka yang sudah mendengar semua percakapan antara Alin dan Sofia. Sekarang giliran Okka yang menatap Gio.

"Lo memikirkan apa yag gue pikirkan?" tanya Gio.

"Mana gue tahu" tukas Okka.

"Hih, gue bunuh lo sekarang baru tahu rasa. Gini, ini kesempatan gue buat deketin Sofia dengan menyamar sebagai bodyguard" ucap Gio.

"Kok gitu? Kalau dia ngenalin lo gimana?" lirih Okka.

"Lo buka google, terus lo searching nama Giovani Hermawan. Nah lo lihat apa ada foto gue ada di internet?" tegas Gio dengan mata melotot.

"Oh iya. Gue sampai lupa. Lo kan belum pernah menampakkan muka ke publik." Okka menepuk jidatnya saat mengatakan itu.

"Gue balik ke ruangan gue sekarang. Urusan kontrak Sofia lo yang atur dan lo harus bisa bujuk dia buat menerima bodyguard pemberian dari lo" kata Gio sambil menaikkan alisnya dengan senyum menyeringai.

Sebelum Gio pergi, Okka tersenyum simpul saat dia sudah bisa menangkap jalan pikiran sahabatnya. Okka pun masuk ke dalam meeting room setelah Gio menghilang dari hadapannya.

"Selamat pagi" sapanya.

Alin dan Sofia menoleh bersamaan, dan seketika Alin melotot saat melihat Okka.

"KAMU!!" Alin ternganga melihat pria yang kemarin bertemu dengannya di Singapura. Bahkan dia melakukan first imperssion terburuk di dalam hidupnya dengan melalukan sebuah perdebatan.

"Kalian sudah saling mengenal?" tanya Sofia sambil menunjuk Okka dan Alin bergantian.

"Kami bertemu di Yantra Resto" jawab Okka dengan senyum ramah.

Sofia menutup mulut dengan kedua tangannya, dan tatapan matanya menunjukkan keterkejutan. Sementara Alin nampak malu-malu saat Okka secara blak-blakan menatapnya dari ujung kaki hingga kepala.

"Bisa kita mulai meetingnya?" Okka memecahkan kecanggungan di ruangan itu.

"Tentu" seru Sofia.

Okka melangkah menuju kursi dan emih duduk berseberangan dengan kedua wanita cantik itu.

"Perkenalkan nama saya Okka Saputra, saya asisten pribadi CEO Herm's Group. Maaf, Pak CEO tidak bisa menemui kalian. Dia cukup sibuk dan sedikit agak menghindari bertemu dengan orang asing" ucap Okka.

Sofia mengerutkan keningnya, saat mendengar alasan tidak masuk akal CEO perusahaan ini tidak mau menemuinya. Padahal dia adalah calon brand ambassador perusahaannya. Menyebalkan. Adalah kata yang menggambarkan CEO itu menurut Sofia.

Terpopuler

Comments

Keyla Namira

Keyla Namira

cocok mreka br4..

2021-04-11

0

maura shi

maura shi

mereka ber4 emg konyol ya,cocok bgt

2021-04-08

0

Wati_esha

Wati_esha

Kyaaaa lagunya Okka tuh....

2020-10-08

3

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!