Bab 4

Pagi ini Gio sudah rapi memakai setelan jas berwarna biru dongker. Saking atletis tubuhnya, jas itu terlihat press body saat melekat di tubuhnya. Setelah selesai memakai dasi, Gio keluar dari kamar dan pergi menuju ruang makan untuk sarapan bersama orang tuanya.

"Pagi, Ayah, Bunda"sapa Gio mencium pipi orang tuanya secara bergantian.

"Pagi sayang"sahut Feri dan Desi bersamaan.

Walaupun usia Gio sudah kepala tiga, tapi kebiasannya seperti ini tidak pernah bisa dihilangkannya. Karena rasa sayang yang begitu dalam terhadap kedua orang tuanya.

"Gio, ayah dengar dari Okka, kalau kamu akan pergi ke Singapura?"ucap Feri.

"Iya Yah. Aku ada meeting dengan klien di sana"balas Gio.

"Kapan kamu akan berangkat, Nak?"tanya Desi.

"Nanti sore, Bun"jawab Gio.

"Sebaiknya kamu pakai jet pribadi saja, supaya lebih hemat waktu dan tidak ribet"kata Feri.

"Tentu Ayah"tandas Gio.

Setelah sarapan selesai, Gio berangkat ke kantor. Hari ini dia memilih untuk diantar oleh Pak Anto, sopir pribadi keluarganya. Setelah 45 menit perjalanan, akhirnya dia sampai di kantor Herm's Group. Gio turun dari mobil dengan memakai kacamata hitam.

Dia melangkah turun dari mobil dengan begitu tampannya. Gio berjalan memasuki gedung Herm's Group. Setiap karyawan yang melihat Gio pasti menyapanya dan Gio selalu membalas sapaan mereka dengan senyum yang ramah dan menawan.

Gio memasuki lift khusus CEO dan dia menekan tombol lantai 15, di mana lantai yang hanya terdapat ruang khusus CEO saja.

"Ya ampun, Pak Gio ganteng banget sih."

"Udah ganteng, ramah, kaya lagi."

"Bisa nggak ya aku jadi pacarnya."

"Hei jangan ngayal kamu. Mana mau Pak Gio sama remahan rengginang kayak kita."

"Jodoh nggak ada yang tahu ya."

"Yang pasti perempuan yang mendampingi Pak Gio pasti cantik, berpendidikan, dan baik."

"Aku dengar-dengar Pak Gio beberapa kali gagal setiap kali menjalin hubungan dengan wanita."

"Kasian ya. Ganteng tapi kurang beruntung."

Begitulah pembicaraan pagi yang selalu dilakukan oleh karyawan wanita yang setiap kali mereka melihat Gio. Sudah bukan rahasia lagi, jika semua karyawan wanita begitu mengagumi sosok Gio.

Sesampainya Gio di lantai 15, dia langsung disambut oleh Aghata, sekertaris pribadinya dan tak lupa sudah ada Okka asisten pribadinya sekaligus sahabatnya sejak SMP.

"Pagi Pak"sapa Aghata dengan senyum manis.

"Pagi"jawab Gio tak menoleh ke arah Aghata.

Okka menahan tawanya karena dia tahu Gio pasti malas melihat Aghata karena perempuan itu memakai rok terlalu pendek dan ketat lalu mengenakan blouse dengan potongan dada cukup rendah. Sebuah penampilan yang terlalu seksi untuk ukuran seorang sekertaris.

Gio pun masuk ke dalam ruangannya. Saat Okka akan menyusul Gio, dia berbalik badan dan menoleh ke arah Aghata lalu berkata, "Kalau besok kamu masih pakai baju kurang bahan seperti itu, lebih baik kamu tidak usah pakai baju sekalian," sindir Okka dengan nada jutek kemudian dia masuk ke ruangan Gio.

"Ih dasar Okka nyebelin. Dia selalu aja ngehalangin usaha gue buat dapetin Gio"gerutu Aghata.

Gio melepas jasnya lalu menggantungkan di gantungan baju dari kayu yang berada di pojok ruangannya.

"Kenapa sih lo masih mau mertahanin Aghata?"tanya Okka.

"Ka, nyari sekertaris yang paham tentang perusahaan dan kinerjanya bagus itu susah. Sejauh ini baru Aghata yang bisa diandalkan. Walaupun otaknya agak gesrek"keluh Gio yang sudah berjalan menuju kursi kebesarannya.

"Ya emang sih. Kalau dia bukan cewek, udah gue colok matanya biar nggak usah genit"tandas Okka.

"Udah, nggak usah bahas Si Centil lagi. Hari ini apa aja jadwal gue?"ucap Gio.

"Hari ini jadwal lo meeting sama klien jam sepuluh. Terus lo ada kunjungan ke pabrik produksi. Habis itu sorenya kita langsung ke bandara buat berangkat ke Singapura"jelas Okka.

"Oke. Terus gimana sama perencanaan produksi untuk produk terbaru perusahaan kita?"lanjut Gio.

"Lo yakin mau coba memproduksi produk body lotion? Udah bosen jualan makanan sama minuman?"goda Okka.

"Ya ampun Ka. Perusahaan kita harus terus punya ide baru supaya kita bisa terus ada inovasi produk terbaru untuk menjaga pangsa pasar kita. Karena setelah gue observasi, orang zaman sekarang perlu produk perawatan tubuh juga"jelas Gio.

"Ya iya sih. Peribahasanya gini, 'No Skincare No Life"ucap Okka sambil tertawa.

Gio pun ikut tertawa mendengar candaan sahabatnya, "Lo harus pastiin, kalau bahan yang kita pakai aman bagi kulit dan manfaatnya nyata bukan kaleng-kaleng"

"Tenang aja Yo, gue udah memastikan semuanya. Kita udah susah payah ngajak kerja sama perusahaan kosmetik dari Jepang, cuma buat produk body lotion doang, masa sih kita gagal"kata Okka.

"Dan jangan lupa, lo juga harus siapin model buat jadi brand ambassadr produk body lotion kita. Kalau perlu pilih model yang udah berkompeten menjadi brand ambassador. Tapi jangan sampai lo salah pilih model yang nantinya bakal nyusahin kita"tegas Gio.

"Siap Yo. Gue udah tanya ke beberapa agensi model kok. Nanti gue kabari lagi, model mana yang bakal kita pakai buat jadi brand ambassador produk terbaru kita"balas Okka dengan semangat.

Setelah perundingan keduanya selesai, Okka menyerahkan beberapa dokumen yang perlu ditanda tangani oleh Gio. Tepat pukul sepuluh, Gio pergi keluar kantor untuk meeting di luar dengan klien. Dia pun pergi ditemani Okka dan Aghata. Setelah meeting selesai, Gio bergegas menuju pabrik untuk mengecek proses produksi produk body lotion miliknya.

"Aghata, tolong kamu persiapkan dokumen yang harus saya bawa ke Singapura"perintah Gio.

"Baik Pak"ucap Aghata.

Aghata pergi menuju area kantor yang ada di pabrik itu untuk menyiapkan dokumen yang akan dibawa Gio menuju Singapura. Setelah beberapa jam berkutat di ruangan itu, Aghata menemui Gio lagi dan menyerahkan dokumen itu kepadanya.

"Ini Pak."

"Terima kasih."

"Kita berangkat sekarang?"sela Okka.

"Iya, kita berangkat sekarang"sahut Gio.

"Apa bapak perlu saya temani menuju bandara?"tanya Aghata.

Okka mengernyitkan keningnya saat mendengar tawaran Aghata, lalu dia berkata, "Pak Gio memiliki sopir pribadi yang tugasnya untuk mengantarkan dia ke manapun Pak Gio pergi. Dan tugas kamu ada mengurus perusahaan selama kami tidak ada di kantor."

Okka berkata dengan nada tegas kepada Aghata, agar wanita itu tahu batasan-batasannya. Gio tersenyum saat melihat wajah Aghata yang merengut akibat perkataan Okka.

Gio dan Okka pun meninggalkan pabrik dan berjalan menuju parkiran.

"Pak antar kami ke bandara"ucap Gio sesaat setelah memasuki mobil.

"Baik Den"jawab Anton.

"Kayaknya lo harus berhenti jadi asisten pribadi gue deh, Ka"kata Gio.

"Hah? Kenapa? Emang gue melakuin kesalahan apa?"tanya Okka khawatir.

Gio terkekeh sebelum berkata, "Lo lebih cocok jadi admin akun gosip daripada jadi asisten gue. Karena setiap lo ngomong pasti selalu nusuk di hati."

"Hahaha..itu salah satu keahlian gue"balas Okka tertawa.

Setelah satu jam perjalanan, mereka akhirnya sampai di bandara. Tak perlu mengantri untuk chenck in, karena Gio memasuki gate khusus yag diperuntukkan untuk bagi mereka yang akan menaiki jet pribadi.

Gio memasuki pesawat jet dengan disambut seorang pilot dan dua pramugari di depan pintu masuk pesawat.

"Selama sore Tuan Gio, Tuan Okka"sapa mereka serempak.

"Sore"balas Gio dan Okka bersamaan.

Setelah semuanya masuk ke dalam pesawat, pilot langsung menerbangkan pesawat itu menuju Singapura.

Terpopuler

Comments

Abdy ChuQe

Abdy ChuQe

asyik punya jet pribadi

2021-06-17

0

Wati_esha

Wati_esha

Masih belum capek berusaha... Aghata.

2020-10-08

1

novaarr___

novaarr___

😍😍😍

2020-07-11

2

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!