Bab 6

Mendengar perkataan Sofia, pria itu segera mengangkat tangannya dan hendak memukul dia. Tapi dengan sigap Sofia menangkis tangan pria itu dan memutarnya ke belakang punggungnya.

"Apa? Kamu mau memukulku? Aku pastikan malam ini kamu berada di dalam penjara" tegas Sofia tak main-main.

Wanita luar biasa, batin Gio.

Sofia melepaskan tangan pria itu dan berkata, "Jika pasanganmu melakukan kesalahan, coba kamu intropeksi diri. Kesalahan itu datang dari dirimu atau dari dirinya. Dan jangan pernah mengangkat tanganmu kepada seorang wanita. Ingat! Kamu dilahirkan dari rahim seorang wanita bukan lahir dari pohon pisang."

Kemudian Sofia melirik wanita itu, "Dan kamu, jika kamu merasa tidak nyaman dengan kekasihmu, bicaralah. Jangan berselingkuh. Kena karma baru tahu rasa kamu." Sekarang giliran wanita itu diomeli oleh Sofia.

Pasangan kekasih itu saling memandang setelah mendapat omelan dari Sofia, seperti layaknya seorang anak yang sedang diceramahi oleh ibunya.

Sedangkan Alin masih beradu argumen dengan Okka. Memperdebatkan siapa yang lebih dahulu mendapatkan meja ini.

"Sebaiknya anda pergi. Saya yang lebih dulu membooking meja ini" tegas Alin.

"Tidak bisa. Kita datang bersamaan ke meja ini" seru Okka.

"Enak saja. Laki-laki harusnya mengalah pada wanita" sungut Alin.

Karena perdebatan mereka mulai mengganggu pengunjung, salah satu karyawan restoran datang menghampiri mereka berdua.

"Maaf tuan dan nona. Kalian sedang meributkan apa?"

"Laki-laki ini ingin mengambil alih meja yang sudah sejak tadi aku booking" kata Alin.

"Maaf tuan. Nona ini sudah lebih dahulu menunggu meja hingga hingga pembeli sebelumnya pergi. Jadi meja ini milik nona ini" ucap karyawan restoran itu.

"Benarkah? Ah ya sudah. Meja ini milikmu. Aku pergi" ucap Okka akhirnya mengalah.

Okka pun pergi meninggalkan meja itu dan mungkin dia akan pergi dari restoran itu karena dia tidak menemukan meja kosong lainnya. Sebenarnya dia sengaja memperlama perdebatannya dengan Alin karena ini pertama kalinya ada wanita yang secara terang-terangan mengajaknya untuk berdebat.

Sofia memandang pasangan itu lalu berkata, "Baiklah, kalau kalian mau ribut lagi cari tempat yang lebih sepi. Hutan pilihan yang bagus. Bye" ucap Sofia dengan nada menyindir.

Akhirnya Sofia meninggalkan pasangan itu dan berjalan memasuki restoran. Akhirnya Gio melihat dengan jelas wajah dari sosok wanita yang sejak tadi membuatnya berdecak kagum.

Cantik, puji Gio.

Saat Sofia masuk ke dalam restoran dan saat itu juga Okka keluar dari restoran. Tapi tidak ada di antara keduanya yang saling menoleh.

Okka pun menghampiri Gio yang masih berdiri di parkiran, "Cabut yuk," ajaknya.

"Lah kenapa? Baru aja gue mau masuk?" tanya Gio.

"Restoran penuh. Nggak ada meja kosong. Cari restoran yang lain aja. Kalau nunggu kelamaan, keburu gue pingsan gara-gaa kelaperan" ucap Okka.

"Lebay lo. Ya udah kita cari restoran lain aja" kata Gio menyetujui rencana Okka.

Keduanya pun masuk ke dalam mobil, dan Gio menancapkan gas meninggalkan restoran tersebut.

Sementara Sofia menghampiri Alin yang sudah duduk menunggunya.

"Sorry lama" ucap Sofia.

"Nggak papa. Gue juga baru dapet nih meja" ujar Alin dengan wajah merenggut.

"Kenapa muka lo? Kayak habis ketemu mantan aja" ledek Sofia tertawa.

"Dih, masih mending ketemu mantan. Ini tadi aja gue rebutan meja ini sama cowok. Sumpah ya cakep sih cakep tapi muka juteknya minta ampun" gerutu Alin.

"Tapi cakep kan?" goda Sofia sambil menaik turunkan alisnya.

"Berisik lo. Diem nggak!" seru Alin dengan wajah memerah.

*****

Sepanjang perjalanan, Gio terus saja tersenyum menyaksikan kejadian tadi. Di kepalamya sekarang terbayang wajah Sofia dan sikap angkuh dan menyebalkan wanita itu. Tapi hal itu justru membuat Gio penasaran. Karena untuk pertama kalinya dia melihat wanita seberani itu.

"Lo ngapain senyum-senyum kayak orang gila?" tanya Okka.

"Nggak papa" jawab Gio singkat.

"Gue tahu nih, jangan-jangan lo habis digodain tante-tante ya" kelakar Okka.

"Kurang ajar lo. Sejak kapan gue doyan sama tante-tante. Enak aja" balas Gio.

"Ya lo juga sih. Baru gue tinggal sebentar udah senyum-senyum sendiri" ucap Okka.

"Nggak usah resek deh" ketus Gio.

"Sensi banget sih masnya. Cari cewek sana" ujar Okka.

Perkataan Okka langsug dibalas pelototan tajam dari Gio.

"Oh oke. Sorry, gue lupa kalau lo masih trauma sama yang namanya perempuan. Tapi apa lo mau jadi bujang lapuk? Pelan-pelan kenapa buka hati lo lagi. Siapa tahu ketemu bidadari tak bersayap yang baik hati, tidak sombog, dan rajin menabung" kata Okka sedikit bercanda.

"Susah Ka. Gue nggak mau, kalau sampai gue dapet cewek yang cuma memandang gue dari harta. Lo tahu kan tahu semua masa lalu gue. Gimana Laras dan Jasmin selingkuhin gue. Dan apesnya sekali mau nikah malah calon istri gue hamil anak siapa nggak tahu" omel Gio.

Okka tertawa mendengar keluh kesah sahabatnya itu, "Yang sabar, Yo. Hidup memang keras," ucapnya.

*****

Setelah pesanan mereka datang, Sofia dan Alin langsung menikmati makanan itu. Semua makanan yang mereka pesan adalah menu favorit di restoran itu.

"Sumpah, ini enak banget" ucap Sofia.

"Gila lo makan banyak banget, Fi. Besok lo ada acara loh" kata Alin memperingatkan Sofia.

"Terus kenapa?" balas Sofia santai.

"Ya kan lo model. Kenapa lo selalu santai untuk urusan makanan. Lo nggak pernah menghindari makanan apapun. Nggak takut gendut lo?" tandas Alin.

Sofia menghela napas, "Ya gue tahu kalau gue model. Tapi gue nggak mungkin menyiksa diri gue sendiri dengan menghindari makanan yang katanya bisa bikin gue gendut. Rezeki nggak boleh ditolak," kekeh Sofia.

"Lo emang beda, Fi" seru Alin.

"Udah selesai makan kan? Gue bayar dulu habis itu kita langsung balik ke hotel aja" ucap Sofia.

"Oke" balas Alin.

Sofia beranjak dari kursi untuk membayar makanan yang dia pesan. Setelah itu dia dan Alin kembali ke hotel untuk beristirahat menghilangkan rasa lelah. Agar mereka bisa nampak segar menghadiri acara keesokan harinya.

*****

Malam semakin larut, Gio sudah kembali ke hotel setelah makan malam di salah satu restoran Italia bersama Okka. Dia sudah berbaring di tempat tidur.

Matanya menatap langit-langit kamar hotelnya. Entah mengapa, dia terus memikirkan sosok wanita tadi.

"Kenapa aku jadi mikirin dia terus ya?" tanya Gio pada dirinya sendiri.

Gio memeluk guling dengan erat, "Astaga...kenapa dia harus se-amazing itu sih? Mana cantik lagi," puji Gio.

Gio mendudukkan tubuhnya lalu menyandarkan punggungnya pada sandaran tempat tidur.

"Apa aku sudah jatuh cinta kepada wanita itu? Secepat itu?" gumam Gio dengan perasaan campur aduk.

"Bisakah aku bertemu dengan dia? Ah, ya Tuhan, semoga aku bisa bertemu dengannya lagi" ucap Gio penuh harap.

Terpopuler

Comments

waras poool

waras poool

emang hotel ada gulingnya?

2021-11-25

0

Kenzi Kenzi

Kenzi Kenzi

feelnya di indo nih.....
salinh silang mlulu......cocok.kalian ber4.....

2021-09-17

0

Tary Bundanya Azahra

Tary Bundanya Azahra

ku doakan mudahan berjodoh..Aamiiin

2020-10-24

1

lihat semua
Episodes

Download

Suka karya ini? Unduh App, riwayat baca tak akan hilang
Download

Bonus

Pengguna baru dapat mengunduh App untuk membuka 10 bab secara gratis

Ambil
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!