Setelah orang kepercayaan Feri memberitahunya tentang konferensi pers Sofia dan keberadaan Gio pada aara tersebut. Feri dan Desi langsung menyalakan TV dan menonton konferensi pers itu yang ditayangkan secara eksklusif.
Mereka berdua bahkan tertegun dengan bagaimana cara Gio melindungi Sofia saat dia akan memasuki hotel. Sangat gentleman, sigap, dan garang. Feri bahkan sampai dibuat geleng-geleng tak percaya melihat putranya yang begitu pintar menyamar.
"Ayah, menurut kamu apa benar Sofia itu wanita yang dimaksud Gio?" tanya Desi.
"Ayah yakin, Sofia adalah wanita yang dimaksud oleh Gio. Karena untuk siapa lagi Gio mau capek-capek menyamar menjadi bodyguard seperti itu" balas Feri.
"Terus menurut ayah bagaimana dengan Sofia?" lanjut Desi merasa ragu.
Feri melirik ke arah Adi, orang kepercayaannya yang sudah dia suruh untuk mencari informasi tentang Sofia.
"Nona Sofia Aletrino anak dari salah satu arsitek ternama dari perusahaan DH Design, Bastian Aletrino yang merupakan orang Polandia. Dan Nona Sofia lulusan University of Paris jurusan hukum dan...."
"STOP." Desi berteriak sambil mengangkat tangannya dan membuat Adi menghentikan perkataannya. Feri menatap Desi keheranan. Nampak ekspresi kesal terlihat di wajah istrinya.
"Bunda kenapa?" tanya Feri.
"Apa ayah lupa? Dita juga berasal dari keluarga baik-baik, lulusan universitas ternama, anak salah satu sahabat kita, tapi ternyata dia hamil bersama pria lain sebelum menikah dengan Gio. Terus bagaimana dengan Sofia" tegas Desi.
"Memang Sofia kenapa?" balas Feri yang belum paham dengan maksud perkataan istrinya.
"Dia itu seorang selebritis. Sofia memang cantik, berbakat, dan terkenal, tapi justru itu yang membuat dia bisa terkena berbagai skandal lainnya suatu hari nanti. Perempuan biasa seperti Dita saja bisa menjalin hubungan dengan pria lain, apalagi Sofia yang dikelilingi pria-pria tampan dan kaya raya" ucap Desi dengan nada meninggi.
"Ya tapi kan skandal itu hanya upaya orang lain untuk merusak nama baik Sofia. Pasti di balik gemerlap kehidupannya sebagai seorang selebritis, dia adalah seorang wanita baik-baik" kata Feri setenang mungkin.
"Pokoknya bunda nggak setuju kalau Gio bersama Sofia apapun alasannya. Karena Sofia sudah terlanjur memiliki image buruk di mata publik. Bunda nggak mau nama baik keluarga kita rusak karena Sofia, apalagi kalau sampai wanita itu menyakiti putra kita" teriak Desi.
"Bunda, Gio pasti sudah mencari tahu asal usul Sofia mungkin sampai celah sekecil apapun, pasti Gio sudah mengetahui dan memperimbangkannya. Makanya Gio berani mengambil tindakan seperti ini" ujar Feri.
"Apapun alasan Gio, pokoknya bunda tidak menyukai Sofia. Titik" seru Desi lalu beranjak dari kursi sebelum suaminya memberi respon atas perkataannya.
Feri memandang Desi tanpa berkedip bahkan tanpa sadar mulutnya ternganga.
"Ini akan menjadi perjalanan cinta Gio yang paling sulit" lirih Feri.
Feri melirik ke arah Adi lalu berkata, "Kamu tetap awasi pergerakan Gio dan Sofia. Lalu laporkan segalanya kepadaku," perintah Feri.
"Baik Tuan" ucap Adi mengangguk hormat.
*****
Sofia terdiam merenung di dalam mobil sambil memandang ke luar jendela mobil. Gio memperhatikan Sofia dari kaca tengah mobil.
"Nona baik-baik saja?" tegur Gio.
Sofia terkejut saat Gio menegurnya,"Kamu ini bisa tidak berhenti bertanya apa aku baik-baik saja?"
Gio tersenyum lalu menjawab, "Karena saya mengkhawatirkan keadaan anda," tegas Gio.
Sofia langsung terdiam setelah mendengar perkataan Gio yang entah kenapa rasanya perkataan laki-laki itu sudah menembus ke ruang terdalam di hatinya.
"Danar, kita berhenti dulu di depan ya" perintah Sofia menujuk ke depan.
"Di sana?" tanya Gio menegaskan.
"Iya di gerobak tukang es buah itu" kata Sofia.
Tak berapa lama, Gio menghentikan mobil tepat di dekat tukang es buah yang dimaksud oleh Sofia. Dengan cepat Sofia turun dari mobil sebelum Gio membukakan pintu untuknya.
Sofia memasuki warung es buah itu dengan santai tanpa beban apapun. Gio dibuat tertegun melihat kondisi warung yang biasa-biasa saja. Tapi Sofia nampak sudah terbiasa berada di tempat seperti itu.
"Pak Udin" panggil Sofia kepada tukang es buah itu.
"Eh Neng Sofia. Apa kabar atuh, tambah cantik saja. Di mana Neng Alin?" tanya Udin.
"Ah Pak Udin bisa aja. Alin lagi sibuk Pak. Aku mau pesan es buah kayak biasa ya. Danar kamu mau juga?" kata Sofia.
"Boleh" jawab Gio singkat.
"Es buah spesial dua porsi ya Pak" kata Sofia.
"Siap Neng" balas Udin.
Sofia duduk di salah satu bangku dan diikuti Gio yang duduk di sebelahnya.
"Ini pesenannya Neng" ujar Udin membawa dua mangkok es buah.
"Hatur nuhun Pak" balas Sofia ramah.
"Neng Sofia sudah bisa bahasa Sunda?" tanya Pak Udin.
"Cuma hatur nuhun doang" balas Sofia terkekeh.
Udin ikut tertawa dengan kerecehan Sofia sebelum akhirnya dia meninggalkan Sofia. Gio menyendokkan es buah itu ke dalam mulutnya dan tiba-tiba di mendelik.
"Kenapa? Tidak enak?" tanya Sofia.
"Bukan itu. Ini sangat enak" balas Gio masih dengan tatapan heran.
"Kamu jangan terkejut ya kalau aku akan sering meminta ke tempat seperti ini" kata Sofia.
"Apa anda sering makan di tempat seperti ini?" tanya Gio.
"Sejak aku kecil, mamah selalu mengajarkan aku untuk hidup sederhana, karena kita tidak akan pernah tahu di masa depan akan seperti apa nasib hidup kita nantinya. Jadi kita harus tetap ingat untuk selalu berpijak di atas bumi" kata Sofia sambil tersenyum.
Wanita yang luar biasa, batin Gio terkagum-kagum.
"Saya pikir karena anda seorang selebritis jadi anda selalu makan di tempat yang mewah dan mahal" balas Gio.
"Tidak juga. Status sosial kita boleh berubah tapi gaya hidup kita tidak boleh berubah. Hidup sederhana itu menyenangkan" ucap Sofia.
Sofia dan Gio menghabiskan es buah hingga habis. Tak lupa Sofia membungkus es buah untuk kedua orang tuanya di rumah.
"Neng Sofia, itu masnya pacarnya Neng Sofia ya?" celetuk Udin saat Sofia hendak membayar pesanan es buahnya.
Mata Sofia terbelalak saat mendapat pertanyaan dari Udin. Gio justru tersenyum dalam hati mendengarnya.
"Bukan Pak Udin. Dia ini bodyguard saya, Pak" seru Sofia dengan wajah pura-pura jengkel.
"Aduh Neng Sofia, jangan cemberut atuh. Soalnya Pak Udin lihat kalian teh mirip pisan. Siapa tahu jodoh" ledek Pak Udin dengan wajah ndesonya.
"Pak Udin keturunannya Mamah Loreng ya" sambar Sofia.
Pak Udin hanya tertawa seraya melirik Gio. Setelah itu, Sofia dan Gio meninggalkan tempat itu. Gio mengantarkan Sofia kembali pulang ke rumahnya. Di perjalanan Sofia sekilas memikirkan perkataan Pak Udin yang mengatakan dia dan bodyguardnya terlihat mirip. Sesekali Sofia melirik ke arah kaca tengah mobil membandingkan wajahnya dengan wajah Gio.
"Ada apa Nona?" tanya Gio.
"Tidak ada" ketus Sofia memalingkan wajahnya.
*****
Setelah kepergian Gio dan Sofia, Okka mengajak Alin menuju restoran hotel untuk makan bersama dengan alibi ingin membahas jadwal syuting dan pemotretan iklan Sofia.
"Kita sudah selesai makan, jadi bagaimana dengan jadwal syuting iklan Sofia" ujar Alin membuka suara terlebih dahulu.
"Kenapa terburu-buru sih?" gerutu Okka.
"Aku masih ada urusan" tegas Alin dengan nada jutek.
Menggemaskan, batin Okka.
Okka rasanya ingin mencubit hidung Alin yang nampak kembang kempis karena kejengkelannya.
"Aku sudah menghubungi tim produksi iklan. Sutradara sudah memikirkan konsep iklannya, dan mereka memutuskan kalau syuting akan dilakukan di Labuan Bajo" kata Okka.
"Kapan syuting akan dilaksanakan?" tanya Alin.
"Aku belum tahu pasti. Kita masih menunggu body lotion itu selesai diproduksi dan lolos uji kelayakan. Karena produk itu masih dalam tahap pengajuan untuk mendapatkan izin dari BPOM" jelas Okka.
Alin manggut-manggut mengerti dengan penjelasan Okka. Setelah selesai berdiskusi, Alin pamit untuk pulang.
"Mau aku antar?" tawar Okka.
"Aku bawa mobil" tolak Alin halus.
Okka mengantar Alin sampai ke parkiran hotel. Saat Alin hendak berjalan keluar dari lobi hotel, ada seorang pria yang tak sengaja menabrak Alin hingga dia kehilangan keseimbangannya untuk berdiri. Dengan sigap Okka menangkap tubuh Alin. Beberapa detik mata Okka dan Alin saling bertemu dan menatap. Alin sampai merasa bahwa jantungnya sudah ingin meloncat dari tempatnya.
"Hei, anda bisa jalan atau tidak? Jalan selebar samudera, masih saja menabrak orang lain. Anda pikir ini jalan milik nenek moyang anda" bentak Okka tak terima.
Pria itu terkejut saat Okka membentaknya, ditambah lagi saat staf hotel mencoba menengahi situasi ini mengingat Okka salah satu orang penting bagian dari Herm's Group yang sudah cukup dikenal di negara daripada Gio.
"Maaf atas ketidaknyamanan ini Pak Okka" kata staf hotel.
"Sudah Okka, jangan berteriak. Malu" sela Alin yang akhirnya bisa menangkan Okka.
Pria itu pun meminta maaf kepada Okka dan Alin sebelum dia pergi.
"Kamu nggak papa kan?" tanya Okka.
"Iyaa. Ya sudah aku pergi dulu" ujar Alin buru-buru meninggalkan Okka sebelum pria itu mengikutinya lagi.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Sulaiman Efendy
LO HRS NYA DNGAR APA KATA FERI, GIO PSTI SDH LKUKN PNYELIDIKAN, MKANYA GIO RELA JDI BODYGUARD SOFIA, LO DES MAU LIAT ANAK LO JOMBLO SEUMUR HIDUP.
2023-07-24
0
Mira Wahyuni
sepertinya perjuangan Gio memperjuangkan cintanya akan rumit...terhalang restu sang bunda 😒
2021-05-19
0
maura shi
tuan & asistennya sm2 ngejar cinta cewek jutek hhhh
2021-04-08
1