Sepanjang perjalanan, setelah meninggalkan kantor Herm's Group, Alin terus mengomeli Sofia, karena dia mau menerima tawaran Okka yang ingin memberinya seorang bodyguard.
"Kenapa lo jadi marah-marah sih? Apa salahnya sebuah perusahaan yang mengontrak gue memberikan fasilitas seperti itu?" tegas Sofia yang ikut kesal.
"Tapi kalau dia bohong gimana?" ujar Alin.
"Gue tonjok mukanya" ketus Sofia dengan nada judesnya.
Kalau sudah begini, Alin tidak bisa berdebat dengan Sofia, karena dia pasti akan kalah.
"Lo udah cari tahu belum siapa yang pertama kali nyebarin foto gue sama Diego" tutur Sofia memperingatkan.
"Oh ya sampai lupa gue" kata Alin sambil menepuk keningnya.
Alin mengambil HP miliknya dan mulai menghubungi beberapa orang dalam dari beberapa media, dan tentu orang ahli IT kenalannya.
"Kalau sampai Diego emang bener sengaja melakukan ini, gue hancurin karir dia, baru tahu rasa" gerutu Sofia sambil meremas setir mobil karena amarahnya.
Alin terus sibuk berkutat dengan HP-nya sampai akhirnya matanya melotot dengan kening berkerut, "Jadi yang pertama menyebarkan gosip itu adalah salah satu akun gosip dan dia mendapatkan foto-foto lo sama Diego dari seorang fotografer. Tapi nggak ada yang tahu fotografernya siapa. Menurut gue nih fotografer sengaja menyembunyikan jati dirinya deh," ucap Alin kemudian.
"Sialan! Kalaupun gue minta gosip itu buat dihilangkan, nggak akan bisa juga. Seluruh Indonesia bahkan dunia udah ngelihat foto gue" jelas Sofia.
"Terus apa yang bakal lo lakuin, Fi?" tanya Alin.
"Ya apa lagi selain, bikin konferensi pers" ucap Sofia.
"Lo yakin?" kata Alin meyakinkan.
"Gue udah terlalu sabar menghadapi Diego. Lihat aja nanti" ujar Sofia dengan tatapan kelicikannya.
Menyeramkan. Ya itu, yang Alin rasakan saat melihat ekspresi kejam seperti itu di balik wajah cantik Sofia.
*****
Jam makan siang pun tiba, tapi Gio tidak beranjak dari ruangannya. Dia memilih untuk segera menyelesaikan semua pekerjaannya agar dia bisa fokus terhadap misinya mendekati Sofia. Entah kenapa, untuk pertama kalinya ada wanita yang benar-benar membuatnya takjub dan terpikat. Dia tidak pernah merasakan hal ini sebelumnya dengan mantan-mantannya terdahulu.
Aghata tahu bahwa Gio sama sekali belum keluar dari ruangannya untuk makan siang. Sebagai sekertaris yang perhatian kepada bosnya, Aghata sengaja menyiapkan makan siang untuk Gio walaupun dia tidak memintanya. Terdengar suara ketukan pintu dari ruangan Gio.
"Masuk" jawab Gio tanpa menoleh.
Aghata masuk dengan membawa baki berisi sepiring makanan, jus jeruk, dan segelas air putih.
"Permisi Pak" ucap Aghata.
"Hhmmm." Gio hanya menjawab dengan deheman.
"Bapak belum makan siang, jadi saya bawakan bapak makan siang kesukaan bapak" ujar Aghata dengan manisnya seperti gulali.
Gio menghentikan aktivitas menulisnya lalu beralih memandangi Aghata. Sorot matanya menunjukkan rasa tidak suka dan risih terhadap Aghata yang bersikap berlebihan dalam memberikan perhatian kepadanya.
"Saya tidak meminta kamu untuk membawakan saya makan siang" tukas Gio terkesan dingin.
Aghata terkejut melihat respon Gio yang dingin kepadanya. Ini pertama kalinya dia mendapatkan sikap dingin dari Gio.
"Ah itu, ini hanya inisiatif saya saja, Pak. Bapak kan bekerja keras seharian. Jadi alangkah lebih baik kalau bapak tidak melupakan jadwal makan siang bapak" ucap Aghata seramah mungkin.
Wanita satu ini, gumam Gio.
"Ya su..."
"Eh buat saya saja." Tiba-tiba Okka datang tanpa permisi dan langsung menyerobot baki yang dipegang Aghata dan membuat wanita itu terkejut setengah mati. Bahkan Gio belum sempat menyelesaikan perkataannya.
"Buat saya saja, Ta. Kebetulan saya merasa sangat lapar. Apalagi setelah pergi untuk meninjau pabrik" ucap Okkka dengan menaik turunkan kedua alisnya.
"Ta...tapi Pak Okka. Makanan itu untuk Pak Gio" balas Aghata tak terima.
"Memang kenapa? Saya kan juga lapar. Kenapa hanya Gio saja yang kamu perhatikan?" sindir Okka.
"Saya sudah susah-susah menyiapkan makanan ini khusus untuk Pak Gio" tegas Aghata.
Gio hanya bisa menatap perdebatan kedua tangan kanannya dengan santai sambil bersender di senderan kursi kebesarannya dengan memainkan pulpen di tangannya.
"Tapi saya juga lapar. Kamu tahu kan? Gio apa kamu keberatan jika aku mengambil makanan yang diberikan Aghata kepada kamu?" tanya Okka melirik Gio dengan memberi tatapan tengil.
Gio kembali menegakkan tubuhnya lalu menjawab, "Biarkan saja Aghata. Toh Okka hari ini sudah cukup bekerja keras. Pasti dia merasa lapar."
Kecewa. Itu yang dirasakan Aghata sekarang. Setiap kali dia berusaha mendekati Gio dengan memberinya perhatian, pasti Okka akan datang untuk mengacaukannya. Tapi, Aghata juga sulit untuk memisahkan kedua orang itu. Karena mereka selalu bersama.
"Baik Pak" jawab Aghata dengan nada tak ikhlas.
"Ya sudah, sana keluar. Kembali bekerja" tandas Okka penuh kemenangan.
Aghata pun keluar dari ruangan Gio dan tak lupa dia menutup pintu ruangan Gio seperti biasa. Okka meletakkan baki itu di meja kerja Gio dan duduk di hadapannya.
"Caper banget sih itu cewek. Untung cantik, kalau nggak, udah gue tendang dia keluar dari gedung ini" ucap Okka lalu menyuapkan sendok ke mulutnya.
"Tapi masih cantikan Sofia ke mana-mana" sela Gio tanpa menatap Okka karena dia kembali sibuk dengan berkas di hadapannya.
Okka langsung terbatuk-batuk saat mendengar ucapan Gio yang sudah terdengar sangat bucin.
"Astaga nih bocah. Belum juga apa-apa udah bucin banget. Bergetar dunia ini."
"Menurut gue Sofia itu sosok wanita yang pantas diperjuangkan. Jadi nggak salah kan kalau gue melakukan apa yang seharusya gue lakukan" potong Gio terdengar sangat yakin.
"Terserah Bapak Giovani Hermawan saja" tandas Okka menyerah.
*****
Hari sudah semakin sore, Gio sudah menyelesaikan pekerjaannya. Dia ingin segera kembali ke rumah. Setelah menyimpan semua berkas di dalam lemari, Gio segera keluar dari ruangannya. Dan disaat yang bersaman, Okka juga baru keluar dari ruangannya.
"Bareng nih?" tanya Okka.
"Ya" jawab Gio singkat.
Kenapa nih makhluk jadi jutek sih? Efek bucin pasti, batin Okka keheranan.
Keduanya pun melangkah meninggalkan kantor. Dan tentu saja keberadaan Gio dan Okka menjadi pemandangan terindah bagi karyawan wanita. Apalagi melihat ketampanan kedua pria itu yang membuat hati para wanita luluh lantah. Sosok Gio yang ramah, gagah, dan misterius menjadi daya tarik sendiri. Sementara Okka dengan tampang badboy, judes, namun menyebalkan, cukup menggemaskan menurut karyawan wanita.
Baru saja keduanya sampai di depan lobi dan hendak masuk ke dalam mobil karena Pak Anto sudah stand by di sana, Aghata datang menghampiri Gio.
"Pak Gio" panggil Aghata.
Gio hanya menoleh dan tak mengeluarkan sepatah kata pun.
"Pak ban mobil saya kempes. Boleh tidak saya bareng dengan Pak Gio" ucap Aghata tanpa malu sedikitpun.
Okka ternganga melihat ulah wanita satu ini. Sepertinya Tuhan tidak memberkahinya dengan urat malu, karena mungkin dia nyasar ke neraka saat mlaikat membagikan urat malu.
"Cih, tidak tahu malu" ujar Okka.
"Baik" balas Gio dengan datar.
Gio berjalan menghampiri Anto diikuti Aghata lalu berkata, "Pak Anto, antarkan Aghata pulang ke rumahnya," tandas Gio.
Mata Aghata melotot saat mendengar perkataan Gio, "Tapi Pak, saya maunya bareng sama bapak."
"Yang kempes itu ban mobil kamu, jadi yang kamu butuhkan adalah tumpangan saja. Jadi sopir saya akan mengantar kamu" jelas Gio dengan nada tegas.
Gio merogoh saku celananya dan mengambil sebuah kunci mobil. Ditekannya tombol pada kunci mobil itu dan langsung terdengar suara alarm mobil. Semua orang menoleh ke sumber suara dan terlihat sebuah mobil lamboghini veneno ternyata terparkir di depan kantor Herm's Group.
"Ayo Okka" ucap Gio berlalu pergi menuju mobil mewahnya dengan langkah gagahnya.
Okka memberi senyum meledek pada Aghata karena Gio berhasil mengerjai wanita itu bahkan mungkin Aghata merasa sangat jengkel. Gio dan Okka memasuki mobil, lalu Gio langsung menancapkan gas meninggalkan kantor.
"Mau pergi sekarang, Non?" tanya Anto.
"Nggak jadi" ketus Aghata meninggalkan Anto dan beralih menuju mobilnya. Karena sebenarnya mobilnya baik-baik saja, itu hanya alasan dia agar bisa dekat dengan Gio.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 101 Episodes
Comments
Agus
malaikat membagikan urat malu
2022-03-09
0
Sita Aryanti
ular kecik
2021-07-09
0
Mira Wahyuni
😂😂 Agatha2...kacian dech loe 😜
2021-05-19
0