pagi berganti siang begitupun sore berganti malam. dimana semua penghuni alam mengistirahatkan jiwa dan raga mereka. begitupun dengan Anggi, dimana dia tidak bisa memejamkan matanya. saat bayangan kejadian yg mengerikan barusan dia lihat di depan mata kepala sendiri. dimana dia melihat seorang laki-laki yg tengah menghabisi nyawa seseorang laki-laki yg sudah berumur tua.
# fall back#.
" Anggi, pulang bareng yuk".
" maaf ya Lun, kayaknya aku lembur deh, nih masih ada yg belum beres" menunjukkan berkas- berkas keuangan cafe. ya, Anggi menjadi seorang kasir dimana posisinya sangat membuatnya harus lembur.
" yaelah, Zubaidah, kan besok kamu bisa bereskan berkas- berkas ini".
" ngak bisa Lun, kan kamu tahu sendiri tadi sih Dinda menyuruh aku merevisi kembali berkas- berkas keuangan ini".
" tuh, nenek lampir, sengaja mengerjain kamu Zubaidah ".
" hmmm, ngak tahu, udah ya kalau kamu mau pulang kamu bisa kok duluan pulang".
" tapi zubaidah...!!!!.
perkataan Luna di potong oleh Anggi.
" udah ya, kamu ngak usah khawatir nanti setelah selesai ini aku akan usahakan pulang cepat kok" .
" yaudah deh, kalau gitu aku balik duluan ya, trus kalau ada apa-apa jangan lupa kabari aku dan kamu usahakan cepat selesai kan berkas ini".
" ia- ia bawel bangat sih sana pulang" jawab Anggi mengusir sahabat yg menurutnya cerewet itu.
" aku bisa pulang tanpa kamu usir zubaidah " jengkel.
" hehehe, sorry udah ah, aku mau lanjutkan dulu pekerjaan aku kalau bicara sama kamu bisa- bisa aku pulang kemaleman ".
" ia deh, bayyy zubaidah " ucap Luna melambaikan tangannya pada Anggi lalu keluar dari cafe itu menuju ke motornya yg terparkir di depan cafe. sedangkan di cafe Anggi secepat mungkin mengerjakan tugasnya itu. setelah waktu menunjukkan pukul 10 malam, akhirnya pekerjaan Anggi telah selesai.
" hua, ngantuk bangat, akhirnya tugas aku selesai juga tapi ini udah jam berapa ya" melihat jam di hpnya. betapa kagetnya dia melihat jam menunjukkan pukul 10 malam diapun bergegas membereskan berkas- berkas yg masih berserakan di meja kerjanya. setelah selesai membereskan berkas itu dia pun bergegas keluar dari cafe dan lalu pulang ke rumahnya. seperti biasa Anggi selalu menunggu bis di halte seorang diri. namun bis yg dia tunggu tak ada satupun yg lewat di depannya.
" aduh, gimana nih pasti ayah sangat khawatir di rumah terlebih ini udah kemalaman dan bis juga belum ada datang satu pun. apa yg aku harus lakukan. mau menelpon taksi tapi baterai HP aku lo bet" kecemasan di wajah Anggi.
" yaudah deh, terpaksa aku jalan kaki aja kearah sana. siapa tahu aja nanti ada kendaraan yg lewat" ucap Anggi yg terus berjalan kearah yg menurutnya dimana kendaraan akan didapatkannya. setelah menyelusuri jalan yg cukup jauh dari halte dia pun terpaksa beristirahat sejenak di depan rumah kosong.
" ahh, capek bangat. mending aku istirahat sebentar aja disini baru itu lanjut jalan lagi" ucapnya lalu duduk trotoar jalan depan rumah kosong. saat hendak beristirahat dia mendengar sebuah suara minta tolong. Anggi yg awalnya tidak memperdulikan asal suara itu. namun suara itu terus berteriak minta tolong. bulu kuduk Anggi mulai merinding merasakan hawa yg mencekam.
" kenapa malam ini sangat menakutkan buatku dan terlebih suara- suara itu membuat bulu kuduk ku merinding. apa yg harus aku lakukan. kemana aja ini kendaraan kenapa dari tadi ngak ada yg muncul satu pun" berusaha tetap waspada. namun suara jeritan minta tolong sangat keras membuat Anggi terpaksa mencari suara asal itu berada. setelah dia memastikan suara itu berasal dari rumah kosong itu dia pun melangkahkan kakinya kearah suara itu meskipun ada rasa ketakutan menghinggap di hatinya. keberanian dan tekatnya yg kuat membuatnya terpaksa harus mencari suara itu. saat dia sudah berada di rumah kosong itu, diapun melihat dari jendela betapa kejamnya seorang laki-laki menghabisi nyawa seorang laki-laki tua.
" a... a... m puni saya tuan, jangan bunuh saya, saya mohon" bersimpuh di kaki laki-laki yg membunuhnya. ya, laki-laki itu bernama Raven, seorang pis ko pat yg sangat di takuti di kalangan bisnis. Raven memiliki jiwa pis ko pat yg mampu membuat semua musuh- musuhnya mati dalam sekejap hitungan waktu saja. meskipun berdarah dingin tak mampu membuat musuh- musuhnya selamat dari genggamannya.
" hahaha, kamu bilang apa tadi tua bangka, kamu pikir saya akan luluh dengan kelakuan mu bersimpuh di kaki saya hah, ngak akan pernah karna saya tidak akan membiarkan seorang penghianat sepertimu lolos dari saya!!! " kekejaman di wajahnya.
" ma... ma... afkan saya tuan, saya tahu saya salah ,saya tidak bermaksud mengambil uang perusahaan " terus meminta maaf pada Raven, namun Raven tak menghiraukan perkataan laki-laki tua itu.
" cuih, sampai kapan pun saya tidak akan mengampuni penghianat sepertimu!!!! " ucap Raven dengan emosi yg sudah tak tertahan lagi.
" sa... sa... ya mohon tuan, ampuni saya, saya terpaksa mengambil uang perusahan buat istri saya" . ya, Laki-laki tua itu bernama pak Budi, dia mempunyai istri yg sangat suka berfoya-foya. istrinya setiap hari hanya shoping, arisan dan jalan- jalan. pak Budi terpaksa mengambil uang perusahaan untuk menutupi hutang sang istri. namun pak Budi tak mengetahu resiko yg diambilnya asal istrinya tidak di penjara.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 67 Episodes
Comments